Logo
>

Kursi Petinggi Pertamina Mulai Diduduki Orangnya Prabowo

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kursi Petinggi Pertamina Mulai Diduduki Orangnya Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Seiring masuknya sejumlah relawan atau pendukung Presiden-Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, berhembus kabar tak lama lagi pucuk pimpinan di PT Pertamina (Persero) akan berganti.

    Pengamat Ekonomi dari Datanesia Institute, Herry Gunawan, dengan tegas menyatakan bahwa penunjukan sejumlah komisaris BUMN, tak kecuali Pertamina, sarat dengan kepentingan politik daripada profesionalisme.

    Menurutnya, hal itu mencederai independensi dan integritas orang yang ditunjuk, bahkan BUMN terkait.

    Dia mencontohkan pengangkatan aktor Fauzi Baadilla sebagai Komisaris Independen PT Pos Indonesia dan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menjadi Komisaris MIND ID, BUMN pertambangan. Kata Herry, keduanya merupakan pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

    "Ini yang berpotensi menjadi masalah," katanya kepada Kabar Bursa, Sabtu 10 Agustus 2024.

    Herry mengingatkan bahwa pengangkatan ini berpotensi melanggar Peraturan Menteri BUMN Nomor 3 tahun 2023, yang dengan tegas melarang pengurus partai politik untuk menjabat sebagai komisaris BUMN.

    Lalu, Herry menyebut profil eks Kapolda Riau, Condro Kirono, yang kini menjabat sebagai Komisaris Independen Pertamina. Penunjukan Condro Kirono dilakukan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Senin, 10 Juni 2026.

    Katanya, Condro Kirono adalah Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 lalu. Begitu juga dengan pengangkatan Prabu Revolusi sebagai Komisaris di PT Kilang Pertamina Internasional. Prabu adalah anggota TKN Prabowo-Gibran.

    "Yang sangat mencuri perhatian adalah pengangkatan Siti Zahra Aghnia sebagai Komisaris Pertamina Patra Niaga yang mana bersangkutan adalah istri dari Ketua Tim Fanta Prabowo-Gibran," ujarnya.

    "Jangan-jangan, nanti keponakan, sepupu, atau tetangga tim sukses Pabowo-Gibran juga bisa masuk," sambungnya.

    Dia mempertanyakab apakah pengangkatan komisaris-komisaris di sejumlah BUMN tersebut diketahui atau izin Prabowo. Menurutnya ada dua kemungkinan yang berpotensi melatari penunjukkan komisaris-komisaris dari TKN maupun partai pendukung Prabowo-Gibran.

    Motif Relawan jadi Petinggi di BUMN

    Menurut Herry Gunawan, ada dua kemungkinan yang melatarbelakangi pengangkatan relawan atau pendukung Prabowo-Gibran masuk ke jajaran komisaris BUMN. Pertama, sebagai upaya pihak-pihak yang berwenang untuk menanam jasa kepada Prabowo dan keluarganya, berharap di masa depan bisa diangkat jadi menteri atau setidaknya tidak diganggu.

    "Ya harapan, ke depan masih atau bisa diangkat jadi menteri, atau minimal jangan diganggu," kata Herry.

    "Kedua, bukan tak mungkin ini adalah bagian dari upaya pembusukan terhadap Prabowo, untuk membuatnya terlihat haus kekuasaan dengan menunjuk orang-orang dekatnya, padahal bisa saja Prabowo tidak tahu apa-apa soal pengangkatan ini. Atau mungkin, Prabowo tahu soal pengangkatan itu, tapi dia enggak mau ribut," ujar Herry menambahkan.

    Kondisi ini, lanjut Herry, sangat memprihatinkan. BUMN seperti Pertamina dijadikan "ladang taruhan" bagi dua kemungkinan tersebut. Selain menjadi ajang perebutan kepentingan politik, BUMN ini juga seolah-olah dijadikan tempat penampungan bagi aktivis dan pengurus partai politik.

    Korupsi Petral Pertamina

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melanjutkan penyelidikan terhadap sejumlah pejabat Pertamina dalam kasus dugaan korupsi terkait pemberian hadiah atau janji dalam perdagangan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Services (PES) Pte. Ltd., anak perusahaan PT Pertamina (Persero).

    Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, mengungkapkan bahwa pemeriksaan berlangsung di Gedung KPK Merah Putih pada Rabu 7 Agustus 2024

    Para saksi yang dipanggil mencakup Lina Rosmauli Sinaga, Manager Integrated Supply Planning PT Pertamina; Luhur Budi Djatmiko, mantan Direktur Umum PTMN PT Pertamina; Mei Sugiharso, VP Legal Counsel Downstream PTMN PT Pertamina; dan Mindaryoko, BOD Support Manager PT Pertamina.

    Kasus ini merupakan isu lama yang belum tuntas dalam upaya pemberantasan mafia migas oleh KPK.

    Sebelumnya, KPK telah menetapkan Bambang Irianto, mantan Direktur Petral, sebagai tersangka penerima suap senilai USD2,9 juta pada 10 September 2019. Bambang juga diduga menerima sejumlah uang dari perusahaan Kernel Oil antara tahun 2010-2013.

    Pada tanggal 13 Mei 2015, di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), Petral dibubarkan secara resmi. Namun, nama Petral kembali mencuat ke permukaan setelah KPK mengumumkan penangkapan Bambang Irianto sebagai tersangka suap dalam kasus dugaan mafia migas pada 11 September 2019.

    KPK kini kembali aktif menyelidiki kasus yang belum sepenuhnya terpecahkan ini. Dalam prosesnya, sejumlah saksi telah dipanggil untuk memberikan keterangan. Tessa menjelaskan bahwa keterlambatan dalam pengusutan kasus ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dan data yang harus diperoleh dari luar negeri.

    "Beberapa informasi dan data yang dibutuhkan berada di wilayah yuridiksi negara lain," ujar Tessa.

    Pekan ini, KPK melanjutkan pemanggilan saksi untuk mengusut kasus ini lebih lanjut. Saksi yang diperiksa mencakup mantan dewan komisaris PES dan mantan Direktur Keuangan PTMN PT Pertamina, Ferederick ST Siahaan; mantan dewan direksi PTMN PT Pertamina, Ginanjar Sofyan; Senior Analyst Downstream PT Pertamina, Imam Mul Akhyar; Account Receivables Manager PT Pertamina, Iswina Dwi Yunanto; Cost Management Manager. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.