KABARBURSA.COM - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menepis anggapan bahwa penetapan target lifting minyak bumi sebesar 600.000 barel per hari (bph) dalam asumsi makro 2025 menandakan adanya penurunan di sektor hulu migas. Menurutnya, angka tersebut tidak menunjukkan penurunan drastis, melainkan tetap dalam kategori normal untuk sektor ini.
"Target lifting 600.000 barel per hari bukan berarti ada penurunan yang signifikan. Memang, dalam kondisi normal, penurunan terjadi, namun ini masih dalam batas wajar. Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) dalam asumsi makro 2025 tetap berada di level USD82 per barel," ujar Dadan usai menghadiri Pidato Nota Keuangan 2024/RAPBN 2025 di kompleks parlemen pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Dadan menjelaskan bahwa target lifting yang tampak menurun pada 2025 sebenarnya mencerminkan normal declining rate atau laju penurunan yang wajar dalam produksi siap jual di sektor hulu migas. Penurunan ini merupakan fenomena alami yang selalu terjadi dalam produksi minyak dan gas. "Penurunan sekitar 5 persen itu masih dalam upaya pemerintah untuk menahan penurunan produksi minyak. Pemerintah telah berusaha keras untuk menambah produksi dari sumber lain," jelasnya.
Meskipun target lifting minyak bumi tahun 2025 ditetapkan hanya 600.000 bph, Dadan optimistis bahwa hal ini tidak akan berdampak signifikan pada peningkatan impor minyak dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia pada tahun mendatang. Sebaliknya, pemerintah tengah gencar mendorong diversifikasi energi, termasuk pengembangan kendaraan listrik yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi BBM secara signifikan.
Selain itu, penggunaan bioetanol dari sumber daya dalam negeri juga menjadi bagian dari strategi pengurangan konsumsi BBM. "Kita punya banyak cara untuk mengurangi ketergantungan pada BBM impor, termasuk melalui dorongan kendaraan listrik dan bioetanol," tambah Dadan.
Sebagai informasi tambahan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan bahwa realisasi lifting minyak pada semester I 2024 berada di angka 576 million barrels of oil per day (MBOPD). Angka ini masih berada di bawah target lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dan Work Program & Budget (WP&B) 2024 masing-masing sebesar 635 MBOPD dan 589,5 MBOPD.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa realisasi lifting minyak yang lebih rendah dari target ini disebabkan oleh gangguan banjir yang menghambat aktivitas pengeboran (drilling). "Pada semester I, kegiatan pengeboran terhambat oleh banjir yang melanda di berbagai daerah, sehingga aktivitas pengeboran tidak bisa dilakukan selama lebih dari satu bulan. Hal ini menyebabkan keterlambatan yang berdampak pada realisasi produksi minyak kita yang hanya mencapai 576 MBOPD," ungkap Dwi pada akhir Juli.
SKK Migas memproyeksikan bahwa hingga akhir tahun 2024, realisasi lifting minyak Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 595 MBOPD, atau sekitar 94 persen dari target APBN 2024 dan 99 persen dari target WP&B yang sebesar 596,4 MBOPD.
APBN 2024
- ICP: USD82/barel
- Inflasi: 2,8 persen
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2 persen
- Nilai tukar: Rp15.000/USD
- Lifting minyak: 635.000 BOPD
- Lifting gas: 1,033 juta BOEPD
RAPBN 2025
- ICP: 82
- Inflasi: 2,5 persen
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2 persen
- Nilai tukar: Rp16.100/USD
- Lifting minyak : 600.000 BOPD
- Lifting gas: 1,005 juta BOEPD
Harga Minyak Mentah Indonesia
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan proyeksi menarik mengenai harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) untuk 2025. Menurutnya, harga ICP diperkirakan akan tetap stabil di angka USD82 per barel, sama seperti yang ditetapkan untuk tahun 2024.
Dalam pidatonya mengenai RUU APBN 2025 dan penyampaian Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta pada Jumat, 16 Agustus 2024, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa lifting minyak diperkirakan akan mencapai 600 ribu barel per hari (bph), sementara lifting gas bumi diestimasi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.
“Prediksi kami menunjukkan bahwa harga ICP akan berada di USD82 per barel. Untuk lifting minyak, kami perkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari,” ujar Presiden Jokowi.
Target lifting minyak ini mengalami penurunan dari angka yang ditetapkan dalam APBN 2024, yaitu sebesar 635 ribu barel per hari. Begitu juga dengan lifting gas, yang diperkirakan turun dari 1,033 juta barel setara minyak per hari pada tahun ini.
Selain itu, Jokowi memprediksi bahwa nilai tukar Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.100 per US Dollar dan suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun diproyeksikan berada pada level 7,1 persen.
Secara keseluruhan, proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan penurunan signifikan dalam target lifting migas dibandingkan tahun 2024, dengan target lifting minyak yang ditetapkan mencapai 635 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 5.785 MMSCFD. (*)