KABARBURSA.COM - Aksi Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan telah dinantikan oleh banyak pihak dalam beberapa bulan terakhir. Pemotongan ini kemungkinan besar merupakan langkah awal dari serangkaian penurunan federal funds rates (FFR).
Salah satu perusahaan pengecatan profesional pimpinan Kelly Mardis menjadi salah satu pihak yang menantikan keputusan The Fed. Sekitar seperempat dari bisnis Mardis bergantung pada agen real estat yang mempersiapkan rumah untuk dijual atau pembeli rumah baru.
"Permintaan pelanggan menurun drastis sejak Maret 2022, tepat setelah The Fed mulai menaikkan suku bunga, yang berlanjut hingga Juli 2023," katanya, seperti dilansir Associated Press, Senin, 16 September 2024.
Akibat kontraksi di pasar perumahan, Mardis terpaksa merumahkan setengah dari 30 karyawannya. Ini adalah masa tersulit yang pernah dialaminya dalam 14 tahun menjalankan bisnis.
Namun, dengan dimulainya pemangkasan suku bunga oleh Fed pada Rabu, 18 September 2024 Mardis optimistis tentang masa depan. Pemotongan suku bunga Fed biasanya menurunkan biaya pinjaman, seperti hipotek, pinjaman mobil, kartu kredit, dan pinjaman bisnis.
"Saya 100 persen yakin ini akan membuat perbedaan besar. Saya sangat menantikannya," ujar Mardis.
Meski demikian, masih banyak ketidakpastian terkait hasil pertemuan The Fed minggu ini. Para pembuat kebijakan akan mengurangi suku bunga acuan, yang saat ini berada di 5,3 persen. Mereka kemungkinan akan memotong seperempat poin, atau bahkan setengah poin.
Selain itu, mereka berencana untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut pada pertemuan di bulan November dan Desember hingga 2025. Biaya pinjaman yang lebih rendah diharapkan datang tepat waktu untuk mendukung ekonomi yang meski masih tumbuh, sudah menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Ketua Fed, Jerome Powell, menegaskan dalam pidatonya bulan lalu di Jackson Hole, Wyoming, bahwa mereka siap memangkas suku bunga guna mendukung pasar tenaga kerja dan mencapai "soft landing", yakni ketika inflasi berhasil dikendalikan tanpa memicu resesi dan lonjakan pengangguran.
Namun, belum ada kepastian apakah Fed dapat mencapai hal ini. Satu kabar baik adalah ketika Powell dan pejabat The Fed lainnya mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan, beberapa suku bunga mulai turun sebagai antisipasi.
Rata-rata suku bunga hipotek 30 tahun turun menjadi 6,2 persen minggu lalu, level terendah dalam 18 bulan terakhir, dari puncaknya hampir 7,8 persen, menurut Freddie Mac. Suku bunga lainnya, seperti imbal hasil obligasi Treasury lima tahun yang mempengaruhi suku bunga pinjaman mobil, juga turun.
"Itu sangat membantu menurunkan biaya pinjaman secara keseluruhan. Ini memberikan kelonggaran yang sangat dibutuhkan oleh konsumen," kata Kathy Bostjancic, kepala ekonom di Nationwide Financial.
Kini, bisnis pun dapat meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, yang berpotensi meningkatkan pengeluaran investasi.
"Pertanyaannya adalah apakah ini terjadi cukup cepat untuk memberikan soft landing yang diharapkan," kata Gennadiy Goldberg, kepala strategi suku bunga AS di TD Securities.
Pemangkasan Berapa Poin?
Banyak ekonom berharap The Fed akan mengumumkan pemangkasan suku bunga setengah poin minggu ini, terutama karena mereka merasa pemangkasan seharusnya sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya di bulan Juli. Para traders di Wall Street pada Jumat, 13 September 2024 kemarin menunjukkan ekspektasi bahwa The Fed akan melakukan setidaknya dua pemangkasan suku bunga setengah poin sebelum akhir tahun, berdasarkan harga berjangka.
Namun, Goldberg memperingatkan bahwa pemotongan setengah poin minggu ini bisa berisiko. Hal ini mungkin menandakan kepada pasar bahwa Fed lebih khawatir tentang kondisi ekonomi daripada yang terlihat. "Pasar mungkin berpikir ada sesuatu yang salah, dan Fed melihat ada masalah besar yang akan datang," kata Goldberg.
Yang lebih penting daripada tindakan Fed pada hari Rabu adalah laju penurunan suku bunga hingga tahun depan dan titik akhirnya. Jika Fed menyimpulkan bahwa inflasi sudah terkendali dan mereka tidak perlu lagi memperlambat ekonomi, maka suku bunga acuan bisa berada di tingkat "netral", yang diperkirakan serendah 3 persen. Ini akan membutuhkan serangkaian penurunan suku bunga lebih lanjut.
Banyak ekonom berpendapat bahwa ekonomi membutuhkan tingkat suku bunga yang jauh lebih rendah. Diane Swonk, kepala ekonom di KPMG, mencatat bahwa rata-rata perekrutan hanya 116.000 per bulan dalam tiga bulan terakhir, angka yang mencerminkan pertumbuhan lapangan kerja yang lambat pasca-Resesi Hebat 2008-2009. Tingkat pengangguran juga telah naik hampir satu persen menjadi 4,2 persen.
“Ada kelemahan di pasar tenaga kerja saat perekrutan tidak berjalan dengan baik. Ini masih pasar tenaga kerja yang jauh lebih lemah dari yang kami duga,” kata Swonk.
Meski demikian, pemangkasan suku bunga Fed dapat memberikan dorongan penting bagi ekonomi pada saat yang tepat. Michele Raneri, kepala penelitian AS di TransUnion, mencatat bahwa suku bunga yang lebih rendah mendorong konsumen untuk merestrukturisasi utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit, ke dalam pinjaman pribadi dengan biaya lebih rendah. Ini dapat meringankan beban keuangan mereka.
Setelah suku bunga hipotek turun di bawah 6 persen, Raneri memperkirakan lebih banyak pemilik rumah akan bersedia menjual, daripada terus menahan diri karena tidak ingin mengganti hipotek dengan suku bunga lebih tinggi. Lebih banyak penjualan rumah dapat membantu mengatasi krisis pasokan yang membuat pembeli rumah pertama kesulitan.
“Ini bisa memecah kebuntuan yang selama ini kita hadapi, yaitu persediaan rumah yang rendah. Kita butuh orang-orang mulai pindah untuk memutar roda pasar ini,” kata Raneri.
Bisnis kecil lainnya juga melihat tanda-tanda bahwa permintaan pelanggan mulai bangkit. Brittany Hart, pemilik firma konsultasi perangkat lunak di Phoenix yang bekerja dengan pialang hipotek, pengelola aset, dan bank, melihat minat yang meningkat dari klien potensial dalam adopsi perangkat lunak baru untuk meningkatkan efisiensi. Hal ini karena mereka berharap pasar perumahan akan membaik.
Hart bahkan mulai mencari tiga karyawan baru untuk membantu menangani lonjakan bisnis yang ia perkirakan, menambah jumlah stafnya yang saat ini berjumlah sekitar 20 orang.
"Ini adalah tanda pertama bahwa kita mulai kembali ke aktivitas normal di pasar perumahan," pungkas Hart. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.