Logo
>

Mengintip Peluang Bitcoin Jelang Pelantikan Donald Trump

Ditulis oleh Yunila Wati
Mengintip Peluang Bitcoin Jelang Pelantikan Donald Trump

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tidak lama lagi, presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, akan segera dilantik, tepatnya pada 20 Januari 2025. Trump yang begitu peka terhadap Bitcoin, diharapkan mampu membawa aset kripto ini melesat di tahun Naga Kayu.

    Pada tahun 2024, Bitcoin mengalami lonjakan harga yang signifikan, lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya, didorong oleh persetujuan regulator pasar saham Amerika Serikat (AS) untuk produk exchange-traded funds (ETF) yang terhubung dengan harga spot Bitcoin. Kabar ini membawa optimisme lebih lanjut, terutama karena banyak yang berharap regulasi terkait cryptocurrency semakin melonggar. Apalagi dengan kembalinya Donald Trump yang berjanji akan menjadikan AS sebagai "crypto capital of the planet."

    Harga Bitcoin mencapai USD100.000 pada awal bulan ini, sebuah pencapaian yang telah memicu semangat para pendukung cryptocurrency. Kenaikan harga lebih dari 120 persen pada Bitcoin dan lonjakan hampir 50 persen pada Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua, telah mendorong total kapitalisasi pasar sektor ini mencapai sekitar USD3,5 triliun. Banyak analis optimis harga Bitcoin akan terus melonjak pada tahun 2025. Beberapa dari mereka bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai puncak USD200.000 pada akhir 2025.

    Perusahaan perangkat lunak, MicroStrategy, yang kini menjadi pemegang Bitcoin terbesar secara korporat, melihat harga sahamnya meroket hampir lima kali lipat pada 2024. Saham MicroStrategy kini dianggap sebagai proxy bagi Bitcoin, karena pergerakan sahamnya sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap cryptocurrency tersebut. Banyak perusahaan lain juga mengikuti jejak MicroStrategy dengan mengalokasikan sebagian dana mereka untuk Bitcoin.

    Mengutip Reuters, Kamis, 2 Januari 2025, analis Bernstein berpendapat bahwa Bitcoin berpotensi menggantikan emas sebagai "store of value" atau alat penyimpan nilai utama dalam dekade mendatang. Mereka percaya bahwa Bitcoin akan menjadi bagian permanen dari alokasi aset multi-asset dan manajemen kas korporasi, yang sebelumnya menjadi domain emas.

    Optimisme yang mendorong kenaikan ini mulai muncul pada Januari 2024, saat U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) mengesahkan ETF pertama yang melacak harga spot Bitcoin. Keputusan ini diharapkan memberi legitimasi institusional pada cryptocurrency dan meningkatkan daya tariknya di kalangan investor mainstream. Hal ini semakin diperkuat dengan diluncurkannya ETF oleh perusahaan-perusahaan besar seperti BlackRock dan Fidelity.

    Selain itu, kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat juga meningkatkan posisi industri cryptocurrency. Banyak pendukung crypto yang menyumbangkan dana besar pada kampanye Trump, berharap dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah yang lebih mendukung sektor ini.

    Sementara itu, banyak saham terkait cryptocurrency yang juga meraih keuntungan besar pada 2024, dengan MicroStrategy, Coinbase, dan perusahaan penambang Bitcoin Hut 8 termasuk di antara yang paling diuntungkan. Namun, ada juga beberapa perusahaan penambang lainnya yang mengalami kesulitan. Misalnya, Riot Platforms, Marathon Digital, dan Bit Digital mengalami penurunan harga saham antara 26 persen hingga 32 persen pada tahun ini akibat margin yang menyempit karena tingginya biaya energi dan perangkat keras.

    Momen Parabola Menuju USD120.000

    Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di level USD94.000-an. Target berikutnya? Berdasarkan analisis Shrivastava harganya akan menyentuh level USD120.000 (Rp1,92 miliar). Sebuah angka yang terdengar fantastis, namun bukan mustahil jika kita melihat grafik mingguan yang menunjukkan pola parabola. Momentum bullish ini memperlihatkan potensi yang sangat besar, sejalan dengan ekspektasi banyak pihak bahwa Bitcoin akan melampaui all-time high (ATH) sebelumnya di USD108.384 (Rp1,734 miliar).

    Dalam kerangka waktu makro, Bitcoin tampaknya sedang membangun fondasi kokoh, khususnya antara kuartal kedua dan ketiga tahun 2024. Fondasi ini akan menjadi batu loncatan penting bagi Bitcoin untuk melaju lebih tinggi. Jika tren ini terus berlanjut, melampaui USD120.000 dalam beberapa bulan mendatang bukan sekadar angan-angan.

    Namun, tidak ada perjalanan tanpa risiko. Jika para holder jangka pendek memutuskan untuk menjual kepemilikan mereka, Bitcoin bisa saja terperosok ke level support di USD89.586 (Rp1,433 miliar). Jika level ini gagal dipertahankan, skenario terburuk membawa Bitcoin ke angka USD72.569 (Rp1,161 miliar), yang berarti pembatalan narasi bullish yang saat ini mengemuka.

    Tentu saja, kondisi pasar jangka pendek akan sangat menentukan arah Bitcoin. Namun, dengan dukungan sentimen bullish yang semakin kuat dan formasi parabola yang terlihat, Bitcoin masih memiliki peluang besar untuk kembali bersinar.

    Di dunia kripto, harapan selalu berdampingan dengan risiko. Jadi, apakah ini waktunya membeli atau menunggu? Seperti biasa, pasar Bitcoin tidak pernah memberikan jawaban mudah. Tapi satu hal yang pasti, kisah Bitcoin menuju USD120.000 (Rp1,92 miliar) adalah drama yang layak untuk terus diikuti. Beragam pandangan analis pun bermunculan yang menawarkan optimisme sekaligus peringatan soal risiko yang membayangi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79