Meriahkan Pilkada Serentak, HIPPINDO Tawarkan Menu Pilkada Fun

KABARBURSA.COM - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah, optimis pada hajatan demokrasi Pilkada Serentak 2024 akan memberikan dampak positif bagi sektor ritel.

Katanya, biasanya setiap hajatan pesta demokrasi seperti pemilu dan Pilkada akan banyak pemesan sablon dan pembuatan atribur-atribut kampanye lainnya seperti bendera dan banner.

“Selain pembuatan kaos, bendera dan banner, usaha makanan dan minuman juga terkerek naik permintaannya,” kata Budihardjo saat ditemui Kabar Bursa di acara Indonesia Retail Summit 2024, Jakarta Utara, 29 Agustus 2024.

Terkhusus bisnis makanan dan minuman, HIPPINDO berencana akan meluncurkan program ‘Pilkada Fun’ sebagai kelanjutan program ‘Kelingking Fun’ pada Pemilu 2024 lalu.

Kata Budihardjo, biasanya saat memantau perhitungan suara pemilu masyarakat membutuhkan suguhan makanan dan minuman untuk disantap bersama-sama.

“Di Pilkada Serentak nanti bakal ada ‘Pilkada Fun’. Kita akan beri diskon bagi yang nyoblos,” tuturnya.

Budihardjo mengungkapkan, saat program ‘Kelingking Fun’ dilaksanakan terjadi peningkatan penjualan hingga dua sampai tiga kali lipat per harinya, karena banyak orang yang setelah mencoblos memilih untuk nongkrong sambil memantau hasil pemilu.

“Waktu di Klingking Fun bagus hasilnya. Dalam satu hari penjualan naik dua sampai tiga kali, karena usai nyoblos, masyarakat nongkrong bareng sambil memantau hasil pemungutan suara,” tuturnya.

Bahkan, kata Budihardjo, program Klingking Fun berhasil mendorong masyarakat untuk berkunjung ke mal sehingga terjadi lonjakan okupansi dan omzet ritel.

“Rata-rata tingkat pengunjung melonjak hingga 50 persen dibandingkan hari biasanya. Sedangkan omzetnya meningkat tiga kali lipat,” terang Budihardjo.

“Kalau berdasarkan dari hasil survei lisan yang kita minta dari beberapa sektor, dibandingkan dengan hari biasa, lonjakannya naik tiga kali lipat. Misalnya, hari biasa Rp10 juta, di hari itu Rp30 juta,” ungkapnya.

Adapun sektor yang paling banyak diminati adalah makanan dan minuman (F&B), hiburan, dan fesyen. Jika diurutkan, F&B menjadi yang paling banyak dikunjungi, diikuti sektor fesyen di posisi kedua.

“Restoran, kafe ramai dengan pengunjung, setelah itu pakaian. Salon juga ramai. Sepulang dari nyoblos, nongkrong di pusat belanja atau ke pertokoan,” ujar Budihardjo.

Budihardjo menyebut tujuan utama dari program seperti Pilkada Fun adalah mengurangi angka golput yang diperkirakan akan meningkat.

Selain itu, dirinya bersama-sama dengan pengusaha ritel dan pusat belanja lainnya berupaya menciptakan suasana damai selama pemilu.

“Kita kan enggak tahu mereka memilih calon yang mana, itu terserah mereka. Tapi di dalam pusat belanja kita semua bersatu, tidak ada gesekan. Tidak hanya memberikan diskon, gerakan ini juga memiliki tujuan anti golput dan gerakan bersatu,” pungkasnya.

Omzet Sektor Ritel di Jakarta Rp700 Triliun per Tahun

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa jumlah ritel di suatu negara dapat menjadi indikator pertumbuhan ekonomi nasional.

Kata Airlangga, menurut laporan World Bank, sektor konsumsi atau ritel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan sejak 2022. Pusat perbelanjaan di Indonesia, terutama di Jakarta, termasuk dalam kategori yang terbaik dan modern.

“Berapa jumlah Alfamarat, Indomaret, Ace Hardware, itu menjadi indikator ekonomi nasional. Berapa outlet daripada iBox, itu juga jadi indikator daya beli ritel kita,” ujar Airlangga dalam pembukaan Indonesia Retail Summit 2024 di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2024.

Airlangga menyampaikan dia mendengar dari Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah bahwa omzet industri ritel di Jakarta mencapai hingga Rp 700 triliun per tahun.

“Saya ingin menyampaikan bahwa ritel di Jakarta ini, memang tadi Pak Budi (Ketua Umum HIPPINDO) mengatakan omzet yang ada di ruangan ini Rp700 triliun per tahun. Jadi ini adalah sebuah angka yang besar,” katanya.

Airlangga juga menjelaskan bahwa sektor ritel di Jakarta kuat karena pendapatan per kapita di kota ini telah melewati jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Rata-rata pendapatan di Jakarta, menurut Airlangga, telah mencapai USD20.000 atau sekitar Rp300 juta per tahun, yang mendorong berdirinya berbagai pusat perbelanjaan.

“Sebetulnya kalau kita monitor pertumbuhan ekonomi itu bisa monitor, jenis ritel di kota itu bisa mencerminkan berapa level income per kapita,” katanya.

Bahkan,  dia mengungkapkan, pertumbuhan pesat industri ritel di Jakarta dapat dilihat dari kualitas mal yang lebih baik dari negara lain.

Dengan demikian menurutnya, pesatnya industri ritel di Jakarta membuat pendapatan per kapita kota tersebut mencapai USD20.000 per tahun, sehingga pertumbuhan ritelnya terus digenjot. Hal ini kata dia, juga perlu dicontoh kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Kita tahu kalau mal di Indonesia khususnya Jakarta lebih baik dari berbagai mal di global, termasuk di San Francisco,” jelas Airlangga.

Airlangga memastikan pemerintah akan terus mendukung daya beli masyarakat kelas menengah dengan memberikan berbagai program seperti bantuan iuran BPJS Kesehatan, Kartu Prakerja, dan subsidi energi.

“Jadi inilah program bantalan yang dilakukan oleh pemerintah agar setiap masyarakat punya akses saving untuk daya beli dan juga untuk ke depan. Middle class kita kan cirinya adalah yang dibeli atau yang dibelanjakan itu beyond food and beverage, selain makanan dan minuman,” ucap Airlangga. (*)