Logo
>

Minyak Naik Lagi, Harapan Rate Cut AS Kembali Panaskan Pasar Energi

Harga minyak menguat setelah ekspektasi pemangkasan suku bunga AS meningkat dan keraguan muncul atas peluang kesepakatan damai Rusia–Ukraina.

Ditulis oleh Syahrianto
Minyak Naik Lagi, Harapan Rate Cut AS Kembali Panaskan Pasar Energi
Ilustrasi: Fasilitas rig minyak (Foto: Pexels/Umar Affan)

KABARBURSA.COM – Harga minyak dunia ditutup menguat sekitar 1 persen pada perdagangan Senin, 24 November 2025, waktu New York. 

Kenaikan ini dipicu meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan Amerika Serikat pada Desember, serta keraguan baru terhadap peluang tercapainya kesepakatan damai Rusia–Ukraina yang dapat meningkatkan ekspor minyak Moskow.

Kontrak Brent naik 81 sen atau 1,3 persen ke USD63,37 per barel. West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 78 sen atau 1,3 persen ke USD58,84 per barel. Pada Jumat pekan lalu, kedua acuan minyak tersebut ditutup pada level terendah sejak 21 Oktober.

AS dan Ukraina disebut berupaya mempersempit perbedaan dalam rancangan proposal damai yang telah direvisi, setelah sebelumnya Kyiv dan negara-negara Eropa menilai usulan awal terlalu menguntungkan Rusia. Menurut Ritterbusch and Associates, pelemahan harga minyak dalam beberapa hari terakhir terutama dipicu oleh laporan kemajuan pembicaraan damai.

Namun firma riset energi itu menilai penurunan premi risiko lebih dari 5 persen terlalu berlebihan, mengingat konflik berpotensi kembali berlarut dan memunculkan kembali risiko geopolitik di pasar minyak.

Sanksi Amerika Serikat terhadap perusahaan minyak Rusia seperti Rosneft dan Lukoil, yang mulai berlaku Jumat lalu, seharusnya memberikan tekanan pasokan yang dapat mengangkat harga. Namun, menurut Jorge Montepeque dari Onyx Capital, perhatian pasar justru tersita oleh dinamika negosiasi damai.

Perhitungan Reuters menunjukkan pendapatan minyak dan gas Rusia berpotensi turun sekitar 35 persen secara tahunan pada November menjadi 520 miliar rubel atau USD6,59 miliar, akibat harga minyak yang lebih rendah dan penguatan rubel. 

Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyebut adanya “momentum baru” dalam upaya diplomatik mengakhiri perang, dan menegaskan komitmen Uni Eropa untuk terus mendukung Ukraina.

Suku Bunga Amerika Serikat

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan data yang tersedia menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih cukup lemah untuk mendukung pemangkasan suku bunga seperempat poin. 

Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Namun, pelaku pasar global masih terbelah mengenai peluang pemangkasan dalam rapat The Fed pada Desember, menyusul sinyal campuran dari data tenaga kerja terbaru.

Di Jerman, survei menunjukkan sentimen bisnis turun tak terduga pada November karena meningkatnya pesimisme pelaku usaha terhadap pemulihan ekonomi. 

JPMorgan memperkirakan harga Brent berada di USD57 per barel dan WTI di USD53 per barel pada 2027, dengan proyeksi 2026 tetap di USD58 dan USD54.

Perkembangan Global

Pemerintah AS resmi menetapkan Cartel de los Soles Venezuela sebagai organisasi teroris asing, yang menambah lapisan sanksi baru terhadap kelompok yang dianggap melibatkan Presiden Nicolas Maduro dan sejumlah pejabat tinggi negara tersebut.

Sanksi terhadap Venezuela, anggota OPEC, turut menopang harga minyak karena membatasi ekspor negara tersebut.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengatakan telah melakukan pembicaraan telepon “sangat baik” dengan Presiden China Xi Jinping. Keduanya membahas perang di Ukraina, perdagangan fentanyl, dan isu pertanian. 

Pelaku pasar energi menilai komunikasi positif antara dua ekonomi terbesar dunia itu sebagai faktor pendukung permintaan minyak. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.