Logo
>

MSCI Naikkan Rating ESG BNI Menjadi A

BNI naik rating ESG ke A versi MSCI, dorong pembiayaan hijau dan strategi likuiditas digital pasca penurunan BI Rate demi masa depan keuangan yang berkelanjutan.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
MSCI Naikkan Rating ESG BNI Menjadi A
Pengunjung melintas di depan gerai BNI FX Sudirman, Jakarta. (Foto: Dok KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Morgan Stanley Capital International (MSCI) menaikan rating Environmental, Social, and Governance (ESG) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). 

Rating BNI naik menjadi A pada Juni 2025 berkat penguatan praktik tata kelola dan manajemen risiko ESG terkait pembiayaan. Sebelumnya, Perseroan berada di rating BBB pada Juni 2024.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, kenaikan rating ESG ini mencerminkan integrasi aspek keberlanjutan dalam strategi bisnis perusahaan, mulai dari produk, layanan, hingga penguatan tata kelola dan pengelolaan risiko.

Ia menyatakan peningkatan rating ESG ini menjadi bukti nyata bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon bagi perusahaan, melainkan prinsip dasar dalam menjalankan bisnis. 

"Ke depan, BNI berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi keuangan yang bertanggung jawab demi menciptakan masa depan yang lebih hijau dan inklusif," kata Okki dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Juli 2025.

Adapun pada aspek lingkungan, disebutkan, BNI mendukung transisi menuju ekonomi hijau melalui pembiayaan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pembiayaan pada tahun 2060. Selain itu, BNI juga berkomitmen untuk mencapai NZE operasional pada tahun 2028.

“Untuk mendukung upaya pembiayaan berkelanjutan dan pencapaian target NZE tersebut, BNI juga memperkuat pengelolaan risiko iklim serta meningkatkan kapabilitas SDM dan transparansi pelaporan ESG agar makin akuntabel,” kata Okki.

Sebagai bagian dari upaya mendukung transisi menuju ekonomi hijau, penyaluran pembiayaan hijau BNI telah tumbuh dengan rata-rata setiap tahun (CAGR) 25,0 persen, dengan nilai mencapai Rp73,4 triliun pada akhir Desember 2024, dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar Rp29,5 triliun. 

Untuk posisi Maret 2025 penyaluran pembiayaan hijau BNI sebesar Rp72,2 triliun dimana sudah mencapai 95,7 persen dari target 2025.

Strategi BNI Jaga Likuiditas Usai BI Rate Dipangkas

Di sisi lain, BNI melihat dan menangkap peluang besar setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. 

Okki mengatakan, penurunan BI Rate juga diikuti dengan kenaikan likuiditas di market sehingga memberikan ruang bagi perbankan untuk meningkatkan likuiditas.

Untuk itu, kata Okki, BNI mengambil langkah strategis dengan fokus pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berkelanjutan dari segmen ritel.

"Strategi ini sejalan dengan rencana bank dalam penghimpunan DPK melalui peluncuran aplikasi wondr dan BNI Direct yang kami hadirkan untuk mendorong dana murah berbasis transaksi," ujar Okki dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 29 Mei 2025.

Okki menjelaskan, inovasi digital ini diharapkan mampu memperkuat posisi likuiditas BNI secara jangka panjang. Selain mengandalkan DPK, BNI juga memperkuat pendanaan dari sumber Non-DPK. 

"BNI dapat meningkatkan likuiditas yang bersumber dari pendanaan Non-DPK yang bersifat jangka panjang sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB)," jelas dia. 

Ditegaskannya, efisiensi struktur biaya pendanaan tetap menjadi perhatian utama. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang kompetitif dan terus berubah. BNI secara aktif mengevaluasi komposisi portofolio aset agar tetap optimal.

“Namun demikian, ini tidak serta merta mengubah strategi pembiayaan dan kredit di BNI," pungkas Okki.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.