KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 surplus sebesar USD 4,17 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar USD4,10 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengatakan, pihaknya memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," ujar dia dalam keterangannya, Senin, 1 September 2025.
Ramdan menyebut surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
Neraca perdagangan nonmigas pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar USD5,75 miliar, seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar USD23,81 miliar.
Dia menjelaskan kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya serta besi dan baja.
"Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia," ungkapnya.
Adapun defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar USD1,58 miliar pada Juli 2025 sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.
Di sisi lain, BPS melaporkan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2025 tercatat deflasi sebesar 0,08 persen (mtm), sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 2,31 persen (yoy).
Ramdan menyebut deflasi didorong oleh kelompok volatile food dan administered prices. Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026" tuturnya.(*)