KABARBURSA.COM – Meskipun masih banyak dianggap sebagai instrumen ideal untuk masa pensiun, investasi di sektor properti dinilai semakin kurang relevan.
Survei jakpat atau jejak pendapat PT Indo Primer Sekuritas (IPOT) mencatat, sebanyak 24 persen Gen X pada 2024 masih memilih properti sebagai instrumen investasi utama. Padahal, obligasi pemerintah yang menawarkan kepastian dan keamanan hanya dipilih oleh 5 persen responden.
Head of IPOT Fund & Bond PT Indo Premier Sekuritas, Dody Mardiansyah, mengatakan bahwa persepsi bahwa harga properti akan selalu naik dan bisa disewakan untuk passive income kini tidak lagi sesuai dengan kenyataan.
“Kenaikan harga properti tidak lagi signifikan, bahkan banyak proyek mangkrak. Alih-alih mendatangkan keuntungan, malah menjadi aset yang stagnan,” ujarnya pada Kamis, 24 Juli 2025.
Data Bank Indonesia menunjukkan Indeks Harga Properti Residensial hanya naik 1,39 persen secara tahunan pada kuartal IV-2024 dan melambat menjadi 1,07 persen pada kuartal I-2025.
Angka itu dinilai justru lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional. Selain itu, kasus wanprestasi di sektor properti kian meningkat. Badan Perlindungan Konsumen Nasional mencatat 404 pengaduan properti sepanjang 2024, naik 28,6 persen dari tahun sebelumnya.
“Berinvestasi di properti untuk masa pensiun sudah kurang relevan lagi. Untuk pensiun lebih baik cari yang aman dan pasti, karena itu obligasi adalah pilihan yang tepat, terutama obligasi pemerintah,” kata Dody.
Obligasi pemerintah menawarkan pendapatan pasif yang pasti dari kupon tetap dan dijamin penuh oleh negara melalui undang-undang. Selain itu, obligasi tergolong instrumen yang sangat likuid karena bisa dijual kapan saja di pasar sekunder. Menurut Dody, hal ini membuat investor tidak perlu khawatir jika ada kebutuhan dana mendadak.
Sebagai gambaran, Dody memberikan simulasi pendapatan pasif dari obligasi pemerintah seri FR0097 yang memberikan kupon tetap sebesar 7,125 persen per tahun. Jika seseorang menempatkan dana sebesar Rp1 miliar, maka ia akan menerima pendapatan kupon sebesar Rp71.250.000 per tahun atau Rp35.625.000 setiap enam bulan sebelum pajak. Pokok investasi tetap aman hingga jatuh tempo pada 2043, atau bisa dijual kapan saja jika diperlukan.
“IPOT Bond sebagai platform investasi obligasi terpercaya dan transparan menawarkan harga beli yang kompetitif, pilihan obligasi pemerintah dan korporasi yang sangat beragam, serta sistem transaksi yang cepat dan fleksibel 24 jam,” jelas Dody.
Ia menambahkan, daripada dana pensiun terkunci dalam aset properti yang tidak produktif atau kosong, lebih baik dialihkan ke obligasi pemerintah melalui IPOT Bond yang menawarkan pendapatan pasif yang pasti serta fleksibilitas tinggi untuk dijual kapan saja.(*)