KABARBURSA.COM - Roatex Indonesia Toll Road System (RITS) meminta pemerintah agar masa transisi sistem tol tanpa gerbang atau MLFF (Multi Lane Free Flow) tidak berlangsung lama. Masa transisi yang berlarut-larut dinilai akan menambah beban biaya investasi.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) mengusulkan agar transisi dilakukan terlebih dahulu dengan sistem SLFF (Single Lane Free Flow), yaitu di satu lajur dengan penggunaan barier sebelum MLFF diterapkan sepenuhnya.
Direktur Roatex Indonesia Renaldi Utomo menjelaskan bahwa dengan adanya permintaan untuk menggunakan barier selama masa transisi, tentu diperlukan tambahan investasi, seperti pemasangan kamera di setiap gerbang yang ada.
"(Penggunaan barier) apakah perlu ada tambahan investasi, tentu perlu, misal kami harus menaruh kamera di gerbang-gerbang yang ada," kata Aldi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 6 November 2024.
Karena itu, Renaldi berharap transisi tidak berlangsung terlalu lama. Mengingat penggunaan barier selama masa transisi, tentu diperlukan tambahan investasi, seperti pemasangan kamera di setiap gerbang yang ada.
"Idealnya jangan lama-lama, karena untuk transisi ini kita butuh biaya tambahan yang tidak sedikit, investasi tambahan. Dan pada akhirnya, pengembalian investasi kami ini tergantung pada pemerintah," tuturnya.
Adapun hingga saat ini, lebih dari setengah dari total dana investasi senilai Rp4,5 triliun yang disiapkan Roatex untuk proyek MLFF di Indonesia telah digelontorkan. Namun, teknologi MLFF masih belum sepenuhnya digunakan sebagai metode pembayaran tol.
"Kita memberikan semacam masukan kepada pemerintah, sebaiknya transisi kalau boleh mengusulkan, transisi menggunakan barier itu perlu, tapi tidak perlu terlalu lama, itu ber-impact pada penambahan biaya yang cukup besar," jelasnya.
Aldi menambahkan bahwa Roatex tidak keberatan dengan transisi yang dimulai dari satu gerbang tol menggunakan barier. Meski demikian, Roatex berharap uji coba yang sudah dilakukan beberapa kali pada Desember 2023 dan Januari 2024 lalu dapat segera diakhiri.
"Proyek ini kan untuk masyarakat, kita tidak mau masyarakat terbebani, apapun yang diminta (Pemerintah), kalau transisi menggunakan barier harus seefektif mungkin," pungkasnya.
Tol Nirsentuh sudah Siap Diterapkan
Sebelumnya, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), yang merupakan perwakilan dari Roatex Ltd Zrt asal Hungaria, masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait kelanjutan proyek tol tanpa gerbang atau multilane free flow (MLFF).
Permintaan dari pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebelumnya, adalah agar uji coba menggunakan sistem single lane free flow (SLFF) dimasukkan dalam kontrak. Namun, RITS tetap berpegang pada kontrak awal yang mengatur penggunaan skema tol nirsentuh.
Direktur PT RITS Renaldi Utomo Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa sejak kontrak dimulai pada Maret 2021, lebih dari separuh dana yang disediakan oleh Pemerintah Hungaria untuk proyek MLFF di Indonesia telah digunakan.
Diketahui, pemerintah Hungaria telah berkomitmen untuk berinvestasi sekitar USD300 juta melalui Roatex, dan lebih dari USD150 juta atau sekitar Rp2,36 triliun (dengan kurs Rp15.750 per dolar AS) telah dicairkan.
“Sampai saat ini, mungkin lebih dari separuh dana yang sesuai kontrak telah dikeluarkan. Untuk sistemnya sendiri, kami sudah siap. Implementasi selanjutnya tinggal menunggu keputusan dari pemerintah Indonesia,” kata Aldi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 6 November 2024.
Aldi Bragi, panggilan akrab Renaldi, menjelaskan bahwa Roatex telah menyiapkan tiga elemen utama dalam penerapan MLFF, yaitu central system, pintu masuk tol berupa gantry, dan peralatan digital untuk enforcement system.
“Hampir semua peralatan ini sudah ada di Indonesia, sudah berada di gudang. Sistem kami pun secara teknologi sudah siap untuk multilane free flow,” ujar dia.
Meskipun ada permintaan dari pemerintah untuk modifikasi dalam uji coba MLFF, Aldi mengatakan bahwa pihaknya belum menerima permintaan resmi untuk perubahan desain.
RITS, kata Aldi, juga merasa bingung dengan permintaan pemerintah untuk memulai skema SLFF atau sistem pembayaran tol tanpa henti di satu jalur terlebih dahulu.
“Soal SLFF, kami kurang memahami konsepnya, karena fokus kami pada MLFF. Untuk single lane, silakan tanyakan kembali ke Kementerian PU. Namun, kontrak kami tetap MLFF. Ketika diminta untuk melakukan transisi dengan barrier, kami sudah siapkan proposal sejak Desember 2023 dan telah beberapa kali diuji coba di Bali (Tol Bali-Mandara),” jelas eks personel grup band Bragi ini. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.