KABARBURSA.COM - Wall Street menutup pekan ini dengan nada gamang. Reli panjang saham berbasis AI kini memasuki wilayah yang lebih sensitif terhadap data makro dan ekspektasi kebijakan moneter.
Pada perdagangan Sabtu pagi WIB, ada pola yang semakin sering terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Volatilitas di sesi awal yang menekan ketiga indeks lebih dari 1 persen, lalu pemulihan bertahap ketika pemburu harga murah kembali masuk, namun tanpa cukup tenaga untuk mendorong reli yang konsisten.
Nasdaq menjadi satu-satunya indeks yang menguat. Penguatannya didorong oleh kenaikan tipis pada saham-saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Palantir, dan Microsoft. Ketiganya masing-masing naik lebih dari 1 persen.
Kenaikan tiga saham ini menjadi sebuah sinyal bahwa investor belum sepenuhnya meninggalkan tema besar kecerdasan buatan. Namun respons pasar tetap berhati-hati.
Di sisi lain, S&P 500 melemah tipis 0,05 persen, sementara Dow terkoreksi lebih dalam, turun 0,65 persen. Anjloknya S&P 500 serta Dow terbebani penurunan UnitedHealth Group dan Visa yang menyumbang tekanan pada indeks berisikan saham-saham blue chip itu.
Yang membuat pasar semakin gelisah bukan hanya valuasi tinggi saham teknologi, tetapi juga perubahan halus dalam ekspektasi suku bunga jangka pendek. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember merosot dari 67 persen menjadi di bawah 50 persen hanya dalam beberapa hari.
Penyebabnya bukan sekadar inflasi yang enggan turun, tetapi juga efek lanjutan tarif global ala Trump yang meningkatkan tekanan harga di sejumlah sektor. Komentar hawkish Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid, juga menambah lapisan ketidakpastian.
Pernyataannya bahwa inflasi masih “terlalu panas” membuka ruang bagi dissent lanjutan dalam rapat The Fed mendatang. Ini adalah sebuah sinyal bahwa proses pelonggaran bisa berlangsung jauh lebih lambat dari bayangan konsensus pasar.
Laporan Nvidia jadi Katalis Pergerakan Wall Street Pekan Depan
Di tengah kecemasan itu, Nvidia kembali menjadi jangkar psikologis untuk sentimen pasar. Laporan kuartalan yang akan dirilis pada Rabu mendatang, dipandang sebagai katalis besar yang bisa menentukan arah jangka pendek Wall Street.
Sebagai ikon reli AI, Nvidia bukan lagi sekadar emiten teknologi. Perusahaan ini menjadi barometer apakah narasi “AI boom” masih mampu menopang valuasi pasar yang sudah terlanjur mahal.
Komentar Mike Dickson dari Horizon Investments menggarisbawahi atmosfer pasar, bahwa jika Nvidia mengecewakan, hukuman bisa datang cepat, tetapi aksi beli murah kemungkinan membatasi koreksi tajam.
Dengan kata lain, pasar sedang berada di fase defensif, bukan panik namun rapuh terhadap kejutan negatif.
Secara sektoral, tujuh dari sebelas sektor S&P 500 melemah, dipimpin sektor material dan keuangan. Sinyal ini mencerminkan tekanan menyeluruh pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, sekaligus kekhawatiran terhadap prospek perlambatan ekonomi.
Kekhawatiran pasar tenaga kerja dan inflasi semakin diperkeruh oleh laporan bahwa data ekonomi resmi kemungkinan menyisakan ketertinggalan akibat penutupan pemerintahan AS yang berlangsung lama.
Kondisi ini mendorong investor untuk menghindari posisi agresif menjelang rilis data penting dan agenda besar di pekan depan.
Di luar itu, beberapa sentimen korporasi memberi warna tersendiri. Saham Warner Bros Discovery naik 4 persen setelah perubahan kontrak CEO David Zaslav memicu spekulasi restrukturisasi bisnis. Sementara Cidara Therapeutics melonjak lebih dari dua kali lipat setelah Merck mengumumkan rencana akuisisi senilai hampir USD9,2 miliar.
Meski demikian, pergerakan individu seperti ini tidak mampu mengangkat pasar secara keseluruhan.
Rasio saham melemah di S&P 500 jauh lebih tinggi disbanding yang menguat, yaitu 1,7:1. Hal ini memperlihatkan adanya tekanan jual yang lebih dominan.
Di Nasdaq, saham yang menguat tercatat sebanyak 295, sebuah indikasi bahwa kenaikan indeks ditopang oleh segelintir saham kapitalisasi besar. Sementara, mayoritas emiten tetap berada dalam tren tertekan.
Dengan volume perdagangan sedikit di bawah rata-rata 20 hari, pasar tampak memasuki fase menunggu kepastian kebijakan The Fed, arah inflasi, dan laporan Nvidia. Dalam kondisi seperti ini, reli teknikal mudah terbentuk, tetapi fondasi untuk kenaikan berkelanjutan masih terasa rapuh.
Sentimen investor pada akhirnya bergerak di antara dua kutub, semangat terhadap potensi pertumbuhan teknologi dan kekhawatiran bahwa era suku bunga tinggi belum benar-benar berakhir.(*)