KABARBURSA.COM - Bursa saham Asia bergerak positif pada Rabu, 14 Mei 2025. Pergerakan ini didorong oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, serta data inflasi AS yang lebih jinak dari perkiraan.
Dua katalis utama ini mendorong optimisme investor bahwa bank sentral AS, The Fed, berpeluang menurunkan suku bunga pada paruh kedua tahun ini. Sentimen pasar juga menanti laporan keuangan dari dua nama besar lainnya, yaitu Tencent dan Alibaba.
Pada perdagangan itu, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,1 persen, didorong lonjakan saham teknologi. Di Hong Kong, indeks Hang Seng memimpin penguatan setelah JD.com membukukan kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi.
Pendorong utama reli pasar adalah tercapainya kesepakatan gencatan senjata dagang antara Washington dan Beijing. Kedua negara sepakat untuk menghentikan eskalasi tarif selama 90 hari guna membuka ruang dialog menuju kesepakatan jangka panjang.
Sinyal ini langsung menenangkan pelaku pasar yang selama ini waspada terhadap dampak ekonomi dari perang dagang.
Namun, tidak semua pelaku pasar langsung menyambut euforia ini dengan agresif. Kepala Ekonom Asia di HSBC Frederic Neumann, mengingatkan bahwa ketidakpastian masih membayangi.
"Investor belum sepenuhnya berani mengambil risiko besar karena tenggat waktu negosiasi 90 hari tetap menyisakan ketegangan," ujarnya.
Di Jepang, pasar justru bergerak lebih hati-hati. Indeks Nikkei 225 melemah tipis 0,14 persen ke level 38.128, sedangkan Topix turun 0,32 persen ke 2.763. Pergerakan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi fluktuasi pasar global meskipun sesi sebelumnya sempat ditutup menguat tajam.
Berbeda dengan Jepang, pasar China menunjukkan kinerja lebih solid. Shanghai Composite menguat 0,86 persen, Shenzhen Component naik 0,64 persen, dan CSI300 melompat 1,21 persen. Optimisme terhadap potensi stimulus tambahan dari pemerintah dan harapan pemulihan sektor teknologi menjadi penopang utama.
Bursa Korea Selatan juga mencatat penguatan signifikan. Indeks Kospi naik 1,23 oersen ke 2.640. Sementara di Taiwan, indeks Taiex melonjak 2,12 persen ke level 21.782. Di Australia, penguatan lebih terbatas, dengan ASX200 naik tipis 0,13 persen ke 8.279.
Penguatan di pasar saham turut diikuti apresiasi sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,75 persen ke posisi 146,37 per dolar AS. Dolar Singapura (SGD) naik 0,29 persen ke 1,2973, sementara dolar Australia (AUD) terapresiasi 0,40 persen ke 0,6497.
Rupiah juga bergerak menguat, naik 0,39 persen ke 16.561 per dolar AS. Rupee India dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,09 persen dan 0,51 persen. Sementara yuan Tiongkok dan baht Thailand sedikit terkoreksi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,03 persen.
Secara umum, pasar Asia menunjukkan arah yang lebih konstruktif. Kombinasi pelonggaran tensi geopolitik dan prospek pelonggaran moneter dari The Fed menjadi bahan bakar baru bagi pasar.
Namun kehati-hatian tetap menjadi sikap utama, seiring pelaku pasar menantikan bagaimana kelanjutan negosiasi antara dua ekonomi terbesar dunia dalam 90 hari ke depan.
IHSG Juga Ditutup Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu, 14 Maret 2025, ditutup menguat sebesar 147,08 poin atau setara 2,15 persen ke level 6.979,88.
Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.987,78 dan menyentuh level terendah di 6.915,96. Nilai transaksi di seluruh pasar mencapai Rp16,96 triliun dengan volume 289,64 juta lot dari 1,48 juta transaksi. Di pasar reguler, nilai perdagangan tercatat Rp15,73 triliun dengan volume 272,46 juta lot.
Aksi beli investor domestik menjadi pendorong utama reli IHSG hari ini, meski investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp499 miliar di pasar reguler. Tercatat, investor asing membukukan pembelian senilai Rp2,59 triliun dan penjualan sebesar Rp3,09 triliun.
Kenaikan tajam IHSG turut didukung oleh penguatan mayoritas sektor, terutama sektor energi yang melesat 3,14 persen, sektor keuangan yang naik 2,48 persen, dan sektor infrastruktur yang tumbuh 2,17 persen. Sektor transportasi juga menguat 2,27 persen, disusul sektor industri sebesar 1,15 persen. Di sisi lain, sektor teknologi terkoreksi 1,04 persen dan sektor kesehatan turun 0,32 persen.
Ada setidaknya 418 saham mengalami kenaikan, 218 saham anjlok dan 166 saham stagnan.
Dengan tekanan jual asing yang masih berlanjut namun diimbangi oleh minat beli domestik, investor disarankan tetap selektif, fokus pada saham sektor riil dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan berkelanjutan menjelang musim pembagian dividen.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas atau IPOT, Indri Liftiany Travelin Yunus memprediksi pergerakan IHSG pekan ini.
“Dalam jangka pendek, IHSG diprediksi bergerak variatif cenderung melemah dengan rentang support di 6.710 dan resistance di 7.030,” kata dia dalam keterangan tertulis pada Rabu, 14 Mei 2025.(*)