Logo
>

Pendapatan Negara tak Capai Target, Defisit 2025 Naik Jadi Rp662 Triliun

Pertumbuhan ekonomi hanya 4,87 persen, penerimaan pajak meleset, dan defisit anggaran melebar ke Rp662 triliun atau 2,78 persen dari PDB.

Ditulis oleh Dian Finka
Pendapatan Negara tak Capai Target, Defisit 2025 Naik Jadi Rp662 Triliun
Outlook APBN 2025 menunjukkan pendapatan negara seret dan defisit anggaran melebar, meski inflasi dan SBN tetap dalam batas aman. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan  realisasi pertumbuhan ekonomi semester I 2025 mencapai 4,87 persen, sementara semester II diperkirakan berada di kisaran 4,7 persen hingga 5 persen.

    “Secara umum, kami tetap menjaga optimisme agar pertumbuhan ekonomi tetap mendekati target APBN yang dipatok 5,2 persen,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Kamis, 3 Juli 2025.

    Dari sisi penerimaan, outlook pendapatan negara hanya akan mencapai Rp2.865,5 triliun atau 95,4 persen dari target APBN 2025 sebesar Rp3.005,1 triliun. Pendapatan pajak juga diperkirakan tidak mencapai target. Dari target Rp2.189,3 triliun, penerimaan diprediksi hanya mencapai Rp2.076,9 triliun atau 94,9 persen.

    Namun di sisi lain, penerimaan bea dan cukai justru diperkirakan melampaui target, dari Rp301,6 triliun menjadi Rp310 triliun. Sementara itu, outlook Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami tekanan akibat perubahan kebijakan.

    Dari target Rp513,6 triliun, PNBP hanya akan terealisasi sebesar Rp477,2 triliun. Hal ini disebabkan oleh pengalihan penerimaan dividen sebesar Rp80 triliun ke sovereign wealth fund nasional, Danantara.

    “Kami terus berupaya mengompensasi kekurangan ini melalui penguatan penerimaan dan efisiensi belanja,” kata Sri Mulyani.

    Kondisi tersebut membuat proyeksi defisit anggaran tahun ini meningkat dari semula 2,53 persen menjadi 2,78 persen dari PDB, atau setara Rp662 triliun. Primary balance juga diperkirakan mengalami pelebaran defisit, dari Rp63,3 triliun menjadi Rp109,8 triliun.

    Meski tekanan global masih berlangsung, Sri Mulyani memastikan bahwa inflasi dalam negeri tetap berada dalam kisaran aman. Pemerintah memproyeksikan inflasi antara 2,2 persen hingga 2,6 persen, sejalan dengan target APBN.

    Di sektor keuangan, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan tetap kompetitif di rentang 6,8 persen hingga 7,3 persen. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan melemah ke kisaran Rp16.300 hingga Rp16.800.

    “Volatilitas nilai tukar masih akan dipengaruhi dinamika global, termasuk arah kebijakan moneter The Fed dan kondisi geopolitik,” katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.