Logo
>

Pengamat: IHSG Tertekan, Danantara Jadi Beban Baru

“Yang pasti, Danantara tidak mampu memberi optimisme. Sebaliknya, pasar membaca Danantara akan jadi masalah baru,” kata Yanuar.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Pengamat: IHSG Tertekan, Danantara Jadi Beban Baru
Ilustrasi Danantara yang disebut jadi sentimen negatif bagi IHSG. Foto: Kabar Bursa.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan siang ini, IHSG terperosok jauh di level  5.967 setelah pada pagi hari dibuka di level 6.237.

    Pengamat ekonomi Yanuar Rizki, menilai bahwa selain faktor global, sentimen negatif hadirnya Danantara juga berkontribusi pada pelemahan pasar. Menurutnya, kehadiran Danantara justru tidak mampu memberikan optimisme bagi pasar.

    “Yang pasti, Danantara tidak mampu memberi optimisme. Sebaliknya, pasar membaca Danantara akan jadi masalah baru,” kata Yanuar dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.

    Untuk diketahui, IHSG sempat menyentuh level 5.967 pada sesi satu pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025. Ambruknya IHSG terjadi menjelang pengumuman struktur pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    Selain itu, kekhawatiran terhadap bank-bank BUMN juga menjadi faktor yang menekan pasar, terutama terkait dengan skema buyback saham dan keterlibatan bank-bank tersebut dalam Danantara.

    "Jadi posisi cash ratio bank BUMN dihitung akan habis, dipaksa buyback dan dipakai untuk leverage Danantara," jelasnya.

    Risiko Danantara dan Proyek Pemerintah

    Yanuar juga menyoroti potensi beban tambahan bagi Danantara di masa depan, terutama dalam mendanai proyek-proyek pemerintah.

    "Belum lagi Danantara nanti dipaksa biayai proyek-proyek mercusuar pemerintah. Terutama sinyalnya ke perumahan," katanya.

    Di sisi lain, terus menurunnya IHSG dapat memicu volatilitas yang lebih besar, yang pada akhirnya akan memberi tekanan lebih lanjut pada Bank Indonesia (BI) dalam menentukan kebijakan suku bunga.

    "Membawa Indonesia menghadapi game volatilitas, menekan BI bersaing dalam menentukan bunga baru SRBI," paparnya.

    Dampak ke Rupiah dan Utang Luar Negeri BI

    Menurut Yanuar, meskipun BI bisa menjaga stabilitas rupiah di tengah pelemahan pasar saham, hal itu tetap memiliki konsekuensi besar, yaitu kenaikan bunga SRBI yang berdampak pada lonjakan utang luar negeri BI.

    "Rupiah bisa dijaga tidak melebar meski saham melebar, iya, tapi harganya adalah BI perlu menyerap SRBI dengan bunga yang naik. Itu kenapa utang luar negeri BI naik tajam," jelasnya.

    Namun, Yanuar menilai situasi ini masih dalam batas terkendali, setidaknya jika hanya sebatas permainan rebalancing portofolio hedge fund yang biasa terjadi di kuartal pertama.

    "Sepanjang ini permainan rebalancing portofolio hedge fund temporer yang biasa terjadi di Maret, maka akan mereda di April," katanya.

    Meski demikian, ada ancaman lain yang lebih besar, yaitu kondisi fiskal Indonesia yang dinilai memburuk serta melemahnya transaksi di berbagai lapisan masyarakat.

    "Problemnya, issue on curve fiskal kita buruk, potensi pelemahan transaksi antar kelas masyarakatnya juga jelek, ahead the curve ada hitungan pemburukan kondisi yang potensial diakibatkan masalah sosial politik," ungkap Yanuar.

    Selain itu, ia mencermati bahwa faktor utama yang mendorong volatilitas di Rupiah adalah suku bunga lelang terakhir SUN yang sudah mendekati suku bunga SRBI.

    "Faktor utama, seperti saya utarakan, rebalancing portofolio, dan juga soal suku bunga lelang terakhir SUN sudah dekat dengan bunga SRBI, jadi faktor volatilitas di Rupiah ikut mendorong jual di saham yang lebih dalam," pungkasnya.

    Susunan Pengurus Danantara

    Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, resmi mengumumkan susunan lengkap pengurus lembaga tersebut dalam konferensi pers "Meet The Team Danantara" pada Senin, 24 Maret 2025. 

    Dalam pemilihan tim pengurus, Danantara bekerja sama dengan head hunter dari dalam dan luar negeri untuk memastikan bahwa individu yang terpilih tidak hanya memiliki keahlian profesional, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi terhadap negara dan bangsa.

    Rosan menegaskan bahwa proses seleksi tidak mudah, mengingat pentingnya menemukan individu yang memiliki rekam jejak jelas dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. 

    "Kami ingin memastikan bahwa tim yang ada saat ini bukan hanya expert di bidangnya, tetapi juga memiliki hati yang sama, yaitu pengabdian kepada negara dan bangsa," ujar Rosan.

    Berikut susunan lengkap pengurus Danantara:

    Board of Danantara

    • Kepala Badan/CEO: Rosan Roeslani
    • Chief Operational Officer (COO): Dony Oskaria
    • Chief Investment Officer (CIO): Pandu Sjahrir

    Dewan Pengawas

    • Erick Thohir
    • Muliaman Hadad
    • Para Menteri Koordinator dan Menteri Sekretaris Negara

    Dewan Pengarah

    • Joko Widodo (Jokowi)
    • Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

    Dewan Penasihat

    • Ray Dalio
    • Helman Sitohang
    • Jeffrey Sachs
    • Chapman Taylor
    • Thaksin Shinawatra

    Dewan penasihat ini terdiri dari tokoh-tokoh ekonomi dan investasi kelas dunia, menunjukkan ambisi Danantara untuk membawa Indonesia ke level investasi global yang lebih kompetitif.

    Komite Pengawasan dan Akuntabilitas

    • Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
    • Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
    • Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
    • Ketua Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
    • Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri)
    • Jaksa Agung

    Kehadiran pejabat tinggi dari berbagai lembaga pengawas menandakan komitmen Danantara terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi nasional.

    Tim Managing Director

    • Managing Director Legal: Robertus Bilitea
    • Managing Director Risk & Sustainability: Lieng-Seng Wee
    • Managing Director Finance: Arief Budiman
    • Managing Director Treasury: Ali Setiawan
    • Managing Director Global Relations & Governance: Mohamad Al-Arief
    • Managing Director Stakeholder Management: Rohan Hafas
    • Managing Director Internal Audit: Ahmad Hidayat
    • Managing Director Human Resources: Sanjay Bharwani
    • Managing Director/Chief Economist: Reza Yamora Siregar
    • Managing Director Head of Office: Ivy Santoso

    Komite Spesialis

    • Komite Manajemen Risiko: John Prasetio
    • Komite Investasi dan Portofolio: Yup Kim

    Holding Operasional

    • Managing Director: Agus Dwi Handaya
    • Managing Director: Febriany Eddy
    • Managing Director Risk: Riko Banardi

    Holding Investasi

    • Managing Director Finance: Djamal Attamimi
    • Managing Director Legal: Bono Daru Adji
    • Managing Director Investment: Stefanus Ade Hadiwidjaja

    Mengarah ke Masa Depan Investasi Nasional

    Dengan struktur kepemimpinan yang solid, BPI Danantara bertujuan untuk menjadi lembaga investasi nasional yang transparan, profesional, dan berorientasi global. 

    Keberadaan nama-nama besar di sektor investasi, ekonomi, dan pemerintahan menegaskan posisi strategis Danantara dalam mengelola investasi jangka panjang untuk kepentingan ekonomi Indonesia.

    Ke depan, Danantara diharapkan mampu mendorong pertumbuhan investasi di sektor strategis seperti infrastruktur, energi, manufaktur, dan ekonomi digital. Dengan tata kelola yang kuat dan komitmen terhadap keberlanjutan, Danantara berpotensi menjadi motor penggerak investasi yang mampu bersaing dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) global lainnya.

    Keberhasilan Danantara akan bergantung pada integritas, profesionalisme, dan strategi investasi yang efektif. Dengan susunan pengurus yang telah diumumkan, harapan besar tertuju pada lembaga ini untuk membawa manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia dan menjadikannya pusat investasi yang berdaya saing tinggi di tingkat internasional.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.