Logo
>

Pengamat: Penurunan BI Rate Stabilkan Harga Impor

Ditulis oleh Deden Muhammad Rojani
Pengamat: Penurunan BI Rate Stabilkan Harga Impor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM Bank Indonesia (BI) dinilai telah mengambil langkah yang tepat dengan menurunkan BI Rate untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Pengamat ekonomi Wahyu Laksono menjelaskan bahwa fokus BI terhadap stabilitas moneter sangat penting untuk memitigasi tekanan dari penguatan dolar AS (USD) dan dampak kebijakan moneter Amerika Serikat.

    “Secara moneter, BI saat ini fokus menjaga stabilitas rupiah, terutama karena tekanan fundamental global seperti kebijakan The Fed dan penguatan USD,” ujar Wahyu saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Minggu 19 Januari 2025.

    Langkah penurunan suku bunga dilakukan setelah BI mempertahankan tingkat bunga pada Desember 2024. Namun, ancaman ketidakpastian global akibat kebijakan AS dan ketegangan geopolitik membuat langkah pelonggaran moneter menjadi tidak terhindarkan.

    Stabilitas Rupiah dan Harga Impor

    Menurut Wahyu, stabilitas nilai tukar rupiah sangat penting untuk menjaga harga impor agar tetap terkendali.

    “Jika stabilitas rupiah terjaga, konsumen dan produsen yang bergantung pada impor akan lebih terlindungi dari tekanan biaya yang lebih besar,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa daya beli masyarakat juga dipengaruhi oleh nilai tukar USD. Dengan menjaga kestabilan rupiah, BI membantu mengurangi dampak buruk dari lonjakan harga barang impor yang dapat menggerus daya beli.

    Langkah pelonggaran moneter ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi berbagai sektor.

    “Kebijakan BI ini akan membantu perbankan, sektor riil, dan konsumen terkait impor,” kata Wahyu.

    Meski demikian, ia mengingatkan bahwa potensi penguatan USD tetap menjadi ancaman serius bagi ekonomi domestik. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang konsisten diperlukan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah tantangan global.

    Seperti diberitakan kabarbursa.com Bank Indonesia kembali mengambil langkah strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 14-15 Januari 2025.

    Penurunan sebesar 25 basis poin ini, menurut Perry, sejalan dengan upaya memastikan inflasi tetap terkendali sesuai target dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Dalam pengumumannya, BI juga menyesuaikan suku bunga untuk fasilitas perbankan lainnya.

    Suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 5,00 persen, sementara Lending Facility kini berada di level 6,50 persen. Langkah ini diambil sebagai bentuk konsistensi kebijakan moneter yang bertujuan menjaga inflasi di sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2025 dan 2026.

    Perry menjelaskan, keputusan tersebut didukung oleh proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil sesuai dengan fundamental ekonomi, serta kebutuhan untuk meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

    Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 pun direvisi sedikit lebih rendah, dengan estimasi berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen. Estimasi itu sedikit di bawah titik tengah dari rentang sebelumnya yang berada pada 4,8 persen – 5,6 persen.

    BI juga menurunkan proyeksi untuk 2025 menjadi 4,7 persen – 5,5 persen, dari proyeksi semula 4,8 persen – 5,6 persen. Meskipun demikian, BI mempertahankan target inflasi di kisaran 1,5 persen – 3,5 persen untuk tahun 2025 dan 2026. Kisaran tersebut memberikan gambaran bahwa tekanan inflasi relatif dapat terjaga dalam jangka panjang.

    Lebih lanjut, Bank Indonesia juga mengungkapkan, pada kuartal keempat 2024, posisi neraca pembayaran Indonesia diperkirakan akan berada pada posisi surplus, dengan defisit transaksi berjalan (CAD) diprediksi berada dalam kisaran -0,1 persen hingga -0,9 persen dari PDB untuk 2024, dan berkisar antara -0,5 persen hingga -1,3 persen dari PDB untuk 2025.

    Rasio Kecukupan Likuiditas

    Sektor perbankan domestik Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid, tercermin dari rasio kecukupan likuiditas (AL/DPK) yang stabil pada angka 25,6 persen pada Desember 2024, yang serupa dengan bulan-bulan sebelumnya.

    Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat di angka 27 persen, sementara rasio non-performing loan (NPL) secara bruto berada pada 2,2 persen dan 0,8 persen secara netto. Rasio ini mengindikasikan kondisi yang cukup sehat pada sistem perbankan.

    Namun, BI mencatat pelambatan dalam pertumbuhan kredit sektor swasta yang tercatat pada 10,4 persen secara tahunan (yoy) pada Desember 2024, meskipun masih berada dalam target pertumbuhan 10 persen – 12 persen pada 2024, dan diperkirakan akan melanjutkan perkiraan pertumbuhannya pada 11 persen – 13 persen di 2025.

    Dalam riset yang dipublikasikan oleh Dirut Indonesia Investment Education Rita Efendy, hari ini, dengan menurunnya suku bunga ini, ada dorongan positif untuk pertumbuhan ekonomi domestik.

    Namun, diyakini bahwa ruang untuk penurunan lebih lanjut pada suku bunga di tahun 2025 akan semakin terbatas. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan pelemahan mata uang Yuan yang dapat mempengaruhi kondisi pasar global dan potensi Federal Funds Rate (FFR) yang tidak berubah, serta dampak ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dapat memperburuk situasi tersebut.

    Seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 2025, kami juga memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan rata-rata berada pada level Rp16.300 per USD sepanjang tahun 2025. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Deden Muhammad Rojani

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.