KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) merencanakan menjadikan PT Sang Hyang Seri (SHS), anggota BUMN Holding Pangan ID Food, sebagai pusat benih nasional. Lokasi yang dipilih untuk pusat benih ini berada di Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan lahan seluas 3.156 hektare yang dikelola melalui kemitraan dengan petani. SHS juga memiliki 42 pabrik benih padi dengan proyeksi produksi mencapai 136 ribu ton per tahun.
Pengamat BUMN, Herry Gunawan, menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, langkah ini penting untuk mendukung kemandirian pangan melalui penyediaan benih berkualitas. "Ini memang satu soal yang harus diselesaikan," ujar Herry kepada KabarBursa.com, Senin, 23 September 2024.
Namun, Herry mengingatkan adanya tantangan serius mengenai ketersediaan lahan. Ia menilai, lahan pertanian di Indonesia terus berkurang karena adanya pembangunan pabrik dan perumahan. Untuk itu, Herry menyarankan agar pemerintah mengambil tindakan, seperti menyusun kebijakan fiskal untuk pembebasan lahan atau insentif pajak.
"Kalau yang mau drastis, seluruh lahan disertifikasi oleh pemerintah, kemudian buat moratorium alih fungsi lahan pertanian. Ini contoh saja," jelasnya.
Selain itu, Herry juga menyoroti persoalan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, khususnya jumlah petani milenial yang masih rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani berusia 25-34 tahun menurun dari 11,97 persen pada 2013 menjadi 10,24 persen pada 2023. Hal ini menjadi perhatian karena generasi milenial dianggap berpotensi menjadi tulang punggung produktivitas, termasuk di sektor pertanian.
Herry menilai, dua persoalan utama—ketersediaan lahan dan krisis regenerasi petani—harus segera disikapi dengan serius oleh pemerintah. Ia menegaskan bahwa intervensi kebijakan pemerintah terhadap BUMN Holding Pangan tidak akan efektif jika masalah ini dibiarkan.
“Jangan sampai intervensi kebijakan ke BUMN Sang Hyang Seri menjadi minim manfaatnya, walaupun rencana tersebut bagus,” kata Herry.
Rencana Libatkan BUMN untuk Pembenihan
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebelumnya mengatakan pemilihan benih merupakan langkah strategis yang sangat menentukan keberhasilan budidaya pertanian. Menurutnya, benih dengan kualitas tinggi menjadi bagian penting dalam mewujudkan hasil panen optimal sebagai upaya swasembada pangan.
Sudaryono mengungkap, salah satu program Kementerian Pertanian melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) ialah pengelolaan produksi benih atau bibit terstandar. Dia menyebut, peran BSIP ke depan akan memastikan benih yang digunakan dalam program pemerintah memenuhi standar kualitas yang tinggi dengan harapan maksimal hasil produksi.
Adapun dalam rencana tersebut, Kementan mendorong kawasan yang dikelola SHS di Sukamandi sebagai pusat benih nasional. Di samping menopang kebutuhan benih nasional hingga 300 ribu ton untuk 12 juta hektar sawah, SHS juga mengelola laboratorium gene bank dengan lebih dari 1.500 varietas dan galur padi.
“Sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk dengan BUMN Pangan, merupakan kunci untuk mencapai swasembada pangan nasional,” kata Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu, 22 September 2024.
Meski demikian, penetapan SHS sebagai pusat pembenihan perlu diiringi dengan perumusan kebijakan yang mendukung para petani dan tidak melulu mengejar keuntungan perusahaan semata.
“Holding BUMN Pangan juga harus memikirkan kebijakan perusahaan yang mensupport dan mendukung para petani kita serta tidak hanya sekadar mencari keuntungan atau profit perusahaan saja, bekerjalah demi merah putih, demi rakyat Indonesia,” ujarnya.
Apalagi, kata Sudaryono, Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan strategis, seperti beras dan jagung, dalam empat tahun masa pemerintahannya ke depan. Karenanya, Kementan mendorong BUMN Holding Pangan di bawah naungan ID Food bisa menjadi pusat pembenihan terbesar di Indonesia.
“Sebagai perusahaan milik negara, PT Sang Hyang Seri harus menghasilkan produk agroindustri yang bermutu serta memberikan manfaat optimal bagi stakeholder, khususnya para petani di Indonesia. Hal itu tentunya untuk mendukung program swasembada pangan nasional ke depan,” tegasnya.
Lebih jauh, Sudaryono berharap seluruh perusahaan BUMN pangan termasuk SHS terus berinovasi dan memberikan manfaat optimal bagi para petani Indonesia. Apalagi, kata dia, kualitas benih terikat pada visi peningkatan produksi pangan di masa mendatang.
“Sebab, kualitas benih dan penyerapan hasil produksi adalah dua aspek yang tidak terpisahkan untuk meningkatkan produktivitas petani Indonesia,” katanya.
Transformsi PT SHS
Direktur Utama PT SHS, Adhi Cahyono Nugroho, mengungkapkan perusahaannya sedang melakukan transformasi guna meningkatkan produksi dari lahan pertanian di Sukamandi, Jawa Barat.
"Kami sedang bertransformasi. Sebelumnya, dari lahan SHS ini, kita hanya mampu mengambil hasil sekitar 50 persen. Sekarang sudah mencapai 100 persen," ujar Adhi di Subang, Rabu, 19 Agustus 2024.
Menurut Adhi, dari lahan seluas 3.162 hektare yang tersedia, SHS mampu memproduksi beras konsumsi serta benih padi yang siap ditanam. Meski begitu, pihaknya kini sedang berencana untuk fokus menjadikan lahan tersebut sebagai pusat perbenihan nasional, secara bertahap mengurangi produksi beras konsumsi.
"Saat ini masih dalam proses transisi. Sekarang masih ada beras konsumsi dan benih, tapi ke depannya kami akan lebih fokus pada perbenihan," katanya.
Adhi menambahkan, proses transformasi ini terus berjalan, dengan target menjadikan lahan di Sukamandi sebagai pusat perbenihan nasional. "Tahun depan, insyaallah kami akan menuju pusat perbenihan nasional di SHS," katanya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.