Logo
>

Penurunan BI Rate Tak Sanggup Dongkrak Penjualan Otomotif 2024

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Penurunan BI Rate Tak Sanggup Dongkrak Penjualan Otomotif 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen tidak akan mengembalikan pasar industri otomotif seperti tahun lalu. Menurutnya, penurunan ini hanya akan sedikit meningkatkan daya beli masyarakat.

    “Penurunan BI Rate sebesar 0,25 persen secara teoritis menurunkan suku bunga kredit dan meningkatkan daya beli masyarakat, dampaknya mungkin tidak akan terlalu terasa dalam jangka pendek,” kata Yannes kepada Kabar Bursa, Minggu, 22 September 2024.

    Kendati demikian, ia mengapresiasi langkah penurunan suku bunga BI untuk membuat pasar otomotif sedikit bergairah usai keterpurukan pada semester I hingga awal semester II tahun 2024. Tanpa adanya penurunan suku bunga, pasar otomotif diprakirakan tetap berjalan lambat.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan grosir (dari pabrik ke dealer) mobil nasional menurun sebesar 21 persen year on year (yoy), menjadi 334.969 unit pada periode Januari-Mei 2024.

    Demikian pula, penjualan ritel (dari dealer ke konsumen) mobil nasional juga mengalami penurunan sebesar 14,4 persen yoy, menjadi 361.698 unit.

    pelemahan rupiah membuat harga komponen impor untuk mobil yang dirakit di Indonesia mengalami kenaikan. Akibatnya, harga mobil baru jadi ikut melonjak dan sulit terjangkau bagi masyarakat menengah yang menjadi segmen terbesar di pasar otomotif.

    Sementara prospek penjualan mobil pada sisa tahun 2024 akan bergantung dari dinamika berbagai faktor seperti ketidakpastian ekonomi global yang bisa menyulut kenaikan harga energi, sehingga memukul daya beli konsumen dan menghambat pemulihan ekonomi nasional.

    Di sisi lain, jika sinyal penurunan suku bunga acuan benar-benar nyata, tentu hal ini akan berdampak pada penurunan suku bunga kredit dan cicilan kendaraan bermotor. Ujung-ujungnya daya beli konsumen akan membaik dan memacu mereka untuk membeli mobil baru.

    Pesimisme terkait membaiknya pasar otomotif di Tanah Air pada tahun ini juga datang dari perusahaan pembiayaan atau leasing. Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah yang lebih parah ketimbang kuartal pertama 2024, akan membuat perusahaan pembiayaan terus melakukan evaluasi karena NPL terus meningkat pada beberapa bulan terakhir.

    Evaluasi ini dilakukan karena saat ini perusahaan pembiayaan juga tidak sedang baik-baik saja atau terkena dampak pelemahan rupiah dan berdampak pada peningkatan NPL.

    Selain penurunan permintaan kendaraan dan kenaikan harga, pelemahan rupiah juga membuat cost of fund kredit juga akan meningkat. Alhasil pihak leasing akan menahan kredit.

    Akibat dari kompleksitas masalah keuangan pada tahun ini, perusahaan pembiayaan pesimistis jika target Gaikindo untuk dapat menjual 1 juta unit mobil tidak akan tercapai. Terlebih lagi, pelemahan rupiah pada taun ini adalah yang terpara sejak tahun 2020.

    Pihak leasing juga meyakini bahwa penjualan kendaraan yang sudah eksisting bakal terganjal dengan masuknya mobil-mobil China ke Indonesia. Mobil-mobil China merebut hati pasar dengan harganya yang murah.

    Selain itu, penjualan mobil China di Indonesia sudah cukup bagus karena seperti tidak terdampak pelemahan nilai tukar yang terjadi pada kuartal pertama 2024.

    Kendati demikian, Yannes menyebut penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin tetap merupakan langkah yang tepat agar situasi tidak semakin parah.

    “Kebijakan ini (penurunan suku bunga) tetap merupakan langkah positif yang dapat membantu mendorong pertumbuhan pasar otomotif dalam jangka panjang,” katanya.

    Sulit Mengejar Penjualan Tahun Lalu

    Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menilai penurunan BI Rate tidak akan banyak membawa perubahan di sisi penjualan, terutama untuk menyamai penjualan mobil tahun 2023.

    “Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan penjualan rata-rata sekitar 110.000 unit per bulan dalam empat bulan terakhir tahun ini, angka yang cukup tinggi mengingat penjualan bulanan tertinggi tahun ini hanya mencapai sekitar 76 ribu unit,” jelasnya.

    Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil di Indonesia secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) pada bulan Agustus 2024 sebesar 76.304 unit, naik tipis sebesar 2,8 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, masih terjadi penurunan sebesar 12.624 unit atau turun sebesar 14,2 persen. Sedangkan penjualan kumulatif pada periode Januari-Agustus 2024 sebesar 560.619 unit, atau turun sebesar 115.240 unit atau 17,1 persen.

    Sementara penjualan mobil nasional secara sales (dari dealer ke konsumen) pada bulan Agustus 2024 sebesar 76.808 unit, naik 1,6 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 75.612 unit.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil secara nasional turun 11,1 persen. Sedangan penjualan secara kumulatif periode Januari-Agustus 2024, penjualan mobil nasional hanya sebanyak 584.879 unit. Jumlah tersebut turun sebesar 80.383 unit atau sebesar 12,1 persen. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.