KABARBURSA.COM - Untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian penyandang disabilitas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, Jawa Tengah, mengadakan pelatihan pembuatan kue yang berlangsung dari tanggal 25 Juni hingga 20 Juli 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh keterampilan baru yang dapat meningkatkan potensi ekonomi dan sosial mereka dalam masyarakat.
Sya’adah, salah satu peserta dari Desa Sridadi, mengaku sangat menikmati pelatihan tersebut. Dia berharap setelah selesai pelatihan, dia dapat membuka usaha sendiri untuk mengaplikasikan keterampilan yang telah dipelajarinya.
“Menyenangkan sekali, kami diajari membuat berbagai jenis kue, seperti kue kering, kue basah, donat, dan bolu. Ke delan saya berharap bisa membuka usaha kecil-kecilan,” kata Sya’adah, Kamis, 18 Juli 2024.
Instruktur Processing BLK Rembang, Setianingsih, menjelaskan bahwa peserta pelatihan diajarkan untuk membuat berbagai macam kue, mulai dari cokelat kelor, donat art, puding cokelat delima, empek-empek ikan, brownies kukus, pai buah, hingga wonton chili oil.
“Setiap hari kami mengajarkan satu hingga tiga jenis kue, bergantung pada waktu yang tersedia. Pelatihan dimulai dengan sesi teori di pagi hari dan dilanjutkan dengan praktik," terang Setianingsih.
Ke depannya, Setianingsih berharap akan ada beberapa program lainnya, sehingga dapat merangkul lebih banyak kaum disabilitas.
"Tidak semua ingin belajar kue, mungkin ada yang ingin belajar teknologi atau komputer, perbengkelan, dan lain-lain. Kita berharap ke depannya akan lebih banyak lagi programnya," ucap Setianingsih.
Sementara, Kepala UPT BLK Rembang, Diah Kurnianingrum, menjelaskan bahwa pelatihan tata boga dipilih karena menggunakan peralatan dan bahan yang relatif mudah dan ringan, sehingga diharapkan peserta dapat lebih mudah mengembangkan usaha setelah pelatihan.
Dia menjelaskan bahwa selama pelatihan, para peserta diberikan beberapa fasilitas seperti mendapat makanan, biaya transportasi, serta seragam.
Desa Punjulharjo Berdayakan Kaum Dhuafa Difabel
Desa Punjulharjo, yang terletak di Kecamatan Rembang, baru-baru ini memulai sebuah inisiatif penting dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi untuk membantu dhuafa yang juga penyandang disabilitas.
Program ini bertujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan memberikan modal usaha yang dapat memperkuat keberlangsungan usaha mereka.
Melalui langkah ini, diharapkan mereka dapat lebih mandiri secara ekonomi serta memiliki akses yang lebih baik terhadap peluang usaha yang mendukung kehidupan mereka secara berkelanjutan di masyarakat lokal.
Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang telah meluncurkan program pemberdayaan ekonomi untuk dhuafa penyandang disabilitas. Program Ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemberian modal usaha.
Program ini diklaim efektif mampu meningkatkan mental, spiritual dan rasa percaya diri para dhuafa difabel, serta memberikan dukungan ekonomi yang bersumber dari Dana Desa.
“Hal ini diharapkan dapat memandirikan mereka dari segi ekonomi melalui kewirausahaan sosial,” kata Ali Mustofa, pegiat wisata jasa lingkungan yang sebelumnya mengelola wisata Karangajahe.
Program inovatif ini lahir dari musyawarah desa yang melibatkan berbagai elemen seperti BPD, Pemdes, LPMD, PKK, RT, RW, Karang Taruna, perwakilan anak, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Hasil musyawarah tersebut mendapatkan dukungan dari pengelola wisata Pantai Karangajahe yang memfasilitasi lokasi usaha bagi dhuafa difabel. Lokasi usaha dipilih pada titik strategis dengan akses yang mudah dijangkau oleh wisatawan.
“Dengan pertimbangan bahwa aksesnya mudah dijangkau, mudah diketahui para wisatawan untuk membeli dagangannya tersebut,” ujarnya.
Ali menyebut, program ini telah berjalan sejak 2021 dan menunjukkan hasil yang signifikan.
Salah satu penerima manfaat, Sulastri mengungkapkan perubahan positif yang dialami pada dirinya setelah menerima bantuan. Kata dia sebelum ada program ini dirinya hanya berdiam diri di rumah, namun kini ia lebih aktif secara mental dan ekonomi.
“Saya merasa senang menerima dan melakukan usaha ini, karena sebelumnya saya hanya diam saja di rumah tidak mendapatkan hasil apa-apa. Namun dengan adanya program ini saya bisa mendapatkan pendapatan dan bisa berinteraksi dengan banyak orang serta menikmati keindahan alam di tengah-tengah ramainya wisatawan yang berdatangan,” ungkapnya.
Dia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Desa Punjulharjo atas inisiatif yang luar biasa ini, yang secara khusus ditujukan untuk membantu penyandang disabilitas.
Dia menilai program pemberdayaan dhuafa difabel ini sangat penting karena seringkali mereka diabaikan atau tidak mendapatkan perhatian yang layak.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Punjulharjo dan semuanya, atas program ini yang diberikan khusus kepada kita selama ini,” pungkas Ali. (bay/*)