Logo
>

Perpanjang Penahanan DHE: Strategi Perkuat Rupiah

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Perpanjang Penahanan DHE: Strategi Perkuat Rupiah

Poin Penting :

    Jakarta – Kebijakan penahanan Devisa Hasil Ekspor (DHE) kembali mengalami perubahan signifikan. Semula bersifat anjuran dengan insentif bunga bank yang menarik sesuai durasi dana mengendap di dalam negeri, kini pemerintah memperpanjang periode penahanan tersebut dari tiga bulan menjadi satu tahun. Langkah ini diyakini sebagai strategi untuk memperkuat posisi rupiah di tengah tekanan global.

    Head of Research NH Korindo Liza Camelia menilai kebijakan ini merupakan upaya berani pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah volatilitas pasar. "Dengan menahan DHE lebih lama di dalam negeri, likuiditas rupiah akan meningkat, memberikan pondasi yang lebih kokoh bagi stabilitas ekonomi," jelasnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025.

    Langkah tersebut dinilai mengadopsi kebijakan yang lebih dulu diterapkan Thailand. Negara tersebut telah menerapkan mekanisme serupa sebelum Indonesia memulai fase awal penahanannya. Kebijakan itu terbukti memberikan keuntungan besar bagi Thailand, dengan menjadikan baht sebagai mata uang paling tangguh di Asia Tenggara.

    Meski demikian, Liza mencatat bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada daya tarik insentif yang diberikan kepada eksportir. "Pemerintah perlu memastikan insentif yang ditawarkan cukup kompetitif, sehingga eksportir tidak hanya mematuhi kebijakan, tetapi juga merasa diuntungkan secara finansial," ujarnya.

    Pemerintah berharap kebijakan ini dapat memberikan daya tawar lebih besar bagi rupiah, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan dana DHE yang tertahan lebih lama, likuiditas dalam negeri diharapkan meningkat, mendukung stabilitas sektor keuangan, dan memberikan perlindungan lebih terhadap fluktuasi nilai tukar.

    "Jika diterapkan dengan baik, kebijakan ini tidak hanya menguatkan rupiah, tetapi juga memberikan sinyal kepercayaan kepada pasar internasional bahwa Indonesia serius dalam menjaga stabilitas ekonominya," tutup Liza.

    Posisi Cadangan Devisa

    Bank Indonesia melaporkan peningkatan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 menjadi USD155,7 miliar, naik dibandingkan posisi akhir November 2024 yang tercatat sebesar USD150,2 miliar.

    Kenaikan ini bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan devisa sektor migas.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan peningkatan cadangan devisa ini terjadi di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

    “Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor,” ujar Ramdan dalam keterangan tertulisnya, Rabu 8 Januari 2025.

    Bank Indonesia menilai posisi cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional. Dengan prospek ekspor yang tetap positif dan neraca transaksi modal serta finansial yang diperkirakan mencatatkan surplus, ketahanan sektor eksternal diprediksi akan tetap terjaga.

    “Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik turut memperkuat ketahanan eksternal,” tambah Ramdan.

    Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam menjaga ketahanan eksternal untuk memastikan stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

    Jumlahnya Relatif Turun

    Sebelumnya sempat diberitakan, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir November 2024 sebesar USD150 miliar. Jumlah tersebut relatif menurun jika dibandingkan dengan periode Oktober 2024 yang mencapai USD151,2 miliar.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menilai, cadangan devisa terkini masih tergolong tinggi karena setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa tersebut juga masih berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar 3 bulan impor.

    “Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Ramdan dalam keterangan tertulis, Jumat, 6 Desember 2024.

    Mantan Kepala Perwakilan BI di Purwokerto itu mengungkapkan bahwa cadangan devisa Indonesia masih memadai dalam mendukung ketahanan sektor eksternal. Ia juga melaporkan prospek ekspor dan neraca transaksi modal dan finansial juga tetap surplus.

    “Itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil yang menarik serta mendukung terjaganya ketahanan eksternal,” ujarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.