Logo
>

Pertamina Perkuat BBM, Dorong Gas Jadi Energi Masa Depan

Pertamina genjot efisiensi dari kilang hingga distribusi gas. Ketahanan energi dikejar lewat integrasi BBM, LPG, dan jaringan gas rumah tangga.

Ditulis oleh Dian Finka
Pertamina Perkuat BBM, Dorong Gas Jadi Energi Masa Depan
Pertamina perkuat BBM, gas jadi energi masa depan, kilang Pertamina 2024, distribusi LPG nasional, jaringan gas rumah tangga, Wiko Migantoro DPR, FSRU Lampung LNG, subsidi tepat sasaran MyPertamina, armada logistik energi, transformasi energi Pertamina. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

KABARBURSA.COM — Dari kilang hingga dapur rumah tangga, Pertamina terus memperluas cengkeramannya di rantai pasok energi nasional. Di tengah gejolak harga minyak dunia dan desakan transisi energi, perusahaan pelat merah ini bukan cuma menambal celah efisiensi, tapi juga mendorong gas bumi sebagai poros energi masa depan.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menyebut 60–70 persen kebutuhan BBM nasional kini disuplai dari enam kilang utama milik Pertamina. Sementara distribusi LPG mencapai 250 ribu pangkalan dan jaringan gas bumi telah melayani lebih dari 800 ribu rumah tangga. Semua itu, menurut Wiko, adalah fondasi menuju ketahanan energi berbasis keberlanjutan.

“Intake kilang kami secara rata-rata selama beberapa tahun terakhir berada di angka 330 juta barel. Produk bernilai tinggi (high value products) dari kilang juga terus meningkat,” jelas Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Mei 2025.

Menurut Wiko, tekanan terhadap bisnis pengilangan akan tetap tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, Pertamina mulai mengimplementasikan strategi adaptif seperti diversifikasi feedstock dan optimalisasi proses produksi melalui pendekatan “black mode” di Kilang Cilacap.

“Tujuannya agar kita bisa dapat harga bahan baku terbaik, memperbaiki crack spread, dan mempercepat masuk ke era energi hijau lewat produk ramah lingkungan,” ujarnya.

BBM Dijaga 15 Ribu Titik, LPG Capai 250 Ribu Pangkalan

Di sisi hilir, Pertamina juga terus memperkuat infrastruktur distribusinya. Saat ini, jaringan distribusi BBM nasional mencakup 230 titik suplai, terdiri dari 117 Terminal BBM (TBBM), 43 tangki LPG, dan 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU). Jalur distribusi tersebut diperkuat dengan 15.000 titik penyaluran BBM dan 250.000 pangkalan LPG yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selama 2024, Pertamina berhasil menyalurkan 105 juta kiloliter BBM ke pasar, di mana 41 persen di antaranya berasal dari segmen business-to-business (B2B) atau non-PSU.

“Ini capaian besar yang menunjang ketahanan energi nasional sekaligus mengamankan suplai BBM untuk sektor industri dan transportasi,” terang Wiko.

Tak hanya memperluas jaringan fisik, Wiko menambahkan, Pertamina juga mulai menerapkan efisiensi berbasis digital. Salah satunya melalui platform MyPertamina yang telah mampu memetakan pengguna bahan bakar bersubsidi secara lebih akurat.

“Dengan data ini, kami siap mendukung kebijakan subsidi tepat sasaran. Datanya sudah kami sinkronkan dengan kementerian terkait dan kepolisian,” ujarnya.

Bisnis Gas Jadi Fokus Pertamina ke Depan

Pertamina juga menaruh perhatian besar terhadap pengembangan bisnis gas bumi sebagai bagian dari transformasi menuju energi bersih. Dengan jaringan transmisi sepanjang 5.900 kilometer dan jaringan distribusi mencapai 27.000 kilometer, Pertamina kini melayani 820.000 sambungan rumah tangga (SR) jaringan gas (jargas).

“Volume gas yang kami jaga saat ini mencapai 312 juta MMBTU. Ke depan, peran gas akan semakin penting karena sebagian besar temuan baru kita di hulu adalah gas, bukan minyak,” jelas Wiko.

Untuk itu, Pertamina terus mendorong integrasi bisnis gas dari hulu hingga hilir, termasuk dengan memaksimalkan fasilitas seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung untuk memasok LNG ke konsumen di Jawa Barat. “Permintaan gas di Jawa Barat terus meningkat. Dengan infrastruktur ini, kami bisa memenuhi kebutuhan secara lebih efisien,” katanya.

Selain itu, Unit usaha Integrated Marine and Logistics (IML) juga menjadi salah satu pilar penguatan logistik energi Pertamina. Wiko menyebut, IML saat ini mengelola total 327 kapal, di mana 106 kapal di antaranya merupakan milik sendiri. Armada tersebut melayani lebih dari 90 rute domestik dan 60 rute internasional.

“IML kini menjadi tulang punggung logistik laut Pertamina. Dengan kapabilitas yang terus ditingkatkan, anak usaha ini akan memainkan peran penting dalam efisiensi pengiriman energi, baik dalam negeri maupun global,” katanya.

Secara keseluruhan, strategi terintegrasi Pertamina dari hulu hingga hilir diyakini Wiko akan memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menjawab tantangan dekarbonisasi yang makin mendesak. “Kami tidak hanya bicara laba, tapi keberlanjutan. Investasi, efisiensi, dan inovasi adalah fondasi Pertamina untuk tetap menjadi pemimpin dalam era energi masa depan,” kata Wiko.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Dian Finka

Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.