Logo
>

BRMS Menanjak ke Puncak Emas: Target Harga Naik ke Rp1.000

BRMS menanjak berkat lonjakan harga emas dan masuknya ke indeks VanEck GDX, dengan target harga baru Rp1.000 per saham dan potensi penguatan hingga Rp1.150.

Ditulis oleh Yunila Wati
BRMS Menanjak ke Puncak Emas: Target Harga Naik ke Rp1.000
Ilustrasi PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). (Foto: AI untuk KabarBursa)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Kisah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada 2025 menyerupai perjalanan menuju puncak emas. Ada sebuah reli yang membawa sahamnya menanjak hampir dua kali lipat dalam hitungan bulan. 

Kenaikan ini didukung lonjakan harga emas dunia yang menembus rekor di atas USD3.800 per troy ons dan bergabungnya BRMS ke indeks bergengsi VanEck Gold Miners ETF (GDX), yang membuat saham kini berada di radar investor global. 

Optimisme terhadap prospek pertambangan emas dan proyeksi laba yang meningkat membuat target harga BRMS dinaikkan ke Rp1.000 per saham. Bahkan dengan potensi perpanjangan hingga Rp1.150. Dalam atmosfer pasar yang kian berkilau, BRMS tampak siap menapaki fase pertumbuhan baru. Artinya, BRMS pandai memadukan momentum jangka pendek dengan kekuatan fundamental jangka panjang.

Kenaikan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sepanjang 2025 menjadi salah satu kisah paling menarik di lantai bursa tahun ini. Dari harga yang sempat bergerak di kisaran Rp440 pada pertengahan tahun, saham emiten tambang emas ini melonjak mendekati Rp975 per saham pada awal Oktober. 

Lonjakan yang hampir dua kali lipat ini bukanlah kebetulan. Dua faktor besar menjadi pendorong utama adalah reli harga emas dunia yang menembus rekor di atas US$3.800 per troy ons, serta kabar bergabungnya BRMS ke dalam VanEck Gold Miners ETF Index (GDX).

VanEck Gold Miners ETF Index (GDX) sendiri adalah sebuah indeks global yang menjadi acuan investor institusional di sektor emas. 

Kombinasi antara momentum komoditas dan arus dana asing inilah yang membuat saham BRMS kembali menjadi primadona di pasar tambang.

Rekomendasi: Buy on Dips

Minna Padi Investasi Sekuritas menilai, faktor-faktor fundamental dan sentimen pasar global bekerja beriringan dalam mengerek valuasi BRMS. Dengan prospek harga emas yang diproyeksikan bertahan tinggi hingga tahun depan, bahkan bisa menembus rata-rata USD3.900 per troy ons pada 2026, pendapatan BRMS diperkirakan akan meningkat tajam. 

Dalam proyeksi baru yang disusun dengan asumsi kurs Rp16.775 per dolar AS, perseroan diprediksi mampu menghasilkan pendapatan sekitar USD369,98 juta dengan laba bersih inti USD106,2 juta, setara Rp12,6 per saham. 

Dengan menggunakan price to earnings ratio (PER) 80 kali, target harga (TP) baru pun dipatok di Rp1.000 per saham, naik signifikan dari estimasi sebelumnya di Rp460.

Kenaikan target harga ini bukan hanya refleksi dari peningkatan margin dan proyeksi laba, tetapi juga mencerminkan ekspektasi investor terhadap posisi BRMS di pasar global. Masuknya BRMS ke indeks GDX memberi efek psikologis dan teknikal yang kuat. 

Minna menilai, dampak dari keikutsertaan dalam indeks tersebut dapat menambah premium harga hingga 8–15 persen, membawa potensi harga saham di kisaran Rp1.080 hingga Rp1.150. 

Namun, seperti diingatkan dalam laporan riset yang diterbitkan Minna Padi Sekuritas, efek “VanEck premium” ini bersifat sementara. Ketika arus modal asing mulai menstabilkan portofolionya, harga saham kemungkinan akan kembali berorientasi pada nilai fundamental di kisaran Rp1.000.

Secara operasional, BRMS juga sedang berada di masa transisi yang penting. Produksi sempat turun pada kuartal II 2025 akibat proses pushback tambang di area River Reef, Poboya, namun perusahaan menargetkan aktivitas normal kembali di kuartal IV. 

Pada 2026, produksi emas diproyeksikan mencapai hampir 95 ribu troy ons—tingkat produksi yang menandai stabilitas setelah masa penyesuaian. Sementara itu, proyek besar tambang bawah tanah yang ditargetkan rampung pada 2027 menjadi tonggak strategis berikutnya. 

Jika proyek ini berjalan sesuai jadwal, kapasitas produksi BRMS akan meningkat signifikan dan membuka peluang pertumbuhan baru dalam jangka panjang.

Dari perspektif pasar, BRMS kini berdiri di titik keseimbangan antara momentum dan fundamental. Di satu sisi, euforia harga emas tinggi dan arus masuk dana asing terus menjadi bahan bakar kenaikan harga saham. 

Di sisi lain, tantangan utama tetap ada, yakni menjaga stabilitas produksi, memastikan penyelesaian proyek tepat waktu, serta mengantisipasi volatilitas harga emas yang cenderung sulit diprediksi. 

Karena itu, rekomendasi analis bersifat tegas namun berhati-hati, buy on dips, atau akumulasi ketika harga melemah, dengan target utama di Rp1.000 dan potensi perpanjangan ke Rp1.150 per saham.

Secara keseluruhan, BRMS kini mencerminkan wajah baru dari emiten tambang Indonesia yang mulai diperhitungkan di peta investasi global. Dengan dukungan tren harga emas yang masih kuat, proyek ekspansi yang terukur, dan eksposur global lewat GDX, saham ini memiliki fondasi solid untuk tumbuh di jangka menengah hingga panjang. 

Namun, seperti halnya investasi berbasis komoditas, disiplin tetap menjadi kata kunci. Investor yang cermat menjaga momentum, memahami siklus emas, dan menilai laporan kinerja dengan objektif akan berada di posisi terbaik untuk menikmati potensi keuntungan dari perjalanan panjang BRMS menuju level Rp1.000 dan mungkin lebih tinggi lagi.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79