KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) kembali membuktikan daya tahannya sebagai badan usaha milik negara (BUMN) energi nasional di tengah gejolak industri minyak dan gas global.
Meski seluruh parameter pasar dunia seperti crack spread, MOPS, hingga kurs bergerak tidak menguntungkan sepanjang 2024, Pertamina tetap berhasil mencetak kinerja keuangan yang solid dan profitabilitas yang terjaga.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menegaskan bahwa laba konsolidasi perusahaan pada tahun 2024 mencapai USD3,4 miliar atau setara Rp54,6 triliun. Dari jumlah tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp49,5 triliun.
“Ini sudah termasuk pencatatan impairment kilang. Meski subholding kilang tidak bisa membukukan kinerja positif akibat tekanan crack spread, secara grup kita masih bisa mencetak laba yang sehat,” ujar Emma dalam pemaparan kinerja keuangan Pertamina, di Graha Pertamina, Jakarta, Sabtu, 14 Juni 2025.
Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD75 miliar dengan EBITDA sebesar USD10,7 miliar. Menariknya, pencapaian ini diraih saat perusahaan harus membukukan impairment kilang sebesar USD1,4 miliar, lebih rendah dibanding National Oil Companies (NOC) dan International Oil Companies (IOC) lain yang mencatatkan impairment hingga USD2 miliar.
“Ini menunjukkan kemampuan kami dalam memitigasi risiko secara terukur dan menjaga portofolio secara prudent. Impairment kami masih dalam batas manageable,” tambahnya.
Capaian finansial yang impresif juga diperkuat dengan opini audit "Wajar Tanpa Pengecualian" (WTP) atas laporan keuangan 2024 Pertamina. Emma menegaskan bahwa meski sempat menghadapi isu hukum di awal tahun, perusahaan tetap memperoleh opini audit tertinggi tersebut.
“Dari sisi kepatuhan terhadap peraturan, kontrak, serta pengendalian internal, auditor menyatakan tidak ditemukan kelemahan material. Ini validasi atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di lingkungan Pertamina Group,” tutur Emma.
Kepercayaan dari para pemangku kepentingan juga semakin kuat. Emma menyebutkan bahwa trust dari investor, bondholder, dan lenders tetap tinggi, tercermin dari stabilnya peringkat kredit dari lembaga pemeringkat global seperti S&P, Moody’s, dan Fitch Rating.
Capex Naik 4,3 Persen, Komitmen Pertamina Terhadap Pertumbuhan Berkelanjutan
Meski berada dalam tekanan global, Pertamina tidak mengendurkan langkah investasi. Capex atau belanja modal tahun 2024 tercatat meningkat 4,3 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai USD 6,57 miliar.
“Kami tetap berkomitmen untuk tumbuh secara berkelanjutan. Disbursement Capex yang meningkat ini adalah bukti bahwa kami tidak berhenti berinovasi dan memperkuat aset strategis meskipun kondisi global kurang bersahabat,” kata Emma.
Dari sisi rasio keuangan, Emma menyampaikan tren yang membaik secara konsisten. Rasio debt to equity berhasil ditekan ke level 52,2 persen, mencerminkan pengelolaan liabilitas yang optimal.
“Asset liability management kami berjalan efektif. Bahkan program cost optimization yang kami jalankan memberikan kontribusi langsung sebesar USD 1,38 miliar terhadap bottom line,” ujarnya.
Debt service coverage ratio (DSCR) juga menunjukkan perbaikan menjadi 2,63, mencerminkan kemampuan Pertamina dalam membayar kewajiban keuangan jangka pendek dengan baik.
“Ini penting untuk menjaga serviceability risk kami tetap terkendali,” jelasnya.
Kontribusi Pertamina ke Negara Naik Jadi Rp401 Triliun
Salah satu indikator penting dari kinerja BUMN adalah kontribusi terhadap penerimaan negara. Dalam hal ini, Pertamina mencatatkan kenaikan kontribusi signifikan pada 2024.
“Dibandingkan tahun 2023 yang berkontribusi Rp360 triliun, pada 2024 kami naik menjadi Rp401 triliun atau meningkat sekitar 11 persen. Ini sekaligus menunjukkan peran strategis Pertamina bagi perekonomian nasional,” jelas Emma.
Emma menutup paparannya dengan menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi kuat antara holding dan seluruh subholding Pertamina Group. Ia juga mengapresiasi dukungan penuh dari pemerintah dan stakeholders atas capaian kinerja sepanjang tahun 2024.
“Dengan kinerja keuangan dan operasional yang tetap terjaga di tengah kondisi global yang menantang, kami yakin Pertamina siap melanjutkan langkah transformasi dan pertumbuhan berkelanjutan ke depan,” pungkas Emma. (*)