Logo
>

Pertumbuhan Ekonomi China Jadi Penopang Harga Minyak di 2024

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Pertumbuhan Ekonomi China Jadi Penopang Harga Minyak di 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak sedikit mengalami penurunan pada hari Senin dalam perdagangan yang relatif sepi menjelang akhir tahun. Para pelaku pasar masih menunggu data ekonomi terbaru dari China dan Amerika Serikat yang dijadwalkan akhir pekan ini untuk mengevaluasi prospek pertumbuhan dua konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.

    Minyak mentah Brent tercatat turun 8 sen, menjadi USD74,09 per barel pada pukul 07.00 GMT, sementara kontrak Maret yang lebih aktif diperdagangkan di harga USD73,73 per barel, mengalami penurunan sebesar 6 sen. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 5 sen, menjadi USD70,55 per barel. Seperti dikutip Reuters di Jakarta, Senin 30 Desember 2024.

    Kedua kontrak ini mencatatkan kenaikan sekitar 1,4 persen pada pekan lalu, didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pada pekan yang berakhir 20 Desember. Hal ini terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas kilang dan meningkatnya permintaan bahan bakar akibat musim liburan.

    Harga minyak juga mendapat dukungan dari optimisme terhadap potensi pertumbuhan ekonomi China pada tahun depan, yang diperkirakan dapat mendorong permintaan minyak mentah di negara pengimpor terbesar dunia tersebut. Untuk mendorong kembali perekonomian, pemerintah China telah memutuskan untuk menerbitkan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (sekitar USD411 miliar) pada 2025, menurut laporan Reuters minggu lalu.

    Ryan Fitzmaurice, ahli strategi komoditas senior di Marex, menyebutkan bahwa konsumsi minyak global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2024 meskipun ekspektasi terhadap China tidak sepenuhnya terpenuhi. Di sisi lain, persediaan minyak global diperkirakan akan memasuki tahun depan dengan tingkat yang relatif rendah.

    Ke depannya, prospek ekonomi China diperkirakan akan membaik seiring dengan implementasi langkah-langkah stimulus terbaru yang diharapkan mulai memberi dampak positif pada 2025. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah di AS dan negara-negara lainnya juga diharapkan dapat mendukung konsumsi minyak secara global.

    China, di sisi lain, telah memberikan kuota impor minyak mentah sebanyak 152,49 juta metrik ton kepada penyuling independen dalam gelombang kedua untuk tahun 2025, sebagaimana dilaporkan oleh sumber perdagangan pada hari Senin.

    Secara terpisah, Bank Dunia memperbarui proyeksi pertumbuhannya untuk ekonomi China pada tahun 2024 dan 2025. Namun, lembaga tersebut memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang masih lesu, serta masalah dalam sektor properti, akan tetap menjadi hambatan dalam pemulihan ekonomi di tahun mendatang.

    Catatan Turun Tipis

    Harga minyak mentah mencatat penurunan tipis di tengah perdagangan yang lesu usai libur Natal. Sentimen pasar dipengaruhi penguatan dolar AS yang membatasi dampak positif dari rencana stimulus fiskal baru oleh China, importir minyak terbesar dunia.

    Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 32 sen, setara 0,43 persen, menjadi USD73,26 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga terkoreksi 48 sen (0,68 persen) ke level USD69,62 per barel, dibandingkan penutupan perdagangan Selasa. Seperti dikutip di Jakarta, Jumat 27 Desember 2024.

    Pemerintah China dikabarkan menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (USD411 miliar) untuk tahun depan. Langkah tersebut diambil guna mempercepat stimulus fiskal, sebagai upaya menghidupkan kembali perekonomian yang tengah lesu.

    “Stimulus fiskal pada skala besar biasanya memacu peningkatan permintaan energi, yang kemudian dapat mendorong harga minyak naik,” ujar Tim Snyder, Kepala Ekonom di Matador Economics.Bank Dunia pada Kamis merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025. Meski demikian, lembaga ini mengingatkan bahwa rendahnya kepercayaan konsumen dan pelaku usaha, serta tekanan pada sektor properti, masih akan menjadi hambatan utama.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.