KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat pendapatan usaha sebesar Rp262,06 triliun hingga 30 Juni 2024, meningkat dari Rp234,52 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan beban usaha PLN tercatat naik menjadi Rp233,55 triliun dari Rp202,23 triliun. Hal ini menyebabkan laba usaha menurun menjadi Rp28,50 triliun dari Rp32,28 triliun. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 29 Juli 2024.
Penurunan laba sebelum pajak semakin tajam, mencapai Rp9,23 triliun dari Rp33,01 triliun tahun sebelumnya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kerugian kurs mata uang asing bersih sebesar Rp12,10 triliun, dibandingkan dengan keuntungan kurs mata uang asing bersih sebesar Rp11,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun drastis menjadi Rp4,99 triliun dari Rp25,89 triliun pada tahun sebelumnya.
Jumlah liabilitas PLN mencapai Rp673,68 triliun hingga 30 Juni 2024, naik dari Rp655,00 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, total aset meningkat menjadi Rp1.691,20 triliun dari Rp1.670,63 triliun pada akhir tahun lalu.
Catatan Pendapatan PLN IP
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) membukukan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp8,19 triliun, atau mencapai 101 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) Tahun 2023 sebesar Rp8,11 triliun.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan capaian terbaik PLN Indonesia Power selama 2023 itu tak lepas dari upaya transformasi korporasi yang telah dilakukan pada tahun terakhir ini.
“Kami dari pemegang saham, menyampaikan apresiasi kepada seluruh direksi, komisaris, dan seluruh Insan PLN IP, yang telah bekerja keras, sehingga bisa menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.
Perolehan usaha itu disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Laporan Perhitungan Tahunan PLN Indonesia Power (PLN IP) Tahun Buku 2023 dengan fokus utama pada komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan energi dan inovasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menambahkan Laporan Kinerja Keuangan Tahun Buku 2023 kali ini mampu kembali meraih pencapaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) sebesar 103,40 persen dan terbaik sepanjang sejarah di tengah situasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Laba bersih tahun 2023 tercatat sebesar Rp8,19 triliun atau 101 persen dari target RKAP Tahun 2023 sebesar Rp8,11 triliun, katanya.
Ia merinci kinerja keuangan tersebut dicapai setelah PLN IP berhasil meningkatkan penjualan listrik tahun 2023 sebesar 79.989 GWh atau 8 persen lebih tinggi dari target RKAP 2023 sebesar 74.404 GWh.
Capaian ini tentu bukan sekadar angka. Tetapi wujud dari hasil PLN Indonesia Power melakukan berbagai inovasi dan transformasi, kata Edwin.
Edwin juga menyampaikan dalam RUPS kali ini pihaknya telah menyiapkan proses bisnis dan sumber daya menjadi full scale power plant, terutama dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melakukan pengembangan pembangkit baik co-investment maupun non co-investment.
Selain itu, PLN Indonesia Power juga mengoptimalkan dan mempercepat pembentukan corporate transformation office, sehingga target-target program di moonshot dapat dimonitor lebih baik.
Dengan memahami kekuatan dan kelemahan yang ada, serta peluang dan tantangan yang dihadapi, kita dapat merumuskan strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan bisnis kita di masa mendatang dengan fokus pada tiga strategic goals perusahaan yaitu Global Innovative Growth, Performance Excellence, dan Sustainable Power Generation, jelas Edwin.
Edwin pun optimistis PLN Indonesia Power sebagai bagian dari BUMN yang pada lima tahun terakhir ini di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, akan mampu mengatasi berbagai tantangan dan terus mendorong pertumbuhan perusahaan menuju kesuksesan yang lebih besar, dapat mendorong batasan-batasan yang ada, dan memimpin transformasi energi di Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Emisi Karbon Dioksida
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menurunkan 555 ribu ton emisi karbon dioksida (CO2) pada 2023 atas pelaksanaan substitusi batu bara dengan biomassa (cofiring) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan keberhasilan itu menjadi wujud komitmen perusahaan dalam membantu pemerintah menerapkan transisi energi.
Menurut dia, dekarbonisasi sebesar 555 ribu ton CO2 itu berasal dari penerapan cofiring di 18 PLTU dengan memanfaatkan 478.741 ton biomassa dan menghasilkan energi bersih sebesar 509,54 GWh.
“Sepanjang 2023, PLN Indonesia Power sukses melakukan penurunan emisi karbon melalui peningkatan penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara,” katanya.
Adapun pembangkit yang telah menerapkan cofiring sampai 2023 adalah PLTU Suralaya 1-4, Sanggau, Jeranjang, Suralaya 5-7, Lontar, Labuan, Pelabuhan Ratu, Adipala, Suralaya 8, Asam-asam, Sintang, Barru, Berau, Pangkalan Susu, Holtekamp, Bengkayang, Labuan Angin, dan Ombilin.
Edwin juga mengungkapkan cofiring merupakan wujud nyata korporasi dalam mendukung PLN memimpin transisi energi di Indonesia, serta mendorong pencapaian target energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025.
“Program cofiring yang memanfaatkan biomassa ini merupakan langkah nyata PLN IP dalam mendukung transisi energi di PLN Group dan juga membantu pemerintah dalam mencapai target EBT dalam bauran energi nasional,” tuturnya. (*)