Logo
>

Prediksi BMKG: Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prediksi BMKG: Gempa Megathrust  Selat Sunda dan Mentawai

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - BMKG telah mengidentifikasi dua titik krusial di Indonesia yang diprediksi akan menjadi pusat gempa megathrust: Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Kedua lokasi ini memiliki potensi besar untuk memicu gempa bumi berkekuatan tinggi.

    Selat Sunda, yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, menjadi titik fokus karena aktivitas tektonik yang telah berlangsung lama. Jalur pelayaran yang penting ini, yang mengalir dari Laut Tiongkok Selatan menuju Samudra Hindia, terbentuk melalui proses tektonik yang terus aktif hingga kini, menyebabkan frekuensi gempa di wilayah tersebut.

    Menurut buku Geologi Selat Sunda, berbagai model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana Pulau Jawa bergeser ke arah selatan relatif terhadap Pulau Sumatera akibat pergerakan sesar melintang yang dikenal sebagai Kelurusan Bantam. Ledakan dahsyat Gunung Krakatau yang membentuk kaldera besar di Selat Sunda juga menjadi salah satu faktor pembentuk wilayah ini.

    Di sisi lain, segmen megathrust Mentawai-Siberut di barat Sumatera juga menjadi perhatian utama. Segmen ini sudah tidak mengalami gempa besar selama ratusan tahun, dengan sejarah mencatat gempa berkekuatan M8,7 pada tahun 1897 dan M8,9 pada tahun 1833.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa gempa besar di kedua wilayah ini hanya tinggal menunggu waktu. Mengingat bahwa segmen-segmen ini sudah lama "diam", potensi gempa megathrust sangat tinggi. Rilis terbaru dari BMKG memperkuat kekhawatiran ini, mengingat sejarah panjang ketidakaktifan yang berpotensi untuk melepaskan energi besar dalam waktu dekat.

    Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap gempa bumi di dunia. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ini menciptakan zona subduksi yang sangat aktif, di mana lempeng-lempeng tersebut saling bertumbukan dan menyebabkan aktivitas seismik yang tinggi.

    Sebagian besar wilayah Indonesia terletak di sepanjang zona subduksi, di mana lempeng tektonik yang berat tenggelam ke bawah lempeng lainnya. Zona subduksi ini merupakan sumber utama gempa megathrust, seperti yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 yang memicu tsunami dahsyat.

    Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif, yang juga terkait dengan aktivitas tektonik. Letusan gunung berapi seringkali diikuti oleh gempa bumi dan sebaliknya, karena keduanya berkaitan erat dengan pergerakan lempeng tektonik.

    Banyak wilayah di Indonesia yang padat penduduk, terutama di pulau-pulau seperti Jawa dan Sumatera. Ini menambah risiko karena gempa di wilayah-wilayah ini dapat menyebabkan kerugian besar dalam hal nyawa dan harta benda.

    Meskipun ada peningkatan dalam pembangunan infrastruktur yang lebih tahan gempa, masih banyak bangunan di Indonesia yang tidak dirancang untuk menahan gempa besar, terutama di daerah pedesaan.

    Contoh dari kerentanan ini terlihat dari sejumlah gempa besar yang terjadi di Indonesia, seperti Gempa Yogyakarta 2006, Gempa Padang 2009, dan yang terbaru, Gempa dan Tsunami Palu 2018. Setiap gempa besar ini mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa yang signifikan.

    Upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana terus dilakukan, termasuk pengembangan sistem peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat. Namun, dengan kondisi geologi yang tidak bisa diubah, Indonesia akan terus menghadapi risiko gempa bumi di masa mendatang.

    Sejarah Gempa Megathrust di Dunia

    Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik terdorong ke bawah lempeng lainnya. Gempa ini biasanya sangat kuat, dengan kekuatan lebih dari 8,0 pada skala Richter, dan sering kali menyebabkan tsunami. Sejarah mencatat beberapa gempa megathrust yang menghancurkan di berbagai belahan dunia:

    1. Gempa dan Tsunami Samudra Hindia 2004

      Terjadi pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1-9,3 SR di lepas pantai Sumatera, Indonesia, menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah. Gempa ini memicu tsunami besar yang melanda beberapa negara di sekitar Samudra Hindia, menewaskan lebih dari 230.000 orang di 14 negara.

    2. Gempa Tohoku 2011

      Pada 11 Maret 2011, gempa berkekuatan 9,0 SR mengguncang lepas pantai Tohoku, Jepang. Gempa ini diikuti oleh tsunami dahsyat yang menyebabkan kehancuran besar dan krisis nuklir di Fukushima. Lebih dari 15.000 orang tewas dalam bencana ini.

    3. Gempa Valdivia 1960

      Gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah modern, dengan kekuatan 9,5 SR, terjadi di Chile pada 22 Mei 1960. Gempa ini, yang dikenal sebagai Gempa Valdivia, memicu tsunami yang mencapai Hawaii, Jepang, dan Filipina, menewaskan sekitar 6.000 orang.

    4. Gempa Alaska 1964

      Dikenal sebagai Gempa Jumat Agung, gempa berkekuatan 9,2 SR mengguncang Alaska pada 27 Maret 1964. Ini adalah gempa terbesar kedua yang pernah tercatat dan menyebabkan tsunami yang menghancurkan beberapa bagian dari pantai Barat Amerika Serikat dan Kanada. (*)

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi