Logo
>

PT PP Garap Akses ke New Priok, Nilai Proyek Capai Rp2,33 Triliun

Proyek yang ditargetkan rampung dalam 600 hari kalender atau sekitar 20 bulan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN)

Ditulis oleh Hutama Prayoga
PT PP Garap Akses ke New Priok, Nilai Proyek Capai Rp2,33 Triliun
Ilustrasi Proyek PT PP. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP), resmi memulai pembangunan New Priok Eastern Access (NPEA) Seksi II. Ini merupakan jalur strategis sepanjang 3,8 km yang akan menghubungkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda ke New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1) dengan nilai proyek mencapai Rp2,33 triliun.

    Proyek yang ditargetkan rampung dalam 600 hari kalender atau sekitar 20 bulan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Kehadiran akses baru ini akan mengurai kepadatan di New Priok South Access (NPSA), yang saat ini menjadi satu-satunya jalur menuju NPCT 1 dan telah mencapai kapasitas maksimum.  

    Jalur NPEA nantinya juga akan terkoneksi dengan Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC), memperlancar arus barang dari kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan sekitarnya menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

    “NPEA akan menjadi akses baru yang memperkuat akses eksisting, sehingga mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo dalam keterangannya, Rabu 20 Agustus 2025.

    Sementara itu, Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo, menegaskan bahwa PTPP menghadirkan inovasi teknologi terkini untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu dan berkualitas tinggi. 

    “Kami mengaplikasikan Smart Infrastructure Technology (SIT) dan Building Information Modelling (BIM) untuk memantau progres secara real-time, melakukan visualisasi konstruksi terintegrasi, hingga pengukuran akurat menggunakan Multi Beam Echo Sounder dan Drone LiDAR. Teknologi ini membuat pekerjaan lebih presisi sekaligus efisien,” jelasnya.

    Tidak hanya fokus pada konstruksi, proyek ini juga mengedepankan aspek sosial dan lingkungan. PT PP mendesain jembatan khusus dengan bentang 70 m dan tinggi 16 m untuk menjamin akses nelayan Cilincing dan Kalibaru.

    Selain itu, digunakan slag (limbah industri baja) sebagai material ramah lingkungan untuk menekan emisi karbon, melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja, serta menerapkan metode lean construction dengan reusable formwork guna mengurangi limbah.

    Dengan pengalaman panjang dalam membangun infrastruktur pelabuhan – termasuk Makassar New Port dan Kalibaru – PT PP optimis dapat menyelesaikan proyek NPEA Seksi II dengan standar mutu terbaik dan zero accident. 

    "Proyek ini akan menjadi simbol kemajuan konektivitas maritim Indonesia, memperkuat daya saing logistik nasional, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tutup Joko.

    PT PP Gaet Kontrak Baru Rp2,9 Triliun hingga Februari 2025

    PT PP sebelumnya sukses meraih nilai kontrak baru hingga Februari 2025 senilai Rp2,9 triliun. Manajemen PTPP menyampaikan, perolehan ini memiliki pencapaian sebesar 108 persen dari target yang diusung pada Februari 2025, dan 10,21 persen dari target akhir tahun 2025. 

    Joko Raharjo mengungkap bahwa proyek baru yang telah didapat awal tahun ini merupakan sikap optimistis perusahaan. Dia bilang, ini juga menandai langkah awal yang baik bagi Perseroan. 

    "Dengan perolehan nilai kontrak baru pada bulan Februari 2025 yang positif dari target ini adalah sebagai bentuk optimis Perseroan dalam mencapai target akhir tahun 2025, yang memiliki target dengan growth 5 persen dari pencapaian di tahun 2024,” ujar Joko dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 27 Maret 2025.

    Perolehan nilai kontrak baru PT PP didominasi oleh proyek dengan sumber dana swasta sebesar 47,31 persen, pemerintah 38,58 persen, dan BUMN 14,11 persen.

    Sementara itu, perolehan kontrak baru tertinggi jatuh pada sektor jalan & jembatan sebesar 46,70 persen, gedung 37,63 persen, bendungan 9,34 persen, irigasi sebesar 5,93 persen, dan oil and gas sebesar 0,4 persen.

    Adapun terdapat sejumlah proyek di kontrak PT PP ini. Di antaranya proyek Bromo General Contractor Works Batam senilai Rp410,55 miliar, RSUD Krui & Anambas Rp289,9 miliar, Bendungan Bagong Paket 3 senilai Rp271,8 miliar, RSU Adhyaksa Jambi senilai Rp 224,4 miliar, dan RSU Adhyaksa Banten Tahap 2 Rp163,8 miliar. 

    Untuk tahun 2025, PT PP fokus dalam penyelesaian proyek on going dan fokus dalam membidik proyek-proyek konstruksi dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

    Joko menerangkan, sesuai dengan kapasitas dan kekuata, PT PP tetap fokus pada core business konstruksi dalam peningkatan kinerja di tahun ini.

    "Khususnya pada tahun ini PT PP membidik proyek proyek yang selaras dengan program asta cita seperti pembangunan rumah sakit, lahan pertanian - termasuk irigasi, waduk, dan bendungan, serta pembangunan sekolah, dan infrastruktur desa sampai dengan pembangunan rumah bersanitasi," jelasnya. 

    Joko menyebut, PT PP terus meningkatkan daya saing dengan menerapkan inovasi teknologi, memperhatikan HSE, asas keberlanjutan, serta menerapkan manajemen risiko sebagai bentuk komitmen PTPP dalam mencapai target 2025.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.