Logo
>

RI Garap Kilang Minyak Raksasa Modern, Beroperasi Kapan?

Ditulis oleh Yunila Wati
RI Garap Kilang Minyak Raksasa Modern, Beroperasi Kapan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia sedang menggarap satu kilang minyak raksasa baru dan paling modern. Proyek kilang raksasa ini dinamakan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dikerjakan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Proyek tersebut diperkirakan selesai pada September 2025.

    Proyek ini dibangun oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding Refining & Petrochemical Pertamina.

    Menurut Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, saat ini umur kilang minyak yang ada di Indonesia sudah cukup tua. Begitu pula dengan teknologi yang dimiliki sangat bervariasi, sehingga operasional dari setiap kilang minyak berbeda satu dengan yang lain. Untuk itu, perlu peningkatan teknologi untuk mengefisiensikan energi di masing-masing kilang minyak.

    Kilang Plaju, dengan sejarah panjang sejak dibangun pada 1904, tentunya memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaannya. Kilang ini, yang sudah lebih dari satu abad usianya, tentu berbeda dalam hal efisiensi dan teknologi dibandingkan dengan Kilang Balikpapan yang sedang dalam proses transformasi menjadi salah satu kilang paling modern di Indonesia.

    "Satu kilang yang paling tua atau paling duluan ada itu dari Plaju, yang dibangun pada tahun 1904. Ini sudah lebih dari seratus tahun. Sebaliknya, kilang yang paling modern mungkin nanti adalah Balikpapan. Tentunya, efisiensi masing-masing kilang akan berbeda-beda tergantung pada kondisi dan usianya," ungkap Taufik.

    Kilang Balikpapan, melalui proyek RDMP (Refinery Development Master Plan), sedang mengalami peningkatan kapasitas yang signifikan. Saat ini, kilang ini akan mampu mengolah 360 ribu barel per hari (bph), meningkat dari kapasitas sebelumnya sebesar 260 ribu bph. Dengan peningkatan ini, Kilang Balikpapan akan mengambil alih posisi Kilang Cilacap sebagai kilang terbesar baru di Indonesia, yang sebelumnya memiliki kapasitas 345 ribu bph.

    Proyek RDMP RU V Balikpapan adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), yang merupakan bagian dari Subholding Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero). KPB juga telah membangun terminal Lawe-Lawe, yang berfungsi sebagai area penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

    Didesain untuk meningkatkan kualitas produksi BBM dari standar Euro II ke Euro V yang lebih ramah lingkungan, proyek ini juga akan meningkatkan kompleksitas kilang. Kemampuan kilang ini untuk mengolah residu bernilai rendah menjadi produk bernilai tinggi adalah salah satu fitur utamanya. Area proyek RDMP Balikpapan mencakup 80,64 hektar, menambah luas area kilang yang ada menjadi total 313,64 hektar. Proyek ini juga mencakup lima unit revamping, 21 unit utilities & offsite baru, dan 13 unit process baru.

    Saat beroperasi penuh, Kilang Balikpapan akan memproduksi berbagai jenis bahan bakar dan produk lainnya. Produksi BBM akan meningkat signifikan dengan bensin mencapai 142 ribu bph (dari sebelumnya 42 ribu bph), solar menjadi 156 ribu bph (dari 125 ribu bph), dan avtur naik menjadi 41 ribu bph (dari 30 ribu bph). Untuk produk non-BBM, produksi LPG akan meningkat menjadi 384 kilo ton per tahun (KTPA) dari sebelumnya 48 KTPA, propylene menjadi 225 KTPA, dan sulphur sebanyak 58 KTPA, keduanya sebelumnya tidak diproduksi.

    Di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, proyek ini juga mencakup pembangunan dua unit tangki minyak mentah dengan kapasitas masing-masing 1 juta barel. Pembangunan ini melibatkan pipa unloading line berdiameter 52 inci yang menghubungkan Single Point Mooring (SPM) ke Lawe-Lawe.

    Terbesar se-ASEAN

    Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia, memiliki peranan penting dalam industri minyak global. Kilang-kilang minyak di tanah air ini tidak hanya berfungsi untuk mengolah minyak mentah tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan internasional. Berikut adalah beberapa kilang minyak utama di Indonesia dan perannya dalam industri:

    Kilang Kasim

    Terletak di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Kilang Kasim, atau yang dikenal dengan nama resmi PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim, telah beroperasi sejak Juli 1997. Dengan luas 80 hektar, kilang ini memproduksi sekitar 10.000 barel minyak per hari dari wilayah Walio dan Salawati. Saat ini, Kilang Kasim tengah membangun fasilitas baru dengan empat tangki tambahan, masing-masing memiliki kapasitas 110.000 barel, untuk meningkatkan kapasitas produksinya dan memperluas jangkauan distribusi baik di dalam negeri maupun luar negeri.

    Kilang Pangkalan Brandan

    Sebagai salah satu kilang minyak tertua di Indonesia, Kilang Pangkalan Brandan didirikan pada tahun 1883 oleh Aeliko Jans Zijlker setelah penemuan cadangan minyak di Telaga Said. Kilang ini sempat beroperasi selama hampir 60 tahun sebelum dihentikan pada tahun 2007. Pangkalan Brandan mengalami berbagai perubahan kepemilikan, dari Belanda ke Jepang, dan akhirnya dikelola oleh PT Pertamina setelah Indonesia merdeka.

    Kilang Cilacap

    Kilang Cilacap, yang diresmikan pada tahun 1990, adalah salah satu kilang penghasil minyak terbesar di Indonesia. Kilang ini memproduksi 345.000 barel per hari dan mampu memenuhi 34 persen kebutuhan BBM nasional serta 60 persen kebutuhan di Pulau Jawa. Meskipun sering mengalami kebakaran—termasuk tujuh kali sejak operasionalnya—Kilang Cilacap tetap menjadi pusat produksi utama untuk berbagai produk seperti bensin, solar, avtur, dan produk sampingan lainnya.

    Kilang Balikpapan

    Dikenal sebagai salah satu kilang minyak terbesar di Indonesia, Kilang Balikpapan didirikan pada tahun 1921 dan mulai beroperasi pada tahun 1922. Setelah diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1980, kilang ini dikelola oleh PT Pertamina. Kilang Balikpapan saat ini memiliki target produksi 360.000 barel per hari, menjadikannya kilang dengan kapasitas terbesar di tanah air jika target ini tercapai.

    Kilang Dumai

    Terletak di Provinsi Riau, Dumai dikenal sebagai kota penghasil minyak dengan kapasitas produksi mencapai 127.000 barel per hari. Kilang Dumai menghasilkan berbagai produk BBM seperti avtur, minyak diesel, dan solar, serta produk non-BBM seperti LPG dan green coke. Tiga industri minyak utama di Dumai—Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, dan PT Bukit Kapur Reksa—mendukung peran Dumai sebagai pusat produksi minyak.

    Kilang Cepu

    Kilang Cepu, yang terletak di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, adalah salah satu kilang minyak tertua di Indonesia, dengan pembangunan dimulai pada tahun 1889. Setelah beberapa kali berganti pengelola, kilang ini kini dikelola oleh berbagai lembaga di bawah Kementerian ESDM. Produk dari kilang ini meliputi solvent, Pertasol, serta bahan bakar solar dan long residu.

    Kilang Balongan

    Terletak di Jawa Barat dan dimiliki oleh PT Pertamina (Persero), Kilang Balongan mulai beroperasi pada tahun 1994. Dengan kapasitas produksi 125.000 barel per hari, kilang ini memainkan peran penting dalam pasokan minyak untuk DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat. Kilang Balongan memiliki Nelson Complexity Index tertinggi di Asia, menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi terbaru untuk menghasilkan produk berkualitas internasional. Diperkirakan akan menjadi salah satu penghasil minyak utama di Indonesia pada tahun 2025.

    Setiap kilang memiliki perannya masing-masing dalam memastikan pasokan minyak yang stabil dan berkualitas untuk kebutuhan nasional dan internasional, serta berkontribusi pada perekonomian Indonesia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79