Logo
>

Sentimen Positif Bawa Harga Batu Bara ke Jalur Penguatan

Ditulis oleh Syahrianto
Sentimen Positif Bawa Harga Batu Bara ke Jalur Penguatan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara melanjutkan tren penguatan pada Selasa, 27 Agustus 2024, didorong oleh berbagai sentimen positif. Peningkatan impor batu bara di Asia, kenaikan harga gas alam, serta ketegangan geopolitik yang meningkat telah berkontribusi pada lonjakan harga batu bara di pasar global.

    Pada perdagangan tersebut, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Agustus 2024 mengalami kenaikan sebesar USD0,3, menjadikannya USD146 per ton. Sementara itu, harga untuk kontrak September 2024 naik lebih tajam, sebesar USD2,2, menjadi USD147,5 per ton. Tidak hanya itu, harga batu bara untuk pengiriman Oktober 2024 juga naik, dengan peningkatan sebesar USD1,25, sehingga mencapai USD149,15 per ton.

    Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam juga menunjukkan penguatan. Untuk kontrak Agustus 2024, harga naik sebesar USD0,6 menjadi USD121 per ton. Kontrak September 2024 meningkat sebesar USD1, menjadi USD119,75 per ton, dan kontrak Oktober 2024 juga menguat sebesar USD0,65, sehingga menjadi USD122,35 per ton.

    Menurut laporan Reuters, impor batu bara termal yang diangkut melalui laut di Asia meningkat pada bulan Agustus, mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Namun, kenaikan ini lebih banyak didorong oleh permintaan dari negara-negara dengan ekonomi maju di Asia Utara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, daripada oleh negara-negara dengan konsumsi besar seperti China dan India.

    Data dari analis komoditas Kpler menunjukkan bahwa sekitar 79,87 juta metrik ton batu bara, yang sebagian besar digunakan untuk pembangkit listrik, diperkirakan tiba di pelabuhan-pelabuhan Asia pada bulan Agustus. Angka ini naik dari 77,1 juta ton pada bulan Juli dan merupakan yang tertinggi sejak Desember lalu, ketika volume mencapai 80,54 juta ton.

    Permintaan untuk batu bara termal di Asia mengalami lonjakan dalam beberapa bulan terakhir, terutama disebabkan oleh cuaca musim panas yang lebih panas dari biasanya, yang meningkatkan penggunaan pendingin udara. Peningkatan ini paling terasa di negara-negara ekonomi maju di Asia Utara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, di mana kebutuhan energi untuk pendingin udara melonjak signifikan.

    Sementara itu, laporan dari Montel mengungkapkan bahwa harga batu bara Rotterdam untuk pengiriman bulan depan naik sebesar USD1 dari harga penutupan hari Senin, mencapai USD119,75 per ton—level tertinggi sejak minggu sebelumnya. Kenaikan ini dikaitkan dengan lonjakan harga gas serta ketegangan geopolitik. Analis di sebuah rumah dagang Eropa mencatat bahwa konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan pipa gas, yang turut mempengaruhi harga batu bara.

    Selain itu, harga gas TTF Eropa untuk kontrak bulan depan juga naik ke level tertinggi dalam satu minggu, mencapai 38,82 Euro per megawatt-jam (MWh). Kekhawatiran mengenai pasokan gas yang terbatas semakin mendorong kenaikan harga batu bara. Analis menambahkan bahwa gangguan pasokan dari Rusia, yang disebabkan oleh kendala pada jalur rel kereta api antara tambang dan pelabuhan, mungkin juga menjadi faktor yang turut mendukung kenaikan harga batu bara.

    Secara keseluruhan, tren kenaikan harga batu bara ini mencerminkan dinamika pasar yang kompleks, di mana faktor-faktor cuaca, geopolitik, dan logistik saling berinteraksi untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditas energi yang vital ini.

    Tanda Penurunan Permintaan

    BHP Group Ltd, yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di industri pertambangan global, baru-baru ini mengumumkan laba tahunan yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pasar.

    Keberhasilan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari komoditas utama seperti bijih besi dan tembaga, meskipun ada tanda-tanda penurunan permintaan dari China.

    "Kami memperkirakan akan ada volatilitas yang cukup tinggi di pasar komoditas global dalam waktu dekat, mengingat pemulihan ekonomi China yang tidak merata," ujar CEO BHP, Mike Henry, dalam pernyataan pendapatannya.

    Henry juga mengungkapkan bahwa pasokan bijih besi diperkirakan akan melebihi permintaan hingga tahun depan, akibat melimpahnya produksi baja yang telah membanjiri pasar global.

    Melambatnya pertumbuhan ekonomi di China dan stagnasi di sektor properti telah mengurangi permintaan untuk logam, terutama bijih besi, yang merupakan bahan baku utama dalam produksi baja. Bijih besi sendiri menyumbang hampir dua pertiga dari total pendapatan BHP.

    Pemimpin salah satu perusahaan baja terbesar di China sebelumnya telah memperingatkan bahwa kondisi industri baja saat ini bahkan lebih buruk dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada tahun 2008 dan 2015. Pasar global diperkirakan akan didominasi oleh gelombang kelebihan baja yang berasal dari China.

    BHP melaporkan laba bersih sebesar USD 13,66 miliar untuk tahun yang berakhir pada bulan Juni, mengalami peningkatan sebesar 2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan sedikit lebih tinggi dari perkiraan analis yang sebesar USD 13,49 miliar. Setelah pengumuman ini, harga saham BHP naik sebesar 2,7 persen di Sydney.

    Henry juga menyatakan rencana perusahaan untuk berfokus pada komoditas yang penting bagi transisi energi, terutama tembaga. Namun, upaya BHP untuk mengakuisisi Anglo American Plc senilai USD 49 miliar tahun ini tidak berhasil, yang menjadi kendala bagi ambisi ekspansi mereka di sektor tersebut.

    Perusahaan masih memiliki kesempatan untuk mengajukan tawaran baru pada bulan November mendatang, dan Henry menekankan bahwa masih ada banyak peluang menarik untuk memperluas portofolio tembaga mereka.

    Saat ini, tembaga menyumbang kurang dari 30 persen dari total penjualan BHP. Produksi tembaga BHP meningkat sebesar 9 persen sepanjang tahun hingga Juni, dan diharapkan akan tumbuh sebesar 4 persen lagi pada tahun ini.

    Secara keseluruhan, pendapatan BHP meningkat sebesar 3 persen, didorong oleh volume penjualan yang lebih tinggi serta harga bijih besi dan tembaga yang tetap kuat. Namun, kenaikan ini sebagian diimbangi oleh penurunan harga batu bara dan nikel, yang dipengaruhi oleh pasokan nikel murah yang membanjiri pasar dari Indonesia, yang memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan penutupan operasi Nickel West.

    Harga bijih besi dan tembaga telah melemah sejak akhir periode pelaporan, yang bisa menandakan tantangan yang akan dihadapi di masa depan. BHP juga mengumumkan akan membayar dividen final sebesar 74 sen per saham.

    Sementara itu, harga batu bara terus menurun setelah pengumuman besar dari Arch Resources dan Consol Energy mengenai rencana pembentukan konglomerat tambang batu bara senilai lebih dari Rp 77,5 triliun.

    Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa harga kontrak batu bara acuan ICE Newcastle untuk bulan September mengalami penurunan sebesar 2,08 persen pada perdagangan Rabu, 21 Agustus 2024, menjadi USD 146,15 per ton. Penurunan ini melanjutkan tren negatif yang terjadi pada 20 Agustus 2024, di mana harga batu bara turun 1,32 persen.

    Saat ini, harga batu bara berada pada level terendah sejak 5 Agustus 2024. Selama dua hari terakhir, harga batu bara telah melemah secara kumulatif sebesar 3,32 persen, setelah sempat naik 1,74 persen di awal minggu. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.