Logo
>

Sepekan, Indonesia Kehilangan Rp1,31 Triliun Modal Asing

Ditulis oleh Yunila Wati
Sepekan, Indonesia Kehilangan Rp1,31 Triliun Modal Asing

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Hanya dalam waktu sepekan, Indonesia kehilangan modal asing dari pasar keuangan dengan jumlah yang cukup besar, yaitu Rp1,31 triliun. Hilangnya aliran modal asing dari pasar keuangan Indonesia dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, terutama dalam hal stabilitas pasar finansial, nilai tukar, dan arus investasi.

    Namun, meski Bank Indonesia mencatat adanya net sell sebesar Rp 1,31 triliun pada pekan 9-12 September 2024, data keseluruhan sepanjang tahun menunjukkan tren positif dalam hal aliran modal asing.

    Dampak Jangka Pendek dari Net Sell

    Dalam sepekan, pasar keuangan domestik mencatatkan:

    • Net sell di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp0,18 triliun.
    • Net sell di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp3,59 triliun.
    • Pembelian bersih (net buy) di pasar saham sebesar Rp2,46 triliun.

    Dari catatan tersebut, ada beberapa implikasi jangka pendek yang dilihat oleh Kabarbursa.com, Minggu, 15 September 2024. Keluarnya modal asing dari SBN dan SRBI bisa meningkatkan volatilitas di pasar obligasi dan menekan harga SBN, yang dapat berdampak pada kenaikan imbal hasil obligasi (yield). Ini bisa meningkatkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan sektor swasta, serta mempersempit ruang fiskal.

    Namun, dengan adanya net buy di pasar saham, sentimen investor asing terhadap pasar ekuitas masih positif, yang bisa menjadi penyeimbang tekanan dari pelepasan aset di pasar obligasi dan SRBI.

    Dampak pada Kurs Rupiah

    Ketika modal asing keluar dari pasar keuangan, biasanya terjadi tekanan pada kurs rupiah. Penjualan aset dalam rupiah dan konversinya ke mata uang asing bisa mendorong depresiasi nilai tukar. Depresiasi yang tajam dapat menambah biaya impor dan meningkatkan risiko inflasi, terutama dalam konteks Indonesia yang masih mengimpor sejumlah besar barang seperti energi dan pangan.

    Meski demikian, tren pembelian bersih di pasar saham sepanjang tahun sebesar Rp31,47 triliun dan total pembelian bersih di pasar SRBI sebesar Rp184,03 triliun menunjukkan bahwa sentimen asing masih cenderung positif terhadap ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Ini bisa membantu menjaga stabilitas kurs rupiah dalam jangka menengah.

    Keyakinan Investor Asing

    Data semester-II 2024 menunjukkan adanya capital inflows yang kuat:

    • Rp44,33 triliun di pasar SBN.
    • Rp31,13 triliun di pasar saham.
    • Rp53,68 triliun di pasar SRBI.

    Data ini mengartikan, meskipun ada penurunan modal asing dalam jangka pendek, capital inflows dalam semester kedua menunjukkan bahwa investor asing masih melihat Indonesia sebagai pasar yang menarik. Ini mungkin didorong oleh stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan PDB yang solid, serta reformasi struktural yang dilakukan pemerintah.

    Pasar saham tetap menjadi instrumen yang disukai investor asing, yang terlihat dari tren beli bersih sepanjang 2024. Ini bisa mengindikasikan bahwa sektor-sektor tertentu, seperti infrastruktur, teknologi, dan barang konsumen, masih menawarkan prospek pertumbuhan yang menjanjikan.

    Bank Indonesia (BI) sendiri terus memantau arus modal asing dan berupaya menjaga stabilitas eksternal melalui kebijakan moneter yang hati-hati. Strategi bauran kebijakan yang diterapkan BI, termasuk intervensi di pasar valuta asing jika diperlukan, dapat membantu menjaga kestabilan nilai tukar dan inflasi.

    Selain itu, kerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan investasi asing langsung (FDI) juga menjadi salah satu langkah penting untuk mengimbangi arus modal portfolio yang lebih fluktuatif. Dengan reformasi di sektor energi, infrastruktur, dan upaya untuk menarik investasi berkelanjutan, Indonesia dapat meningkatkan daya saing di kancah global.

    Peluang untuk Sektor Domestik

    Meskipun terdapat keluarnya modal asing dalam jangka pendek, ini bisa menjadi peluang bagi investor domestik untuk masuk ke pasar SBN dan obligasi SRBI dengan harga yang lebih kompetitif. Hal ini juga dapat memperkuat likuiditas pasar keuangan domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap modal asing.

    Pemerintah dan BI harus terus mempertahankan bauran kebijakan yang seimbang, dengan menjaga tingkat suku bunga yang kompetitif, mengendalikan inflasi, dan mendorong investasi di sektor produktif seperti manufaktur, energi terbarukan, dan teknologi.

    Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa meskipun ada aliran modal keluar dalam waktu singkat, aliran modal asing sepanjang tahun menunjukkan prospek yang masih positif untuk ekonomi Indonesia. Investor asing masih melihat potensi yang kuat di pasar SBN, saham, dan SRBI, meski dengan tantangan global yang ada. Strategi yang seimbang dari Bank Indonesia dan pemerintah akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi jangka panjang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79