KABARBURSA.COM - Dua indeks di Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah tajam pada Senin, 27 Januari 2025 setelah saham Nvidia dan produsen chip lainnya mengalami aksi jual. Hal ini dipicu oleh meningkatnya popularitas model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berbiaya rendah dari China, yang memunculkan kekhawatiran investor mengenai prospek pemimpin AI yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir dari Reuters, berdasarkan data awal, indeks S&P 500 kehilangan 87,85 poin, atau 1,44 persen, menjadi 6.013,39 poin. Nasdaq Composite turun 607,47 poin, atau 3,04 persen, menjadi 19.346,83. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average naik 291,54 poin, atau 0,67 persen, menjadi 44.715,79.
Saham Nvidia turun signifikan, sementara indeks saham semikonduktor mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak Maret 2020. Startup China bernama DeepSeek meluncurkan asisten gratis yang menggunakan chip lebih murah dan lebih sedikit data, sehingga memunculkan pertanyaan tentang ekspektasi investor bahwa AI akan mendorong permintaan sepanjang rantai pasok dari produsen chip hingga pusat data.
Aplikasi AI Asisten dari DeepSeek melampaui ChatGPT dari AS dalam jumlah unduhan di App Store milik Apple. Kim Forrest, Chief Investment Officer di Bokeh Capital Partners, Pittsburgh, mengatakan masih ada banyak pertanyaan tentang model DeepSeek dan dampaknya.
"Hari ini adalah pukulan keras untuk saham-saham ini, tetapi saya tidak berpikir apa yang terjadi dalam beberapa hari ke depan mencerminkan nilai sebenarnya mereka," katanya.
Saham Nvidia dan perusahaan teknologi besar lainnya telah menjadi pendorong utama kenaikan tajam pasar saham dalam beberapa tahun terakhir. Namun, saham Microsoft dan induk perusahaan Google, Alphabet, juga melemah, sementara pembuat server AI, Dell Technologies, mengalami penurunan tajam.
Volatilitas Pasar dan Prospek Ekonomi
Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan" Wall Street, meningkat. Laporan pendapatan beberapa perusahaan teknologi besar, termasuk Microsoft, dijadwalkan rilis minggu ini.
Di sisi lain, pasar keuangan juga mencerna berita bahwa AS dan Kolombia berhasil menghindari perang dagang pada hari Minggu, 26 Januari 2025 setelah Gedung Putih menyatakan bahwa Kolombia setuju menerima pesawat militer yang membawa migran yang dideportasi.
Investor juga menantikan keputusan Federal Reserve atau The Fed, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjamannya dalam keputusan pertama tahun ini pada hari Rabu, 29 Januari 2025.
Pasar Membuka dengan Penurunan
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai level terendah lebih dari satu minggu pada hari Senin, 27 Januari 2025 karena popularitas model AI murah asal China menekan saham Nvidia dan perusahaan lain yang sebelumnya diuntungkan oleh investasi teknologi ini.
Pada pembukaan perdagangan itu, Dow Jones Industrial Average turun 125,18 poin, atau 0,28 persen, menjadi 44.299,07. S&P 500 kehilangan 108,20 poin, atau 1,77 persen, menjadi 5.993,04, sementara Nasdaq Composite turun 606,43 poin, atau 3,04 persen, menjadi 19.347,87.
DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang menggunakan chip lebih murah dan data lebih sedikit, tampaknya menantang ekspektasi pasar keuangan bahwa AI akan mendorong permintaan dari rantai pasok chip hingga pusat data. Pada hari Senin, aplikasi ini melampaui ChatGPT dan menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di App Store Amerika Serikat.
CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan, mengatakan investor mungkin mempertanyakan apakah perkembangan DeepSeek benar-benar dapat mengubah industri.
"Jika memang begitu, kita menghadapi situasi di mana semua saham AI dan pasar secara keseluruhan akan dihargai ulang," katanya.
Saham Nvidia, yang chipnya menjadi pilihan utama untuk aplikasi AI, turun 11,7 persen, sementara indeks semikonduktor turun 6,5 persen.
Delapan dari 11 sektor S&P 500 melemah, dengan sektor teknologi memimpin penurunan sebesar 4,5 persen. Microsoft, Meta Platforms, dan Alphabet turun antara 2,2 persen dan 3,5 persen. Pembuat server AI seperti Dell Technologies dan Super Micro Computer masing-masing anjlok 7,2 persen dan 8,9 persen.
Perusahaan listrik, yang diperkirakan akan melihat lonjakan permintaan dari pusat data yang membutuhkan energi besar untuk mengembangkan teknologi AI, juga terkena tekanan. Saham Vistra dan GE Vernova turun sekitar 20 persen masing-masing.
Indeks Volatilitas Cboe mencapai level tertinggi sejak 20 Desember, terakhir naik 4,57 poin menjadi 19,42.
Sebaliknya, saham AT&T naik 6,5 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun setelah pertumbuhan pelanggan nirkabel kuartal keempatnya melampaui ekspektasi.
Fokus pada Raksasa Teknologi
Empat dari "Magnificent 7", yakni Microsoft, Meta, Apple, dan Tesla, akan melaporkan hasil kuartalan mereka minggu ini.
Di radar ekonomi, Federal Reserve diperkirakan mempertahankan suku bunga pinjamannya, sementara data belanja konsumsi pribadi (PCE) bulan Desember dijadwalkan rilis pada hari Jumat.
Di NYSE, jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 1,13 banding 1, sementara di Nasdaq, rasio ini mencapai 1,3 banding 1.
Indeks S&P 500 mencatat 16 tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 15 tertinggi baru dan 40 terendah baru. (*)