KABARBURSA.COM – Wall Street menutup perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dengan catatan manis. Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan penutupan tertinggi sepanjang sejarah sekaligus menandai kuartal terbaik mereka dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Sepanjang kuartal II 2025, S&P 500 melonjak 10,57 persen dan Nasdaq melesat 17,75 persen. Dow Jones juga mencatatkan kenaikan 4,98 persen, sementara indeks saham kecil Russell 2000 naik 8,28 persen.
Meski demikian, secara keseluruhan paruh pertama 2025 menjadi periode terlemah sejak 2022 untuk ketiga indeks utama. Ketidakpastian kebijakan perdagangan—yang memuncak usai Presiden Donald Trump memberlakukan tarif besar-besaran pada 2 April, membuat investor cenderung berhati-hati.
Kabar mengenai kesepakatan dagang dengan China dan Inggris memicu optimisme pasar. Pelaku pasar berharap lebih banyak kesepakatan dapat diraih sebelum batas waktu perdagangan versi Trump pada 9 Juli mendatang.
"Semangat pasar terlihat menguat di akhir kuartal," ujar Roy Behren, Co-President Westchester Capital Management. Ia menambahkan bahwa penguatan juga dipengaruhi oleh aksi 'window dressing' manajer investasi.
Sementara itu, Kanada pada Minggu membatalkan rencana pajak layanan digital untuk perusahaan teknologi AS, hanya beberapa jam sebelum berlaku, demi memperlancar negosiasi dagang yang tertunda dengan Amerika Serikat.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa negara-negara tetap bisa menghadapi lonjakan tarif pada 9 Juli, bahkan jika negosiasi masih berlangsung. Menurutnya, keputusan soal perpanjangan akan berada sepenuhnya di tangan Trump.
Partai Republik di Senat juga tengah berusaha meloloskan rancangan undang-undang pemangkasan pajak dan anggaran Trump, meski menimbulkan perpecahan internal. RUU tersebut diperkirakan akan menambah utang nasional AS sebesar USD3,3 triliun dari total utang USD36,2 triliun saat ini.
Fokus pelaku pasar pekan ini akan tertuju pada rilis data ketenagakerjaan non-pertanian dan survei manufaktur dan jasa dari Institute for Supply Management (ISM) untuk bulan Juni. Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pandangannya.
Serangkaian data ekonomi lemah serta spekulasi bahwa Trump akan mengganti Powell dengan sosok yang lebih dovish mendorong ekspektasi penurunan suku bunga dari The Fed tahun ini.
Pada perdagangan Senin, sembilan dari sebelas sektor dalam indeks S&P 500 ditutup menguat. Dow Jones naik 275,50 poin atau 0,63 persen ke 44.094,77. S&P 500 bertambah 31,88 poin atau 0,52 persen ke 6.204,95. Nasdaq menguat 96,28 poin atau 0,48 persen ke 20.369,73.
Saham perbankan besar AS naik setelah mayoritas lolos uji ketahanan tahunan Federal Reserve, membuka jalan untuk buyback saham dan pembagian dividen senilai miliaran dolar.
Di antara top gainer, Hewlett Packard Enterprise melonjak 11,1 persen, disusul First Solar naik 8,8 persen, dan Juniper Networks menguat 8,45 persen.
"Reli saat ini didorong oleh segelintir saham unggulan yang mengangkat indeks, memberikan rasa optimisme meski defisit membengkak dan kebijakan belum jelas," kata Cole Smead, CEO Smead Capital Management.
"Saya rasa pasar terlalu percaya diri. Banyak yang mengira pesta ini akan terus berlanjut," imbuhnya. "Menurut saya permainan ini sudah berakhir. Tinggal tunggu kapan dan seberapa parah dampaknya."
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 17,12 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata harian 18,23 miliar selama 20 hari terakhir. (*)