KABARBURSA.COM – Indeks S&P 500 ditutup menguat pada perdagangan Senin, 2 Juni 2025, seiring optimisme investor terhadap kelanjutan pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya. Sentimen positif ini tetap bertahan meski Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan ancaman kenaikan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50 persen dari sebelumnya 25 persen.
Trump menyampaikan rencananya tersebut pada Jumat malam, hanya beberapa jam setelah menuduh China melanggar kesepakatan dalam perundingan dagang yang sebelumnya dicapai di Jenewa. Menanggapi tuduhan itu, China pada Senin menyebut klaim Trump tidak berdasar dan berjanji akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Pemerintahan Trump kini mendesak negara-negara mitra untuk segera mengajukan penawaran terbaik dalam negosiasi dagang paling lambat Rabu pekan ini. Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat kesepakatan sebelum tenggat waktu dari AS yang tinggal lima pekan lagi, sebagaimana tertuang dalam draf surat kepada para mitra dagang yang diperoleh Reuters.
"Pasar menilai gelombang ancaman tarif dan retorika keras terhadap China, Uni Eropa, dan baja sebagai cara untuk mendorong negosiasi agar segera rampung," ujar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.
Saham perusahaan baja AS melesat tajam, dipimpin oleh Cleveland-Cliffs yang melonjak 23 persen. Saham produsen baja lainnya seperti Nucor dan Steel Dynamics juga menguat signifikan. Namun, saham sektor otomotif justru tertekan. Ford anjlok hampir 3,9 persen, sementara General Motors juga turun dengan persentase serupa.
Meningkatnya tarif ini berisiko memperdalam perang dagang global yang dipicu oleh Trump, sekaligus meredam optimisme pasar yang sebelumnya terdorong oleh sikap lebih lunak dari Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir. Meski demikian, kombinasi dari relaksasi sebagian tarif terhadap China, penurunan ancaman tarif terhadap Uni Eropa, laporan keuangan yang kuat, dan prospek ekonomi yang membaik telah mendorong S\&P 500 mencatat kinerja bulanan terbaiknya sejak November 2023.
Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik tipis 35,41 poin (0,08 persen) ke 42.305,48. Sementara S&P 500 menguat 24,25 poin (0,41 persen) ke 5.935,94 dan Nasdaq Composite melonjak 128,85 poin (0,67 persen) ke 19.242,61.
Saham energi AS juga menguat setelah OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan target kenaikan produksi bulan Juli di level yang sama dengan dua bulan sebelumnya. Di sektor teknologi, saham Nvidia naik 1,7 persen dan Meta naik 3,6 persen, turut menopang performa indeks Nasdaq. Sebaliknya, saham Tesla turun 1,1 persen setelah mencatat penurunan penjualan bulanan di Portugal, Denmark, dan Swedia.
Data survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Mei. Kondisi ini diperparah oleh waktu pengiriman yang lebih lama akibat tarif, yang mengindikasikan potensi kelangkaan barang dalam waktu dekat.
Presiden Bank Sentral Federal Reserve Dallas, Lorie Logan, menyatakan bahwa dengan pasar tenaga kerja yang relatif stabil, inflasi yang sedikit di atas target, dan prospek ekonomi yang belum pasti, bank sentral tetap memantau berbagai indikator untuk menentukan langkah kebijakan yang tepat dan waktunya.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin akan terjadi sebelum akhir tahun, menurut data dari LSEG. Investor juga menanti laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis Jumat ini sebagai indikator kekuatan pasar kerja AS di tengah volatilitas tarif.
Volume perdagangan di bursa AS tercatat sebanyak 15,67 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata 20 hari terakhir yang mencapai 17,8 miliar saham. Di New York Stock Exchange (NYSE), jumlah saham yang menguat melampaui yang melemah dengan rasio 1,06 banding 1. Terdapat 257 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 68 mencetak terendah baru.
Di Nasdaq, rasio saham naik dan turun tercatat 1,11 banding 1. Indeks S\&P 500 mencatat 22 saham pada level tertinggi 52 minggu dan 4 saham pada level terendah, sementara Nasdaq Composite mencetak 84 rekor tertinggi baru dan 80 terendah baru. (*)