KABARBURSA.COM – Pemerintah memastikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), termasuk milik swasta, tetap terjaga.
Hal ini disepakati usai rapat koordinasi antara pemerintah, Pertamina, dan badan usaha migas swasta yang dipimpin langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
“Kami baru selesai rapat untuk menjelaskan terhadap kondisi BBM yang ada. Secara umum, posisi ketersediaan BBM kita perbarui ini itu cukup untuk 18–21 hari, jadi tidak ada masalah yang menyangkut ketersediaan BBM. Namun untuk SPBU swasta itu memang cadangannya sudah menipis,” ujarnya lewat keterangan resmi dikutip, Sabtu 20 September 2025.
Bahlil menegaskan bahwa BBM merupakan cabang industri strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan harus berada dalam kendali negara sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.
Kuota Impor 110 Persen Sudah Habis
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa badan usaha swasta sebenarnya telah memperoleh kuota impor sebesar 110 persen dibandingkan tahun 2024. Namun, kuota tersebut sudah habis sebelum 30 September.
“Atas dasar itu, pemerintah membuat keputusan untuk tetap dilayani tetapi itu akan diberikan lewat kolaborasi dengan Pertamina,” jelasnya.

Empat Kesepakatan dengan Penyedia BBM Swasta
Dalam pertemuan tersebut, disepakati empat poin penting sebagai syarat kolaborasi Pertamina dengan badan usaha swasta, yaitu:
1. Badan usaha swasta setuju membeli melalui Pertamina dalam bentuk komoditas base fuel (BBM belum dicampur aditif dan pewarna).
2. Pemeriksaan kualitas dilakukan bersama melalui join surveyor.
3. Harga BBM ditentukan pemerintah secara adil (fair) dengan mekanisme open book sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
4. Setelah konferensi pers Menteri ESDM, Pertamina dan badan usaha swasta melakukan koordinasi lanjutan terkait skenario pasokan serta aspek komersial untuk merealisasikan arahan pemerintah.
Pertamina Segera Tindak Lanjut
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyatakan pihaknya telah menyampaikan penawaran kepada badan usaha swasta, termasuk penawaran formal terkait aspek komersial.
“Selanjutnya menindaklanjuti pertemuan hari ini, Pertamina telah menyampaikan penawaran kepada badan usaha dan dilanjutkan dengan penawaran secara formal untuk detail kesepakatan aspek komersial,” ungkap Mars Ega.
Ia menambahkan, langkah ini merupakan bentuk percepatan tindak lanjut arahan Menteri ESDM sekaligus memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi.
Pertamina Wujudkan UMKM Kreatif Raih Pasar Global
PT Pertamina (Persero) secara konsisten terus berupaya mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menembus pasar dunia.
Demi mencapai tujuan tersebut, Pertamina melalui program Pertapreneur (Pertamina Entrepreneur) Aggregator, ratusan UMKM kreatif kini berhasil naik kelas hingga menjangkau konsumen global.
Sejak diluncurkan pada 2022, program Pertapreneur tercatat telah mendampingi 300 UMKM potensial dengan dukungan dari berbagai aspek, mulai dari teknis, manajerial, hingga akses pasar internasional.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, langkah tersebut sejalan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Langkah ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 19 September 2025.
Kisah Sukses Kainnesia
Salah satu bukti nyata dari program ini adalah Kainnesia (Kain Tenun Indonesia), pemenang Pertapreneur Aggregator 2024.
Startup sosial ini berhasil menggandeng ratusan penenun dari berbagai daerah untuk membawa produk tenun nusantara ke kancah global.
Pendiri sekaligus CEO Kainnesia, Nur Salam, menyebutkan bahwa Pertapreneur Aggregator bukan hanya mengakselerasi bisnisnya, tetapi juga mendongkrak UMKM mitra.
“Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina,” kata Nur Salam saat kegiatan Sustainability Implementation & Monitoring Pertapreneur Aggregator di Yogyakarta, Senin 15 September lalu.
Hasil positif lainnya, produk kreatif buatan Kainnesia kini sukses tampil di berbagai ajang internasional seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, hingga Inacraft 2025. Bahkan, pembeli asal Malaysia rela melakukan pemesanan memesan sarung tenun senilai USD50 ribu atau sekitar Rp831,1 jutaan (kurs 1 USD = Rp16.622,84 per 19 September 2025).
Nur menambahkan, capaian positif tersebut menunjukkan bahwa kain tenun sebagai warisan budaya yang memiliki nilai jual tinggi di mata konsumen mancanegara.
“Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan,” sebut Nur.
Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menambahkan kehadiran Kainnesia menjadi bukti keberhasilan Pertapreneur Aggregator.
“Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar,” jelas Rudi.
Pertamina sebagai perusahaan energi nasional juga menegaskan komitmennya dalam transisi energi menuju net zero emission 2060. Seluruh langkah pemberdayaan UMKM hingga program sosial sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan di seluruh lini bisnis perusahaan. (info-bks/*)