KABARBURSA.COM - Bursa ekuitas Eropa kembali mencatat pencapaian bersejarah pada perdagangan Kamis waktu setempat, 23 Oktober 2025. Indeks pan-Eropa STOXX 600 naik 0,37 persen dan menembus rekor tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham energi seiring kenaikan harga minyak global setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap dua raksasa energi Rusia, Rosneft dan Lukoil. Di tengah ketegangan geopolitik ini, investor tampak optimistis menilai fundamental korporasi Eropa yang relatif tangguh.
Indeks-indeks utama kawasan kompak menguat. DAX Jerman bertambah 0,23 persen menjadi 24.207,79, FTSE 100 Inggris naik 0,67 persen ke 9.578,57, dan CAC 40 Prancis meningkat 0,23 persen menjadi 8.225,78.
Penguatan serentak ini menandakan kepercayaan pasar yang meluas, sekaligus mencerminkan dorongan kuat dari sektor energi dan sebagian industri berbasis komoditas yang menikmati reli harga minyak.
Sektor energi tampil sebagai bintang, melonjak 2,7 persen dan mencatat kinerja harian terbaik sejak pertengahan April. Lonjakan tersebut sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah Brent dan WTI yang masing-masing melejit lebih dari lima persen.
Sanksi Washington terhadap Rosneft dan Lukoil diterjemahkan investor sebagai peluang bagi perusahaan energi Eropa seperti BP, Shell, dan TotalEnergies. David Oxley dari Capital Economics menilai langkah AS sebagai “eskalasi besar” yang dapat mengguncang keseimbangan pasar energi dunia, dan berpotensi mengubah surplus menjadi defisit pada tahun mendatang.
Musim Laporan Keuangan Ikut Memberikan Sentimen Positif
Namun, penguatan indeks tidak semata ditopang sektor energi. Musim laporan keuangan kuartalan di Eropa juga memegang peranan penting dalam menjaga kepercayaan investor.
Sektor barang mewah, yang sering kali menjadi barometer daya beli global, menguat 1,2 persen. Kering, pemilik merek ternama Gucci, menjadi sorotan dengan lonjakan saham hingga 8,7 persen setelah mencatat penurunan penjualan yang lebih kecil dari perkiraan analis.
Hasil ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa permintaan barang mewah masih relatif kuat meski terjadi perlambatan ekonomi di beberapa negara.
Namun, tidak semua sektor menikmati momentum yang sama. Saham di sektor perjalanan dan hiburan justru tertekan, turun 2,2 persen. Tekanan terjadi setelah laporan hasil keuangan yang mengecewakan dari Sodexo dan Evolution. Keduanya mencatatkan kinerja keuangan yang masing-masing anjlok sekitar 7 persen.
Sektor teknologi juga menghadapi tekanan berat. STMicroelectronics mencatatkan kejatuhan dramatis sebesar 14,1 persen. Produsen chip asal Prancis-Italia itu memperkirakan penjualan kuartal IV di bawah ekspektasi, karena melemahnya permintaan otomotif global.
Tekanan juga datang dari Dassault Systèmes, yang sahamnya turun 13 persen setelah perusahaan perangkat lunak tersebut memangkas proyeksi pertumbuhan pendapatannya.
SAP Jerman Naik 2,2 Persen, Roche Tekan Pergerakan Bursa Swiss
Meski ada tekanan di beberapa sektor, sentimen keseluruhan tetap positif. Data dari LSEG menunjukkan sekitar setengah dari perusahaan di STOXX 600 yang telah merilis laporan keuangan berhasil melampaui ekspektasi analis.
Angka ini lebih rendah dari rata-rata historis 54 persen, namun tetap menunjukkan bahwa profitabilitas korporasi Eropa bertahan di tengah inflasi yang tinggi dan ketidakpastian global.
Beberapa saham unggulan seperti SAP juga memberikan dukungan tambahan. Saham raksasa perangkat lunak Jerman itu berfluktuasi sepanjang sesi, namun akhirnya ditutup naik 2,2 persen. Kenaikan terjadi setelah melaporkan kinerja kuartalan yang melebihi perkiraan pasar, meski proyeksi pendapatan cloud ke depan agak konservatif.
Sementara itu, bursa Swiss turun 0,4 persen, diseret oleh Roche yang jatuh 3,2 persen akibat penjualan obat baru di bawah ekspektasi. Namun, pelemahan di Swiss tidak cukup besar untuk menahan laju reli di bursa utama lainnya, terutama di zona euro dan Inggris, yang mendapatkan dorongan besar dari sektor energi dan industri berat.
Secara keseluruhan, penguatan bursa Eropa kali ini menunjukkan keseimbangan menarik antara faktor eksternal dan internal. Dari luar, sanksi Amerika terhadap Rusia memicu kenaikan harga energi yang mendongkrak saham-saham sektor terkait.
Dari dalam, laporan keuangan korporasi besar Eropa menunjukkan ketahanan yang cukup kuat terhadap tekanan ekonomi global. Hasilnya adalah reli yang membawa indeks STOXX 600 ke rekor tertinggi baru.
Pasar kini menanti dua hal penting, yaitu kelanjutan efek sanksi terhadap harga energi dan bagaimana perusahaan-perusahaan besar Eropa menavigasi ketidakpastian ekonomi menjelang akhir tahun.
Untuk saat ini, investor sedang menikmati euforia rekor baru. Ini menjadi sinyal bahwa meskipun dunia tengah bergejolak, bursa Eropa tetap menjadi salah satu titik terang dalam peta keuangan global.(*)