Logo
>

TelkomMetra Dukung AdMedika-BPJS, Bangun Ekosistem Kesehatan Digital Nasional

AdMedika-TelkomMetra bersinergi dengan BPJS Kesehatan lewat CMS Duta Solusi untuk membangun ekosistem digital kesehatan nasional yang aman dan transparan.

Ditulis oleh Harun Rasyid
TelkomMetra Dukung AdMedika-BPJS, Bangun Ekosistem Kesehatan Digital Nasional
Era baru digital kesehatan dimulai, AdMedika-TelkomMetra sinergi dengan BPJS. Foto: dok. Telkom

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Transformasi digital di sektor kesehatan kian melaju pesat, memunculkan kebutuhan akan layanan yang cepat, aman, dan transparan.

    Menjawab tantangan tersebut, PT Administrasi Medika (AdMedika), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), menjalin kerja sama strategis dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

    Kolaborasi Telkom bersama beberapa pihak tersebut diresmikan melalui penandatanganan nota kesepakatan dengan anak usaha BPJS, PT CMS Duta Solusi pada 19 Agustus lalu.

    Adapun tujuan kerja sama ini diarahkan untuk memperkuat digitalisasi layanan kesehatan sekaligus membangun ekosistem kesehatan digital nasional yang terintegrasi dan berdaya saing global.

    TelkomMetra Dorong Tata Kelola Data dan Inovasi Digital

    Sebagai holding yang menaungi AdMedika, TelkomMetra menyambut baik sinergi tersebut. Sebab langkah ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam memperkuat tata kelola data, mendorong inovasi berbasis teknologi, serta menghadirkan layanan kesehatan digital yang efisien, berkelanjutan, dan bernilai tambah untuk masyarakat maupun industri kesehatan.

    Namun dalam mencapai tujuan tersebut transformasi digital memiliki tantangan besar, khususnya terkait perlindungan data dan keamanan informasi.

    Karena itu, TelkomMetra berupaya mendukung transformasi digital yang dicanangkan. Hal ini agar setiap inovasi AdMedika selalu berlandaskan governance, risk, and compliance (GRC) sesuai regulasi dan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    “Sebagai induk perusahaan, TelkomMetra berkomitmen untuk memperkuat peran ekosistem digital kesehatan nasional melalui sinergi antara AdMedika dengan berbagai mitra strategis. Kolaborasi AdMedika dan PT CMS Duta Solusi merupakan langkah nyata dalam menghadirkan layanan kesehatan digital yang aman, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama TelkomMetra Pramasaleh H. Utomo dalam keterangan resmi, Selasa 16 September 2025.

    AdMedika Hadirkan Solusi Klaim Digital Terintegrasi

    Sebagai Third Party Administrator (TPA) digital kesehatan terbesar di Indonesia dengan jaringan lebih dari 8.000 provider, AdMedika konsisten melahirkan inovasi. Salah satunya melalui AdClaim, platform klaim digital yang mempermudah pengelolaan klaim secara cepat, aman, dan transparan.

    Di sisi lain, PT CMS Duta Solusi, anak usaha BPJS Kesehatan, membawa kompetensi di bidang Business Edu Tech, Man Power Provider, dan IT Solution. Solusi yang ditawarkan mencakup Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), Learning Management System (LMS), sistem pembayaran digital, hingga rekonsiliasi klaim.

    Sinergi untuk Ekosistem Kesehatan Digital Nasional

    Di samping itu, kerja sama ini turut menghadirkan visi bersama yakni memperkuat tata kelola data, mendorong inovasi berbasis teknologi, serta membangun ekosistem kesehatan digital yang terintegrasi.

    Dampaknya diharapkan terasa nyata bagi peserta asuransi, provider kesehatan, hingga perusahaan asuransi melalui proses klaim lebih cepat, efisiensi operasional meningkat, layanan lebih transparan, sekaligus perlindungan dari potensi fraud atau tindak penipuan.

    “Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat tata kelola data dan memperluas inovasi digital di bidang kesehatan. Dengan dukungan teknologi AdClaim dan ekosistem TelkomGroup, kami berkomitmen menghadirkan layanan yang lebih aman, efisien, dan bernilai tambah bagi seluruh mitra serta masyarakat,” jelas Direktur Utama AdMedika Dian Prambini.

    Setelah terjalinnya kerja sama ini, TelkomMetra optimistis dengan sinergi AdMedika dan CMS Duta Solusi tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi industri kesehatan nasional, mitra strategis, serta masyarakat luas.

    Telkom Rombak Seluruh Direksi, Ini Tujuannya

    Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menjadi sorotan pasar. Di tengah kondisi industri telekomunikasi yang penuh tantangan, emiten berkode TLKM ini justru mengambil langkah besar dengan merombak hampir seluruh jajaran direksinya.

    Langkah ini disebut sebagai salah satu manuver paling berani perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, dengan tujuan menyegarkan arah strategis dan memperkuat posisi di tengah persaingan yang kian dinamis.

    Sosok Dian Siswarini ditunjuk sebagai Direktur Utama Telkom. Sebelumnya, ia memimpin XL Axiata selama hampir satu dekade dan dikenal luas sebagai figur kunci dalam transformasi digital operator seluler tersebut.

    Penunjukan Dian menandai era baru bagi Telkom, terutama dalam memperkuat fokus pada layanan digital dan efisiensi operasional.

    Menemani Dian sebagai pimpinan, Muhammad Awaluddin diangkat sebagai Wakil Direktur Utama. Ia bukan orang baru di Telkom. Sebelum menjadi Komisaris Utama PT PELNI, ia sempat berkarier panjang di lingkungan Telkom hingga 2016.

    Sementara itu, posisi Direktur Keuangan kini dipegang oleh Arthur Angelo Syailendra, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bersama Digital Data Centres, perusahaan yang fokus pada pengelolaan infrastruktur digital dan data center.

    Tak hanya di level holding, anak usaha Telkom, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), juga melakukan penyegaran manajemen. Posisi Direktur Sales kini diisi oleh Stanislaus Susatyo, eks Direktur Utama PT Telkom Akses.

    Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan dalam memperkuat lini distribusi dan penetrasi pasar seluler, terutama di tengah pemulihan pasar pascapandemi dan pergeseran perilaku konsumen.

    Analis Pertahankan-Rekomendasi Beli Saham TLKM

    Secara fundamental, Telkom tetap menunjukkan daya tarik yang solid. Meski sektor telekomunikasi menghadapi tantangan pertumbuhan, analis tetap mempertahankan rekomendasi “buy” untuk TLKM dengan target harga Rp3.250 per saham.

    Telkom juga dipandang masih menjadi saham pilihan utama di sektor ini, salah satunya karena karakteristik struktur biaya dan belanja modalnya yang relatif efisien dibandingkan operator lain.

    Analis memperkirakan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) Telkomsel akan mengalami pertumbuhan moderat, yakni antara 1,6 persen hingga 4,2 persen pada 2025 hingga 2026.

    Hal ini didukung membaiknya iklim kompetisi di industri seluler, di mana para pemain mulai menghindari perang tarif yang selama ini menekan margin keuntungan.

    Selain itu, daya tarik utama TLKM juga datang dari potensi dividen yang tinggi. Dengan yield yang diperkirakan berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen dalam dua tahun ke depan, saham Telkom menawarkan imbal hasil yang jauh di atas rata-rata sektor.

    Program pembelian kembali saham (buyback) juga menjadi penopang tambahan bagi kinerja harga saham di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.

    Keuangan Telkom di Jalur Pertumbuhan
    Namun demikian, manajemen dan analis juga melakukan penyesuaian terhadap proyeksi keuangan Telkom. Estimasi pendapatan untuk 2025 hingga 2027 direvisi turun menjadi Rp149 triliun hingga Rp156 triliun, dari proyeksi sebelumnya yang mencapai Rp170 triliun.

    EBITDA dan laba bersih pun turut disesuaikan, masing-masing terkoreksi sekitar 4 persen hingga 7 persen. Meskipun begitu, margin laba tetap terjaga, menunjukkan bahwa efisiensi biaya masih menjadi kekuatan utama perusahaan.

    Dari sisi laba bersih, Telkom masih di jalur pertumbuhan. Proyeksi laba bersih mencapai Rp23,5 triliun pada 2025 dan meningkat ke Rp25,8 triliun pada 2027. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.