KABARBURSA.COM - Jepang menggeser India dalam peringkat teratas negara-negara utama tujuan ekspor Indonesia.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dalam laporan bulanan yang dirilis, Kamis, 15 Agustus 2024 memaparkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok pada Juli 2024 tercatat sebesar USD4,82 miliar, mengalami peningkatan sebesar 3,42 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Juni 2024.
Di posisi kedua tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia adalah Amerika Serikat (AS) juga menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 9,33 persen, mencapai USD 2,15 miliar.
Namun, yang paling mencolok adalah lonjakan ekspor ke Jepang yang mencapai USD1,78 miliar. Jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya USD1,24 miliar, pada Juli 2024 melonjak cukup signifikan sebesar 43,46 persen.
Peningkatan ini bukan hanya signifikan secara bulanan, tetapi juga memberikan dorongan besar terhadap kinerja ekspor tahunan Indonesia ke Jepang.
“Secara tahunan nilai ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang mengalami peningkatan,” ungkap dia.
Amalia juga menambahkan bahwa selain tiga negara tersebut, ekspor nonmigas Indonesia yang menyasar negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa juga mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan.
Nilai ekspor ke wilayah ASEAN tercatat sebesar USD3,71 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar USD3,62 miliar, dengan pangsa ekspor tercatat sebesar 17,85 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada bulan Juli 2024.
Begitu pula dengan Uni Eropa, ekspor ke wilayah ini pada Juli 2024 tercatat naik menjadi USD1,44 miliar, dengan pangsa ekspor tercatat sebesar 6,92 persen dari total ekspor nonmigas bulan tersebut.
“Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke ASEAN dan Uni Eropa juga naik secara bulanan dan tahunan,” kata dia.
Situasi ini kontras dengan bulan sebelumnya. Pada bulan Juni 2024, BPS melaporkan bahwa ekspor nonmigas ke seluruh kawasan tujuan utama menurun secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan dengan Mei 2024. Penurunan ekspor ini termasuk ke China, yang merupakan negara dengan pangsa ekspor terbesar.
Pada Juni 2024, ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sebesar USD4,65 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD4,73 miliar, dengan pangsa ekspor tercatat sebesar 23,71 persen dari total ekspor nonmigas bulan tersebut.
Sementara, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dengan pangsa ekspor sebesar 10,2 persen, di mana pada Juni 2024 ekspor ke negara ini tercatat sebesar USD1,97 miliar, turun dibandingkan bulan Mei 2024 yang sebesar USD2,18 miliar.
Sementara itu, India, yang kini posisinya tergusur oleh Jepang, pada bulan Juni 2024 masih menempati posisi ketiga dengan pangsa ekspor sebesar 9,40 persen, di mana nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut tercatat sebesar USD1,84 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD1,95 miliar.
Nilai ekspor ke tiga negara ini memberikan kontribusi sebesar 43,13 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024.
Begitu juga dengan ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan ASEAN tercatat sebesar USD3,62 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD3,79 miliar, dengan pangsa ekspor tercatat sebesar 18,47 persen.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada Juni 2024 juga mengalami penurunan menjadi USD1,21 miliar, dengan pangsa ekspor tercatat sebesar 6,18 persen dari total ekspor non-migas bulan tersebut.
Nilai Ekspor Naik 6,55 Persen
Di kesempatan yang sama, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ekspor Indonesia pada Juli 2024 sebesar USD22,21 miliar atau naik 6,55 persen secara bulanan (mtm), dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD20,84 persen.
Secara rinci, ekspor migas naik sebesar 15,57 persen atau sebesar USD1,42 miliar pada Juli 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD1,23 miliar.
“Peningkatan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak dengan andil sebesar 0,82 persen,” kata Amalia.
Sementara, untuk ekspor nonmigas naik sebesar 5,98 persen atau secara nilai sebesar USD20,79 miliar, dibandingkan pada Juni 2024 sebesar USD19,61 miliar.
Bila dilihat secara tahunan, nilai ekspor Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen dibanding Juli 2023 yang tercatat sebesar USD20,86 miliar.
Peningkatan ini disebabkan oleh adanya dorongan signifikan dari ekspor nonmigas, yang mencakup beberapa komoditas unggulan. Terutama, peningkatan terlihat pada ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata, yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat. Selain itu, bijih logam, terak, dan abu juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kenaikan tersebut. Tidak ketinggalan, produk kakao serta berbagai olahannya juga turut memberikan sumbangan yang signifikan dalam mendukung peningkatan ekspor secara keseluruhan.
"Hal ini menunjukkan bahwa berbagai sektor ekspor nonmigas terus berkembang dan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan luar negeri," imbuhnya. (*)