KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memaparkan tiga program utama yang menjadi prioritasnya dalam memimpin Kementerian Perdagangan (Kemendag). Program yang pertama adalah pengamanan pasar dalam negeri.
"Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor, dan ketiga, peningkatan usaha kecil menengah (UKM) agar bisa menembus pasar global," ujar Budi kepada awak media di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2024.
Ia juga memperkenalkan slogan "BISA Ekspor". Budi mengartikan sebagai Berani Inovasi dan Siap Adaptasi, sebuah dorongan agar pelaku UKM mampu beradaptasi dan bersaing di pasar internasional.
Budi mengakui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku usaha, asosiasi, dan rekan-rekan di Kementerian Perdagangan, sangat diperlukan. "Instrumen untuk mendukung program ini sebenarnya sudah ada, tinggal bagaimana kita menjalankannya dengan baik dan efektif," tambahnya.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) era Mendag Zulkifli Hasan ini menekankan pentingnya kerja sama dalam menghadapi tantangan ke depan. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih secara khusus kepada Menteri Koordinator Pekan Pangan beserta keluarga atas dukungan dan dorongan selama ini.
"Saya harap, dengan bimbingan dan arahan yang telah diberikan, kita bisa menjalankan tanggung jawab ini dengan baik dan mencapai program-program yang telah ditetapkan demi kemajuan bangsa," tuturnya menutup pidato.
Budi Santoso Dilantik sebagai Mendag
Sebelumnya, pelantikan ini disambut dengan antusiasme besar karena Budi merupakan pejabat karier pertama dari lingkungan Kemendag yang dipercaya menduduki posisi strategis tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan komitmen untuk menjalankan tanggung jawab besar dalam mendukung visi Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045.
"Hari ini adalah hari yang bersejarah untuk kami semua. Sebuah kehormatan besar bagi saya dan seluruh staf Kementerian Perdagangan," ungkapnya.
Budi juga menyampaikan penghargaan mendalam kepada Mendag sebelumnya atas bimbingan dan kepemimpinan yang telah membantu mendorong kinerja positif. Ini termasuk capaian ekspor yang surplus selama 53 bulan berturut-turut dan stabilnya inflasi serta harga-harga di pasar domestik.
Profil Budi Santoso
Pria dengan segudang pengalaman ini telah membangun kariernya selama lebih dari dua dekade di berbagai posisi penting di lingkungan Kemendag. Sebelum mengemban tugas sebagai Sekjen, Budi menjabat sebagai Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dari Desember 2022 hingga Agustus 2024. Di posisi ini, ia memainkan peran kunci dalam mendorong ekspor Indonesia di tengah dinamika perdagangan global yang penuh tantangan. Seperti ditulis di Jakarta, Senin 21 Oktober 2024.
Sebelumnya, Budi juga pernah memimpin Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, dari September 2020 hingga Desember 2022, memperkuat hubungan dagang bilateral antara Indonesia dan Taiwan.
Karier Budi Santoso di Kementerian Perdagangan terus menanjak sejak ia menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan pada tahun 2020. Lebih jauh lagi, kiprahnya dalam dunia perdagangan dimulai dari jabatannya sebagai Kasubdit Ekonomi Kreatif di Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional pada tahun 2010. Kecakapan diplomasi dan pemahamannya tentang pasar internasional pun semakin diasah ketika ia ditunjuk menjadi Atase Perdagangan di India.
Seiring dengan pengabdiannya, Budi dipercaya mengemban berbagai tanggung jawab di posisi strategis, seperti Kepala Pusat Data dan Informasi pada tahun 2017, Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di tahun yang sama, hingga Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2018.
Keseluruhan perjalanan karier ini menegaskan dedikasinya terhadap pengembangan ekspor nasional dan reformasi kebijakan perdagangan Indonesia.
Atas dedikasi yang konsisten, Budi Santoso menerima berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Satya Lancana Karya Satya, yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia sebanyak tiga kali: Satya Lancana X tahun 2005, Satya Lancana XX pada tahun 2017, dan Satya Lancana XXX pada tahun 2024. Penghargaan ini diberikan atas pengabdian jangka panjang dan kontribusi luar biasa dalam sektor pemerintahan.
Dalam hal pendidikan, Budi Santoso memiliki latar belakang akademik yang kuat. Ia meraih gelar Sarjana Komunikasi Massa dari Universitas Sebelas Maret, kemudian melanjutkan studi ke tingkat Magister Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia.
Tak berhenti di sana, Budi juga meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Sahid, memperdalam pemahamannya tentang komunikasi yang semakin dibutuhkan dalam diplomasi ekonomi internasional.
Harta Kekayaan Budi Santoso Capai Rp6,86 Miliar
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2023, Budi Santoso tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp6,86 Miliar. Adapun laporan ini mengacu pada saat dirinya masih menjabat sebagai Direktur Jendral Perdagangan Luar Negeri.
Berdasarkan laporan dari laman LHKPN, Budi memiliki harta tanah dan bangunan senilai Rp5,01 miliar, alat transportasi dan mesin Rp661 juta, kas dan setara kas Rp1,41 miliar, harta lainnya Rp70 juta, dan utang Rp288,5 juta.
Ia juga mengungkapkan kepemilikan tujuh bidang tanah dan properti yang berlokasi di Jakarta Selatan, Tangerang, Sukoharjo, dan Depok.
Adapun rincian kendaraannya meliputi mobil Honda Jazz RS tahun 2019 seharga Rp250 juta, mobil Hyundai Creta tahun 2022 senilai Rp380 juta, serta sepeda motor Yamaha Nmax tahun 2023 dengan nilai Rp31,6 juta. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.