Logo
>

Tinjau Sumur Rakyat, Bahlil dan Pertamina Cari Cara Tingkatkan Produksi Migas

Pertamina dan Menteri ESDM meninjau sumur minyak rakyat di Musi Banyuasin guna memperkuat produksi migas nasional dan menjaga ketahanan energi Indonesia.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Tinjau Sumur Rakyat, Bahlil dan Pertamina Cari Cara Tingkatkan Produksi Migas
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Pertamina meninjau sumur minyak rakyat di Musi Banyuasin. Berikut tujuannya. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis 16 Oktober 2025.

    Menteri Bahlil melawat ke Musi, Banyu Asin didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

    Adapun kunjungan kerja Bahlil bersama Pertamina kali ini bertujuan untuk meninjau ketersediaan LPG. Selain itu Bahlil dan Simon juga menyempatkan meninjau langsung lapangan sumur minyak rakyat yang beroperasi di wilayah tersebut.

    Dalam kesempatan itu, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja yakni untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.

    Melalui aturan ini, sumur minyak rakyat akan dikelola oleh koperasi, BUMD (Badan Usaha Milik Desa), atau pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) milik masyarakat.

    “Bapak Presiden memerintahkan kepada saya untuk memperhatikan keinginan rakyat dalam menciptakan lapangan pekerjaan, agar uang yang dihasilkan dapat berputar di masyarakat,” ujar Bahlil saat meninjau lapangan sumur rakyat di Kecamatan Keluang, Musi Banyuasin, dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Jumat 17 Oktober 2025.

    Menteri Bahlil tinjau sumur rakyat di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan untuk fokuskan produksi Migas nasional. Foto: dok. Pertamina

     

    Lebih lanjut, Bahlil sempat mengingatkan pentingnya aspek keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan, mengingat kegiatan eksplorasi dan produksi migas di lapangan rakyat memiliki risiko tinggi.

    Selain meninjau sumur rakyat, Menteri ESDM Bahlil bersama Direktur Utama Pertamina Simon Mantiri turut mengunjungi pangkalan LPG Pertamina di Desa Sido Rejo.

    Dalam dialog dengan pemilik pangkalan, Arif Setiawan, keduanya membahas ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi LPG di wilayah Musi Banyuasin.

    Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, berharap Pertamina dapat mendukung keberlanjutan operasi sumur rakyat di daerahnya.

    “Saya harap Pertamina terus memberikan pembinaan dan pendampingan agar masyarakat dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman,” ungkap Herman Deru.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan komitmen Pertamina untuk mendukung program peningkatan produksi migas nasional yang digagas pemerintah.

    “Pertamina berupaya terus meningkatkan produksi migas nasional, termasuk mendukung inisiatif program sumur rakyat sesuai amanah pemerintah,” ucap Simon.

    Pertamina Niat Wujudkan Indonesia Mandiri Energi

    PT Pertamina (Persero) terus berusaha memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional.

    Komitmen penguatan energi nasional tersebut sempat dilontarkan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri di acara “Indonesia Langgas Berenergi” yang digelar di Jakarta, Selasa 7 Oktober silam.

    Menurut Simon, Pertamina siap mewujudkan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya di sektor energi lewat strategi dual growth atau pertumbuhan ganda.

    Lewat strategi itu, Pertamina fokus pada dua arah besar yakni memaksimalkan bisnis yang sudah ada dan berjalan, serta mempercepat transformasi menuju bisnis rendah karbon.

    “Sesuai Asta Cita Presiden Prabowo, Pertamina berkomitmen mendukung kemandirian pangan, energi, dan air. Kami menjalankan strategi dual growth. Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting, kedua, mengembangkan bisnis rendah karbon,” jelas Simon.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga membeberkan kondisi energi nasional yang kini jauh berbeda dibanding era 1990-an.

    Menurut Bahlil, konsumsi energi kini jauh melampaui produksi dalam negeri sehingga langkah impor masih menjadi kebutuhan untuk menutup defisit.

    Namun, pemerintah telah menyiapkan langkah konkret untuk menekan impor BBM, termasuk melalui program B40 Yang merupakan produk BBM yang mengandung campuran 40 persen CPO (crude palm oil) ke dalam solar murni.

    “Untuk menutupi defisit solar, pemerintah mendorong penerapan B40. Tahun ini, impor solar sudah turun menjadi sekitar 4 juta ton per tahun, dan tahun 2025 ditargetkan meningkat ke B50, sehingga Indonesia tidak perlu impor solar lagi,” kata Bahlil.

    Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi besar kemandirian energi yang tertuang dalam visi Asta Cita. Pemerintah juga mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi.

    RDMP Balikpapan Jadi Senjata Pertamina Kurangi Impor

    Di sisi bisnis eksisting, Simon mengungkapkan Pertamina terus memperkuat produksi migas melalui inovasi teknologi di bawah subholding PT Pertamina Hulu Energi. Upaya tersebut juga dibarengi dengan peningkatan kapasitas kilang lewat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, yang ditargetkan beroperasi penuh pada November 2025.

    “Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan, menghasilkan produk berkualitas tinggi setara standar Euro 5, dan mengurangi ketergantungan impor BBM,” terang Simon.

    RDMP Balikpapan menjadi simbol nyata transformasi industri migas nasional. Kilang ini akan berperan penting dalam memperkuat rantai pasok energi domestik serta memastikan kemandirian energi nasional tercapai lebih cepat.

    Transisi Energi dari Biofuel

    Tidak hanya fokus pada kilang, Pertamina juga mempercepat langkah menuju bisnis energi rendah karbon. Salah satu terobosannya adalah peluncuran Pertamax Green 95, bahan bakar dengan campuran 5 persen bioetanol (E5) yang lebih ramah lingkungan.

    Selain itu, Pertamina terus memperluas pengembangan panas bumi (geothermal), di mana Indonesia kini tercatat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar kedua di dunia.

    Tak berhenti di situ, berbagai inisiatif carbon capture and storage (CCS/CCUS) serta proyek dekarbonisasi tengah digenjot untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.

    Pertamina pun menegaskan perannya sebagai pemimpin transisi energi nasional, dengan mengintegrasikan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis.

    “Pertamina berkomitmen mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs),” tutup Simon. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.