KABARBURSA.COM - Pemerintah dikabarkan akan mulai membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite mulai 1 Oktober 2024. Hal ini merujuk pada revisi Perpres No.191 tahun 2014 yang mengatur tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Dalam kebijakan ini, kendaraan dengan kapasitas mesin di atas 1.400 cc dan motor di atas 150 cc akan menjadi sasaran pembatasan.
Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menjelaskan kebijakan pembatasan ini diperkirakan hanya akan berdampak pada sekitar 7 persen dari total 152,4 juta kendaraan yang ada di Indonesia. Kelompok kendaraan ini sebagian besar dimiliki oleh golongan masyarakat kelas atas yang selama ini ikut menikmati subsidi BBM jenis Pertalite.
Di tengah rencana pembatasan ini, pengemudi perlu mengetahui cara menghemat penggunaan bahan bakar. Hyundai Gowa, jaringan diler Hyundai terbesar, memberikan beberapa tips untuk menghemat bahan bakar saat mengemudi. Hal ini penting karena beberapa model mobil Hyundai, seperti Creta 1.500 cc dan Stargazer 1.500 cc, juga masuk dalam kategori pembatasan tersebut.
Tips Menghemat Bahan Bakar Ala Hyundai:
1. Seimbangkan Kemudi
Menghindari pengereman dan akselerasi mendadak dapat membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Usahakan mengemudi dengan kecepatan konstan. Fitur Cruise Control pada mobil Hyundai dapat membantu menjaga kecepatan tetap stabil.
2. Perhatikan Angin Ban
Tekanan ban yang tepat penting untuk efisiensi bahan bakar. Ban yang kurang angin membuat mesin bekerja lebih keras. Hyundai telah melengkapi kendaraannya dengan Tire Pressure Monitoring System (TPMS) untuk memantau tekanan ban.
3. Jangan Bawa Beban Berat
Beban ekstra pada mobil meningkatkan konsumsi bahan bakar. Pastikan hanya membawa barang yang diperlukan untuk menjaga bobot kendaraan tetap ringan.
4. Gunakan AC Seperlunya
Gunakan AC dengan bijak, idealnya pada suhu 25 derajat. Matikan AC jika tidak diperlukan untuk menghemat bahan bakar.
5. Jangan Hidupkan Mesin Saat Mobil Berhenti Lama
Saat mobil berhenti lama, seperti di lampu merah atau parkir, matikan mesin untuk menghemat bahan bakar. Mesin yang menyala dalam keadaan diam tetap membutuhkan konsumsi BBM.
6. Aktifkan Mode Driving Eco
Mobil Hyundai dilengkapi dengan fitur Drive Mode, termasuk Mode Driving Eco yang membantu menghemat bahan bakar dengan mengatur respons pedal gas dan transmisi.
7. Rutin Servis
Kondisi mobil yang optimal meningkatkan efisiensi bahan bakar. Lakukan servis berkala, termasuk ganti oli, pemeriksaan aki, dan filter udara, untuk menjaga performa kendaraan.
Dengan adanya pembatasan Pertalite yang akan diberlakukan, pengemudi diharapkan lebih bijak dalam menggunakan bahan bakar. Langkah-langkah hemat BBM ini dapat membantu mengurangi konsumsi dan mendukung upaya pemerintah dalam mengelola penggunaan BBM bersubsidi.
Maju-mundur Pembatasan BBM
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih bimbang dalam memutuskan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi alias Pertalite.
Hal itu dia ungkap menyusul pernyataan para menteri Jokowi yang hilir-mudik menyatakan bahwa pemerintah akan segera membatasi BBM bersubsidi. Pertama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pembatasan BBM Subsidi akan dimulai 17 Agustus 2024.
Namun, tutur Fahmy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana membatasi BBM bersubsidi pada 17 Agustus 2024. Pada kesempatan lain, Jokowi juga ikut menyangkal pernyataan Luhut.
“Presiden Joko Widodo juga ikut menyangkal pernyataan Luhut dengan mengatakan bahwa kebijakan pembatasan BBM Subsidi belum terpikirkan,” kata Fahmy dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 5 September 2024.
Tak berselang lama, Menteri Energi dan Sumber Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, paska dilantik sebagai pengganti Arifin Tasrif mengatakan pembatasan pembelian BBM Subsidi akan dilakukan mulai 1 Okober 2024, yang akan didahului dengan sosialisasi.
Pernyataan Bahlil pun turut disangkal Jokowi, yang menyebut belum ada pembahasan mengenai pembatasan BBM bersubsidi. Tak lama setelahnya, Menteri Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, juga menyangkal pernyataan Bahlil dengan mengatakan belum ada pembahasan soal kebijakan pembatasan BBM Subsidi.
“Lagi-lagi Jokowi ikut membantah dengan mengatakan bahwa belum ada rapat khusus untuk memutuskan pembatasan BBM Subsidi. Bantahan Presiden Jokowi yang kedua kalinya mengindikasikan bahwa Jokowi masih bimbang memutuskan kebijakan pembatasan BBM Subsidi,” jelasnya.
Fahmy menilai, Jokowi menaruh kekhawatiran kebijakan pembatasan BBM Subsidi akan menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat, sehingga bisa menurunkan legasi Jokowi sebelum lengser pada 20 Oktober 2024.
Menurutnya, pembatasan BBM bersubsidi memang berpotensi mengerek harga BBM bagi konsumen yang tidak berhak menerima subsidi, yang secara tidak langsung harus migrasi dari BBM Subsidi ke BBM Non-Subsidi dengan harga lebih mahal.
Kendati begitu, Fahmy menilai hendaknya kenaikan harga tersebut dilokalisir sehingga tidak memicu inflasi secara signifikan dan tidak menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah ke atas. Menurutnya, tidak ada alasan bagi Jokowi untuk bimbang dalam memutuskan kebijakan pembatasan BBM Subsidi.
Pasalnya, tutur Fahmy, jumlah beban subsidi BBM yang salah sasaran sudah sangat besar, yakni sekitar Rp90 triliun per tahun. Menurutnya, hal tersebut akan memberatkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kalau sampai dengan lengser, Jokowi tidak juga memutuskan kebijakan pembatasan BBM Subsidi, beban APBN tersebut akan diwariskan kepada Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subiyanto,” katanya.(*)