Logo
>

Trump Janji Ungkap Dokumen Rahasia soal Pembunuhan John F Kennedy

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Trump Janji Ungkap Dokumen Rahasia soal Pembunuhan John F Kennedy

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Presiden terpilih Donald Trump mengumumkan rencananya untuk merilis dokumen rahasia perihal pembunuhan mantan Presiden AS John F. Kennedy (JFK), Senator Robert Kennedy, dan tokoh hak sipil Martin Luther King Jr. Trump yang sebentar lagi kembali ke Gedung Putih telah berjanji bahwa ia akan membuka file intelijen dan penegakan hukum terkait peristiwa tersebut.

    “Beberapa hari mendatang, kami akan mengungkap dokumen-dokumen tersisa terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy, saudaranya Robert Kennedy, serta Dr. Martin Luther King Jr., dan topik-topik lain yang menjadi perhatian besar publik,” kata Trump dalam sebuah kampanye di pusat kota Washington, kemarin, dikutip dari Reuters Jakarta, Senin, 20 Januari 2025.

    Selama masa jabatan pertamanya dari 2017 hingga 2021, Trump pernah membuat janji serupa dan sempat merilis sebagian dokumen terkait pembunuhan JFK pada 1963. Namun, ia akhirnya menunda pengungkapan penuh setelah mendapat tekanan dari CIA dan FBI, dengan alasan kekhawatiran terhadap keamanan nasional.

    Meski begitu, Trump tidak menjelaskan secara spesifik dokumen mana yang akan dirilis. Ia juga tidak menjanjikan deklasifikasi secara menyeluruh. Martin Luther King Jr. dan Robert Kennedy sendiri tewas pada tahun 1968.

    Pembunuhan JFK hingga kini tetap menjadi topik yang menarik perhatian publik Amerika Serikat. Meskipun pembunuhan itu secara resmi dianggap dilakukan oleh seorang penembak tunggal, Lee Harvey Oswald, banyak warga Amerika yang percaya ada konspirasi yang lebih luas di balik kematiannya. Hasil survei menunjukkan sebagian besar masyarakat tidak puas dengan kesimpulan resmi dari Departemen Kehakiman dan lembaga federal lainnya.

    Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan yang ditunjuk Trump, Robert F. Kennedy Jr., yang juga merupakan putra dari Robert Kennedy dan keponakan JFK, sebelumnya pernah menyatakan keyakinannya bahwa CIA terlibat dalam pembunuhan pamannya, meskipun tuduhan itu telah dibantah oleh lembaga tersebut sebagai tidak berdasar.

    Kennedy Jr. juga percaya bahwa ayahnya, Robert Kennedy, dibunuh oleh lebih dari satu pelaku. Tapi ini pandangan yang bertentangan dengan laporan resmi pemerintah.

    Janji di Hari Pertama Berkuasa

    Selain akan merilis dalang pembunuhan JFK, Donald Trump menegaskan salah satu langkah pertamanya sebagai presiden adalah memberlakukan pembatasan ketat pada imigrasi. Dalam Make America Great Again Victory Rally yang digelar pada Minggu, 19 Januari 2024, malam, sehari sebelum ia resmi kembali ke Gedung Putih, Trump berjanji menghentikan apa yang ia sebut sebagai “invasi” ke Amerika Serikat.

    “Begitu matahari terbenam besok, invasi ke negara kita akan berhenti,” ujar Trump disambut riuh tepuk tangan pendukungnya di Capital One Arena, dikutip dari Reuters.

    Seperti di kampanyenya, Trump kembali mengumbar janji untuk melancarkan deportasi massal terbesar dalam sejarah AS—sebuah operasi yang katanya akan memulangkan jutaan imigran. Namun, janji sebesar itu jelas akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar untuk diwujudkan.

    Pidato Trump ini tak jauh berbeda dari gaya khasnya sejak kampanye 2016, penuh dengan kebanggaan, klaim-klaim yang meragukan, serta janji-janji besar yang memukau para pendukungnya. “Ini adalah gerakan politik terbesar dalam sejarah Amerika, dan 75 hari yang lalu, kita meraih kemenangan politik paling epik yang pernah ada,” ujarnya dengan percaya diri. “Mulai besok, saya akan bertindak dengan kecepatan dan kekuatan bersejarah untuk memperbaiki setiap krisis yang dihadapi negara kita.”

    Pidato ini juga menjadi penampilan besar pertama Trump di Washington sejak 6 Januari 2021, saat pidatonya memicu serbuan massa pendukungnya ke Gedung Capitol. Dalam kesempatan ini, Trump kembali menegaskan akan memberikan pengampunan kepada banyak dari lebih dari 1.500 orang yang didakwa atau dihukum atas insiden tersebut.

    Pidatonya juga memberikan gambaran tentang nada dan arah kebijakannya di masa jabatan keduanya. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump telah membuat para sekutu internasionalnya kebingungan dengan pernyataan tentang rencana mengambil alih Greenland, Terusan Panama, hingga menjadikan Kanada bagian dari Amerika Serikat.

    Trump berjanji akan mencabut seluruh kebijakan eksekutif era Biden yang ia anggap radikal dan tidak masuk akal hanya dalam hitungan jam setelah kembali menjabat. Berdasarkan informasi dari sumber yang mengetahui rencana tersebut, Trump diperkirakan akan menandatangani lebih dari 200 kebijakan eksekutif pada hari pertama masa jabatannya.

    Keamanan perbatasan menjadi fokus utama dari kebijakan awal Trump, termasuk rencana untuk mengklasifikasikan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing, mendeklarasikan keadaan darurat di perbatasan AS-Meksiko, serta menghidupkan kembali kebijakan Remain in Mexico. Kebijakan ini mengharuskan pencari suaka non-Meksiko untuk tinggal di Meksiko sambil menunggu jadwal persidangan mereka di pengadilan AS.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).