Logo
>

Wall Street dan Bursa Eropa Terguncang, Pasar Asia Bervariasi

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street dan Bursa Eropa Terguncang, Pasar Asia Bervariasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wall Street dan bursa Eropa terguncang, sementara pasar Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu, 27 November 2024, waktu setempat.

    Wall Street diketahui mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024, dinihari WIB. Penurunan ini disebabkan aksi investor yang ramai-ramai merealisasikan keuntungan usai pasar membukukan kenaikan signifikan sepanjang November ini.

    Beberapa indeks penting, seperti Dow Jones dan S&P 500 melemah. Dow yang sebelumnya sempat naik lebih dari 140 poin di awal sesi perdagangan, ditutup turun sebesar 138,25 poin atau 0,31 persen. Begitu pula dengan S&P 500 yang menghentikan relinya di 19.060,48 setelah turun 0,6 oersen atau 115,1 poin.

    Sementara, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ikut kehilangan performanya. IXIC kehilangan 22,89 persen atau 0,38 poin, menutup sesi akhir di 5.998,74.

    Pelemahan Wall Street kali ini diprakarsai oleh melemahnya sektor teknologi. Nvidia, Meta Platforms, Dell, dan HP lesu.

    Nvidia yang sepanjang tahun mengalami kenaikan sebesar 173 persen, hari ini justru ditutup anjlok 1,6 persen. Sementara saham Meta Platforms tertekan hampir 1 persen, meskipun sempat naik 60 persen di awal tahun. Sedangkan Dell dan HP, yang baru saja merilis proyeksi pendapatan, justru turun lebih dari 11 persen.

    Tekanan terhadap Wall Street juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru. Diketahui, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan indikator utama the Fed, naik 0,2 persen pada Oktober dan 2,3 persen secara tahunan.

    Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, ikut naik 0,3 persen secara bulanan dan 2,8 persen secara tahunan.

    Volume perdagangan di Bursa efek New York juga turun sekitar 20 persen dibandingkan hari biasa.

    Libur Thanksgiving kali ini juga membuat pekan menjadi lebih singkat. Pasar ditutup pada Kamis dan hanya buka setengah hari di Jumat.

    "Angka inflasi ini sejalan dengan ekspektasi. Meski begitu, the Fed mungkin akan mencari alasan untuk lebih hawkish, terutama jika ada kebijakan inflasi baru seperti tarif tambahan," kata ahli strategi dari Lazard Asset Management David Alcaly.

    Meskipun hari ini ditutup melemah, secara keseluruhan Wall Street diproyeksikan menunjukkan hasil positif untuk pekan ini. Dow Jones diprediksi naik 1 persen, begitu pula dengan S&P 500 serta Nasdaq, yang diperkirakan menguat 0,5 persen dan 0,3 persen.

    Sepanjang November ini, Dow sudah melesai lebih dari 7 persen, sementara S&P 500 serta Nasdaq masing-masing mencatatkan kenaikan lebih dari 5 persen.

    Bursa Eropa Terguncang

    Pasar saham Eropa dibuka lebih rendah pada hari Rabu, 27 November 2024, waktu setempat. Kondisi ini dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap dampak dari rencana tarif Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dikenakan pada barang impor.

    Indeks Stoxx 600, yang mencerminkan kinerja pasar saham Eropa secara keseluruhan, turun 0,2 persen. Sebagian besar sektor-sektor di Eropa bergerak di zona merah, dengan sektor-sektor utama seperti industri dan konsumer mencatatkan penurunan.

    Di Jerman, indeks DAX melemah 0,40 persen dan berada di level 19.217, sementara di Inggris, indeks FTSE mengalami penurunan tipis sebesar 0,08 persen dan berada di level 8.252. Indeks CAC Perancis tergerus lebih dalam, turun 1,10 persen ke level 7.115.

    Meski begitu, beberapa saham mencatatkan kinerja positif. Saham maskapai penerbangan Easyjet, misalnya, menguat 2,4 persen pada pembukaan setelah perusahaan tersebut melaporkan kenaikan laba operasi tahunan sebesar 25 persen.

    Di sisi lain, saham Aston Martin, produsen mobil mewah asal Inggris, turun 4 persen setelah perusahaan tersebut mengeluarkan peringatan mengenai kinerja laba yang lebih buruk dari yang diperkirakan.

    Tensi pasar semakin tinggi dengan adanya pengumuman dari Trump, yang mengungkapkan bahwa salah satu langkah pertama pemerintahannya adalah mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada seluruh barang yang diimpor dari China.

    Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada produk dari Meksiko dan Kanada, yang dapat membatalkan perjanjian perdagangan bebas regional. Pengumuman ini semakin meningkatkan kekhawatiran pasar tentang potensi dampak inflasi yang lebih tinggi, yang kemungkinan akan memperlambat laju pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.

    Investor di pasar Eropa juga menantikan berbagai data ekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat. Perhatian terhadap perkembangan situasi ekonomi global dan kebijakan perdagangan AS akan terus menjadi faktor penting yang mempengaruhi arah pergerakan pasar saham di Eropa. Sementara, para trader berusaha mengantisipasi dampak dari kebijakan fiskal Trump yang penuh ketidakpastian.

    Pasar Saham Asia Bervariasi

    Di waktu bersamaan, pasar saham Asia bergerak bervariasi. Di Tiongkok, keuntungan industri mengalami penurunan signifikan sebesar 10 persen pada bulan Oktober, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini menandakan bahwa meskipun Beijing telah meluncurkan beberapa langkah stimulus untuk menopang perekonomian, hasilnya masih terbatas dalam mengatasi kemerosotan laba perusahaan.

    Sementara itu, di Australia, inflasi mengalami kenaikan sebesar 2,1 persen pada bulan Oktober, sedikit lebih rendah dari perkiraan 2,3 persen. Namun, inflasi tersebut tetap mencatatkan penurunan signifikan dibandingkan angka 5,6 persen yang tercatat pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

    Indeks Hang Seng di Hong Kong melesat 2,45 persen, sementara Indeks CSI 300 yang mencakup saham-saham besar di Tiongkok daratan naik 1,74 persen, menutup sesi perdagangan pada 3.907.

    Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 juga menguat 0,57 persen, berakhir pada level 8.406, mencatatkan kenaikan moderat yang mencerminkan sentimen yang cukup stabil di pasar domestik.

    Namun, tidak semua pasar Asia mengalami kenaikan. Di Jepang, Indeks Nikkei 225 turun 0,8 persen, berakhir pada posisi 38.134, sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,9 persen menjadi 2.665.

    Pasar Korea Selatan juga mengalami tekanan, dengan Indeks Kospi turun 0,69 persen menjadi 2.503, dan Indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,17 persen menjadi 692.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79