KABARBURSA.COM - Bursa saham Wall Street ditutup menguat signifikan pada Rabu, 23 April 2025, seiring meningkatnya harapan pelaku pasar terhadap kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Sinyal positif juga datang dari pernyataan Presiden Donald Trump yang menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memberhentikan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pernyataan ini meredakan kekhawatiran pasar akan potensi intervensi politik terhadap bank sentral.
Dow Jones Industrial Average melonjak 419,59 poin atau 1,07 persen ke level 39.606,57. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 88,10 poin atau 1,67 persen menjadi 5.375,86.
Nasdaq Composite mencatat kenaikan paling tinggi, naik 407,63 poin atau 2,50 persen ke posisi 16.708,05. Ketiga indeks sempat memangkas sebagian kenaikan menjelang penutupan sesi, namun tetap berada di zona positif. Hal ini didorong oleh optimisme pasar terhadap perkembangan dari Washington.
Sektor teknologi dan consumer discretionary memimpin penguatan di antara sebelas sektor utama dalam indeks S&P 500. Sektor consumer staples dan energi tertinggal dalam reli pasar kali ini.
Sentimen positif menguat setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa tarif tinggi antara AS dan China tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Trump juga menunjukkan keterbukaan untuk mencari solusi damai atas sengketa dagang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Pernyataan Presiden Trump tentang ketidaksediaannya memecat Ketua The Fed juga memberikan sinyal stabilitas bagi para investor. Isu ini sempat menjadi perhatian serius pasar setelah kritik tajam yang dilontarkan Trump terhadap kebijakan suku bunga yang dijalankan oleh bank sentral.
Sejumlah analis melihat independensi Federal Reserve sebagai elemen penting dalam sistem keuangan negara-negara maju, dan ketegangan ini sempat memberikan tekanan pada pasar obligasi serta nilai tukar dolar AS.
Sementara itu, laporan keuangan kuartal pertama dari perusahaan-perusahaan besar di indeks S&P 500 menunjukkan tren yang cukup positif. Dari 110 perusahaan yang telah merilis laporan keuangannya, sekitar 75 persen mencatat hasil yang melampaui ekspektasi analis.
Menurut data dari LSEG, proyeksi pertumbuhan laba agregat S&P 500 untuk periode Januari hingga Maret kini berada di angka 8,4 persen, naik dari estimasi 8,0 persen pada awal April.
Saham Tesla melonjak 5,3 persen setelah CEO Elon Musk mengumumkan bahwa ia akan mengurangi keterlibatannya dengan pemerintahan Trump guna fokus lebih besar dalam menjalankan perusahaannya.
Meskipun Tesla melaporkan penurunan laba bersih sebesar 71 persen pada kuartal tersebut, pernyataan Musk cukup meyakinkan investor. Saham Boeing juga menguat 6,1 persen setelah perusahaan melaporkan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan, berkat peningkatan produksi dan pengiriman pesawat.
Di sisi lain, saham General Dynamics turun 3,3 persen meskipun perusahaan mencatatkan kenaikan laba sebesar 27 persen yang didorong oleh permintaan pertahanan yang kuat. Penurunan terjadi karena pesanan jet bisnis mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dari sisi indikator ekonomi, indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) “flash” versi S&P Global untuk bulan April mengindikasikan adanya perlambatan aktivitas bisnis. Di tengah ketidakpastian yang meningkat, perusahaan-perusahaan cenderung menaikkan harga barang dan jasa. Hal ini turut memberikan tekanan tersendiri pada ekspektasi inflasi dan kebijakan suku bunga ke depan.
Dalam jajak pendapat terbaru dari Reuters/Ipsos, hanya 37 persen responden menyatakan puas terhadap penanganan ekonomi oleh Presiden Trump. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tingkat kepuasan 42 persen yang tercatat setelah pelantikan awal, di mana saat itu Trump menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang agresif.
Secara teknikal, volume perdagangan di bursa Wall Street mencapai 17,40 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang berada di level 19,18 miliar saham. Rasio saham yang naik terhadap saham yang turun di NYSE berada di 3,28 banding 1, sementara di Nasdaq rasio tersebut tercatat 2,87 banding 1.
S&P 500 mencatat dua titik tertinggi dan dua titik terendah baru dalam 52 minggu terakhir, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 41 titik tertinggi dan 38 titik terendah baru.
Kinerja positif di pasar saham ini merefleksikan sensitivitas investor terhadap kombinasi perkembangan kebijakan dalam negeri dan isu eksternal seperti hubungan dagang internasional.
Pelaku pasar terus mencermati interaksi antara stabilitas kebijakan moneter, arah hubungan dagang global, dan laporan kinerja korporasi untuk menentukan arah investasi selanjutnya.
Analisis Performa Saham di Tiga Indeks Utama Wall Street
Perdagangan saham di Wall Street pada sesi terbaru menunjukkan dinamika signifikan dengan kinerja campuran di antara perusahaan-perusahaan besar yang tergabung dalam indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq.
Di tengah berbagai sentimen yang memengaruhi pasar global, mulai dari isu geopolitik hingga kebijakan ekonomi domestik, investor merespons laporan keuangan dan prospek bisnis masing-masing emiten secara selektif.
Pada indeks Dow Jones Industrial Average, saham Boeing mencatatkan pertumbuhan paling mencolok dengan kenaikan sebesar 6,02 persen. Peningkatan ini terjadi seiring dengan laporan perusahaan yang menunjukkan kinerja lebih baik dari ekspektasi, khususnya dalam hal produksi dan pengiriman pesawat.
Amazon.com turut mencatatkan kenaikan yang solid sebesar 4,28 persen, sementara Nvidia juga mengalami apresiasi harga saham sebesar 3,86 persen, di tengah tingginya minat terhadap teknologi kecerdasan buatan yang terus berkembang.
Sementara itu, tekanan terlihat pada saham Johnson & Johnson, Procter & Gamble, dan Verizon yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,50 persen, 1,28 persen, dan 1,18 persen.
Beralih ke indeks S&P 500, saham Amphenol mencatat kinerja terbaik dengan lonjakan 8,21 persen, disusul Super Micro Computer yang menguat 7,55 persen dan Palantir Technologies yang naik 7,23 persen. Ketiganya menunjukkan peningkatan signifikan sebagai respons pasar terhadap laporan kinerja dan prospek ekspansi bisnis mereka.
Sebaliknya, tekanan terbesar dialami oleh Enphase Energy yang turun 15,61 persen, Otis Worldwide yang melemah 6,76 persen, serta Baker Hughes yang turun 6,47 persen. Ketiga perusahaan tersebut mengalami koreksi yang tajam di tengah tantangan operasional dan penyesuaian ekspektasi pasar terhadap prospek sektor masing-masing.
Indeks Nasdaq, yang dikenal dengan dominasi saham-saham teknologi dan pertumbuhan tinggi, mencatat pergerakan ekstrem dalam performa saham. Jayud Global Logistics melonjak luar biasa sebesar 161,27 persen, menjadi saham dengan pertumbuhan tertinggi di seluruh indeks.
Ensysce Biosciences dan AGM A juga mencatat lonjakan masing-masing sebesar 96,25 persen dan 93,33 persen, menunjukkan antusiasme investor terhadap perusahaan-perusahaan dengan profil pertumbuhan agresif.
Namun, di sisi lain, sejumlah saham mengalami koreksi tajam. Ocean Biomedical mencatat penurunan terbesar dengan pelemahan sebesar 46,75 persen, diikuti Charles & Colvard yang melemah 35,24 persen dan eLong Power Holding yang turun 30,76 persen.
Kinerja pasar saham yang beragam ini mencerminkan respons pasar terhadap perkembangan perusahaan masing-masing dan persepsi investor terhadap risiko dan potensi pertumbuhan di berbagai sektor. Ketimpangan antara saham yang melesat dan yang merosot menandakan tingginya volatilitas dan perlunya kehati-hatian dalam membaca sentimen pasar saat ini.(*)