Logo
>

Wall Street Menguat Pasca Keputusan The Fed, Nasdaq Teratas

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Menguat Pasca Keputusan The Fed, Nasdaq Teratas
Plang nama jalan Wall Street yang juga menjadi tempat New York Stock Exchange (NYSE). (Foto: PxHere)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Amerika Serikat mengalami reli pada Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 20 Maret 2025, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4,25-4,50 persen sesuai ekspektasi pasar. 

    Keputusan the Fed menahan suku bunga acuan diambil di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump, yang masih menjadi faktor utama dalam perhitungan investor mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

    Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan 383,32 poin atau 0,92 persen ke level 41.964,63, sementara S&P 500 melonjak 1,08 persen ke 5.675,29. Nasdaq Composite, yang banyak berisi saham teknologi, melambung lebih tinggi dengan kenaikan 1,41 persen ke 17.750,79. 

    Penguatan ini terjadi setelah serangkaian tekanan jual dalam beberapa pekan terakhir akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi dan sentimen konsumen yang mulai melemah.

    The Fed mengindikasikan bahwa dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin masih berada dalam proyeksi hingga akhir tahun, sesuai dengan perkiraan yang telah dibuat tiga bulan sebelumnya. Meskipun demikian, perdebatan masih terjadi di antara para pembuat kebijakan mengenai langkah selanjutnya, terutama dalam menyikapi dampak kebijakan tarif AS terhadap ekonomi.

    Gubernur The Fed Jerome Powell, dalam pernyataannya menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan bagaimana tarif impor baru yang diterapkan AS akan berdampak pada inflasi. Ketidakpastian ini menjadi perhatian utama investor, yang terus mencermati bagaimana inflasi akan berkembang dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. 

    Menurut Matthias Scheiber Head of Multi-Asset Solutions Team Allspring Global Investments, pasar saat ini memperkirakan suku bunga The Fed dapat turun hingga 3,75 persen pada akhir 2025, tergantung pada dinamika inflasi dan pertumbuhan yang terjadi ke depan.

    Investor juga memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember, dengan probabilitas mencapai 62,2 persen untuk pemotongan minimal 25 basis poin pada pertemuan bulan Juni. Ekspektasi terhadap pelonggaran moneter ini menjadi pendorong utama bagi pasar saham yang telah mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.

    Sektor saham consumer discretionary menjadi yang paling menonjol dalam kenaikan ini, dengan lonjakan hampir 2.persen di S&P 500. Saham Boeing juga mencatat lonjakan signifikan sebesar 6,84 persen setelah pabrikan pesawat itu menyatakan bahwa dampak dari tarif baru yang diberlakukan pemerintah AS terhadap industrinya masih terbatas.

    Di sisi lain, General Mills, pemilik merek makanan ternama seperti Pillsbury, justru mengalami tekanan setelah menurunkan proyeksi penjualan tahunannya. Saham perusahaan itu turun 2,05 persen, menunjukkan bahwa beberapa sektor industri masih menghadapi tantangan dari ketidakpastian ekonomi global.

    Sementara itu, Uni Eropa mengumumkan rencana untuk memperketat kuota impor baja guna membatasi arus masuk produk murah hingga 15 persen mulai April mendatang. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tarif yang diterapkan AS, yang dikhawatirkan dapat memicu banjirnya baja murah ke pasar Eropa.

    Wall Street menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah berada dalam fase koreksi yang cukup dalam. Indeks S&P 500 sebelumnya sempat mengalami penurunan lebih dari 10 persen dari level tertingginya, sementara Nasdaq sudah lebih dulu memasuki fase koreksi sejak awal Maret. Namun, reli selama tiga dari empat sesi terakhir memberikan sinyal bahwa pasar mulai mencapai titik terendahnya dan bersiap untuk rebound jika data ekonomi mendukung.

    Volume perdagangan di bursa Wall Street tercatat mencapai 13,53 miliar saham, masih di bawah rata-rata 16,34 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir. S&P 500 mencatatkan tujuh rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq Composite mencatatkan 33 level tertinggi baru, meskipun masih ada 114 posisi terendah baru yang dicatatkan.

    Dengan masih banyaknya faktor ketidakpastian, termasuk perkembangan kebijakan moneter The Fed dan dampak kebijakan perdagangan Trump, investor akan terus mencermati pergerakan pasar dalam beberapa pekan ke depan. Sentimen akan sangat bergantung pada data inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS, yang akan menjadi penentu arah pergerakan suku bunga dan kebijakan ekonomi selanjutnya.

    IHSG Perlahan Menghijau 

    Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat ke level 6.311 atau naik 1,42 persen pada perdagangan Rabu, 19 Maret 2025. Mengutip RTI Business, pergerakan indeks menunjukkan tren positif sejak pembukaan perdagangan dengan level terendah di 6.147 dan level tertinggi di 6.332.

    Seiring menguatnya IHSG, sebanyak 352 saham terpantau menghijau, 209 saham melemah, dan 241 saham mengalami stagnan.  Volume perdagangan hari ini mencapai 18.380 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp14.176 triliun.

    PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang mencatat transaksi tertinggi hari ini dengan nilai Rp1,753,60 triliun.

    Di posisi kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp1,299,29 triliun, serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di angka Rp1,242,98 triliun.

    Dari sisi volume perdagangan, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi yang terbanyak diperdagangkan dengan volume 1,47 miliar lembar saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79