Logo
>

Wall Street Perpanjang Reli Rekor Tertinggi, Investor Pede Pemangkasan The Fed

Bursa global cetak rekor dua hari beruntun, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan meredanya tensi dagang AS-China.

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Perpanjang Reli Rekor Tertinggi, Investor Pede Pemangkasan The Fed
Ilustrasi: Jalan Wall Street (Foto: PxHere)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham global kembali mencatat sejarah pada Rabu waktu setempat, 13 Agustus 2025, memperpanjang reli ke rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut. 

    Kenaikan ini tak lepas dari sentimen positif di Wall Street, di tengah keyakinan investor bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan depan. 

    Indeks MSCI All Country World sempat menembus level 954,21 sebelum sedikit terkoreksi dan mengakhiri perdagangan dengan penguatan 0,60% di 952,83.

    Di Amerika Serikat, S&P 500 dan Nasdaq kembali mencetak rekor, sementara Dow Jones ditutup lebih tinggi. Dari 11 sektor di S&P 500, saham material, kesehatan, dan consumer discretionary memimpin penguatan, sedangkan sektor teknologi, consumer staples, dan komunikasi cenderung melemah.

    Dorongan utama datang dari data inflasi AS yang menunjukkan kenaikan lebih rendah dari perkiraan pada Juli. Angka ini memberi sinyal bahwa tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump belum berdampak signifikan pada harga konsumen. 

    Pasar pun menafsirkan data ini sebagai lampu hijau bagi The Fed untuk mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter. Ekspektasi pemangkasan suku bunga September melonjak tajam, dengan probabilitas mencapai hampir 94 persen dibanding sekitar 57 persen sebulan sebelumnya. 

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan menilai langkah pemangkasan setengah poin persentase bukan hal yang mustahil, menyusul revisi data ketenagakerjaan yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melemah dalam tiga bulan terakhir.

    Optimisme investor kian terbantu oleh keputusan Trump menunda penerapan tarif tinggi atas impor dari China selama 90 hari. Pasar obligasi merespons positif; imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun turun 5,2 basis poin ke 3,679 persen, sementara tenor 10 tahun merosot 5,5 basis poin ke 4,238 persen. 

    Di pasar valuta asing, dolar AS melemah terhadap yen dan franc Swiss, sementara euro menguat tipis. Indeks dolar tergelincir ke posisi terendah dalam dua minggu terakhir.

    Di pasar komoditas, harga minyak justru bergerak turun menjelang pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Minyak Brent ditutup melemah 0,74 persen di level USD 65,63 per barel, sedangkan WTI terkoreksi 0,82 persen menjadi USD 62,65 per barel. 

    Sebaliknya, harga emas menguat 0,34% menjadi USD 3.356,49 per ons, mencerminkan peningkatan minat investor terhadap aset lindung nilai.

    Gabungan faktor data inflasi yang jinak, prospek pelonggaran moneter, dan meredanya tensi dagang sementara, menjadi bahan bakar reli bursa dunia kali ini. 

    Meski demikian, pelaku pasar tetap waspada karena arah pergerakan selanjutnya akan sangat ditentukan oleh keputusan The Fed di September serta perkembangan politik dan ekonomi global yang terus bergerak cepat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79