KABARBURSA.COM - Wall Street berpesta pora usai Donald Trump berhasil kembali menduduki Gedung Putih. Saham Tesla, di mana sang pemilik Elon Musk, sebagai pendukung setia Trump, mengambil posisi teratas.
Pasar saham Amerika Serikat melonjak tajam pada perdagangan Kamis pagi WIB, 7 November 2024, setelah Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden 2024.
Kemenangan Trump, yang membawa kembali Partai Republik ke Gedung Putih, memicu euforia di pasar finansial. Saham-saham utama di Wall Street mencatat rekor tertinggi baru, di tengah ekspektasi bahwa kebijakan pro-bisnis Trump akan mendongkrak perekonomian AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik spektakuler, mencatatkan kenaikan 1.508,05 poin atau 3,57 persen dan menutup sesi perdagangan di level tertinggi sepanjang sejarah, yakni 43.729,93. Ini merupakan lompatan terbesar Dow dalam satu hari sejak November 2022.
Sementara itu, S&P 500, indeks yang mencerminkan kinerja 500 perusahaan terbesar di AS, juga mencatat rekor baru dengan kenaikan 2,53 persen menjadi 5.929,04.
Nasdaq Composite, indeks yang didominasi oleh perusahaan teknologi, melonjak 2,95 persen dan berakhir di angka 18.983,47, rekor tertingginya.
NBC News melaporkan, Trump berhasil mengalahkan Kamala Harris, wakil presiden petahana dari Partai Demokrat, setelah meraih lebih dari 291 suara Electoral College, termasuk di negara bagian kunci seperti Pennsylvania, Georgia, dan North Carolina.
Kemenangan ini disambut baik oleh investor yang berharap kebijakan Trump yang mendukung pemotongan pajak, deregulasi, serta perlindungan industri domestik, akan memperkuat ekonomi AS dan meningkatkan kinerja aset berisiko, termasuk saham.
Saham-saham yang dianggap akan diuntungkan oleh kebijakan Trump melonjak signifikan.
Tesla, yang CEO-nya adalah pendukung kuat Trump, mengalami kenaikan saham lebih dari 14 persen. Saham sektor perbankan juga bergerak positif, dengan JPMorgan Chase naik 11,5 persen dan Wells Fargo melonjak 13 persen.
Indeks Russell 2000, yang berfokus pada perusahaan kecil dengan orientasi domestik, melonjak 5,84 persen ke level tertinggi 52 minggunya.
Perusahaan-perusahaan kecil ini diperkirakan akan mendapat keuntungan besar dari kebijakan pemotongan pajak Trump yang akan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Kembalinya "Trump Rally"
Kepala Ekuitas Amerika di Janus Henderson Investors Marc Pinto, mengatakan bahwa kemenangan Trump dilihat sebagai sinyal positif bagi pasar.
“Trump dipandang mendukung tarif pajak perusahaan yang lebih rendah, deregulasi, dan kebijakan industri yang memprioritaskan pertumbuhan domestik. Semua ini berpotensi memberikan lebih banyak stimulus bagi ekonomi AS dan menguntungkan aset berisiko,” kata Pinto.
Ia menambahkan, bahwa pada pemilu 2016, S&P 500 melonjak hampir 5 persen setelah kemenangan Trump. Fenomena ini dikenal dengan sebutan "Trump Rally." Dan perkiraannya, hal tersebut kemungkinan akan terjadi lagi kali ini.
Bitcoin dan Dolar AS Menguat, Obligasi AS Naik
Tak hanya saham, Bitcoin juga menikmati kenaikan signifikan, mencatat rekor tertinggi baru dan melampaui angka USD76.000. Mata uang kripto ini diperkirakan akan diuntungkan dari regulasi yang lebih longgar di bawah kepemimpinan Trump.
Indeks dolar AS juga naik ke level tertinggi sejak Juli, seiring dengan ekspektasi bahwa kebijakan tarif yang diusulkan Trump terhadap mitra dagang utama AS, seperti China dan Meksiko, akan mendukung penguatan dolar.
Di sisi lain, yield obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun melonjak menjadi 4,43 persen di tengah spekulasi bahwa rencana pemotongan pajak dan pengeluaran besar Trump akan memicu pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat memperlebar defisit fiskal dan memicu inflasi.
Seperti biasa, pasar terus berspekulasi mengenai langkah-langkah kebijakan ekonomi yang akan ditempuh Trump, termasuk kemungkinan perubahan besar dalam kebijakan fiskal dan pajak.
Saham Trump Media & Technology Group, perusahaan media sosial yang terkait erat dengan mantan presiden tersebut, juga mengalami kenaikan 5,9 persen setelah perdagangan yang bergejolak.
Dalam pemilihan kongres, Partai Republik diproyeksikan akan memenangkan kembali Senat, sementara hasil untuk Dewan Perwakilan Rakyat masih belum jelas.
Jika Partai Republik mampu meraih kendali penuh di kedua majelis, potensi terjadinya perubahan kebijakan fiskal yang lebih drastis menjadi lebih besar.
Ketua Mobius Emerging Opportunities Fund Mark Mobius, mengatakan bahwa kemenangan Trump, ditambah dengan kemungkinan kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat, akan memberi dorongan signifikan bagi ekonomi AS.
“Jika Partai Republik menguasai Gedung Putih, DPR, dan Senat, ekonomi AS kemungkinan akan melonjak,” ujar Mobius.
Pasar saham merespons positif kemenangan Trump, dengan optimisme bahwa kebijakan-kebijakan pro-bisnis dan pro-industri akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
Namun, di tengah optimisme ini, investor juga harus waspada terhadap risiko jangka panjang, termasuk potensi defisit fiskal yang membengkak dan inflasi yang meningkat.
Hanya waktu yang akan membuktikan bagaimana pasar akan bereaksi dalam jangka panjang terhadap kebijakan-kebijakan Trump di periode keduanya.(*)