KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengusulkan Pupuk Indonesia dan Badan Urusan Logistik atau Bulog berada di bawah Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, hal ini diperlukan untuk mempermudah upaya mengakselerasi pembangunan di sektor pertanian.
Sudaryono menuturkan, usulan itu tidak mengubah organisasi perusahaan plat merah tersebut. Hanya saja, dia menilai Kementan perlu menjadi leading sector pangan dari hulu hingga ke hilir.
Pasalnya, Sudaryono menilai selama ini lembaga-lembaga di bidang pangan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Apalagi jika melihat dari jalur koordinasi, di mana Pupuk Indonesia berada di bawah Kementerian BUMN sementara petani diurusi oleh Kementan.
"Karena selama ini pupuknya yang ngurus Menteri BUMN, perdagangan pupuknya Menteri Perdagangan. Kemudian si petani yang ngurus pertanian. Begitu panen Bulog punya BUMN lagi. Kita tidak bisa perintah Bulog untuk menyerap hasil panen petani," kata Sudaryono dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 28 September 2024.
Sudaryono mengatakan usulan tersebut akan diajukan melalui Peraturan Presiden (Perpres) perihal pengelolaan pertanian yang akan dilakukan pada tahun depan. Melalui Perpres tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian nasional. Sementara di hilir, stabilitas harga dan pasokan pangan dapat terjaga dengan baik.
"Tahun depan kita coba mengajukan Peraturan Presiden di mana nanti Pupuk Indonesia, termasuk Bulog dan Kementerian Pertanian menjadi satu (perintah di bawah Kementan)," jelasnya.
Lebih jauh, Sudaryono berharap Pupuk Indonesia sebagai perusahaan negara tidak hanya mencari keuntungan saja. Tetapi juga bertanggungjawab dalam menggenjot produktivitas pertanian nasional. Mengingat alokasi kuota pupuk subsidi di tahun 2024 telah ditambah dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
"Tanggung jawab Pupuk Indonesia tidak hanya cari untung, tapi bagaimana juga tanggung jawab produktivitas pertanian kita naik," katanya.
Dorong Holding BUMN Pangan Jadi Pusat Benih
Kementan melalui perusahaan BUMN PT Sang Hyang Seri (SHS) sebelumnya berencana menjadikan Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebagai pusat perbenihan terbesar di Indonesia.
Dengan total lahan 3.156 hektar yang dikelola melalui kemitraan dengan petani, SHS memiliki 42 pabrik benih padi yang mampu memproduksi 136 ribu ton benih padi per tahun. Di samping menopang kebutuhan benih nasional hingga 300 ribu ton untuk 12 juta hektar sawah, SHS juga mengelola laboratorium gene bank dengan lebih dari 1.500 varietas dan galur padi.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menuturkan, pemilihan benih merupakan langkah strategis yang sangat menentukan keberhasilan budidaya pertanian. Menurutnya, benih dengan kualitas tinggi menjadi bagian penting dalam mewujudkan hasil panen optimal sebagai upaya swasembada pangan.
Sudaryono mengungkapkan salah satu program Kementerian Pertanian melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) ialah pengelolaan produksi benih atau bibit terstandar. Dia menyebut, peran BSIP ke depan akan memastikan benih yang digunakan dalam program pemerintah memenuhi standar kualitas yang tinggi dengan harapan maksimal hasil produksi.
“Sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk dengan BUMN Pangan, merupakan kunci untuk mencapai swasembada pangan nasional,” kata Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu, 22 September 2024.
Meski demikian, penetapan SHS sebagai pusat pembenihan perlu diiringi dengan perumusan kebijakan yang mendukung para petani dan tidak melulu mengejar keuntungan perusahaan semata.
“Holding BUMN Pangan juga harus memikirkan kebijakan perusahaan yang mensupport dan mendukung para petani kita serta tidak hanya sekadar mencari keuntungan atau profit perusahaan saja, bekerjalah demi merah putih, demi rakyat Indonesia,” ujarnya.
Apalagi, kata Sudaryono, presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan strategis, seperti beras dan jagung, dalam empat tahun masa pemerintahannya ke depan. Karenanya, Kementan mendorong BUMN Holding Pangan di bawah naungan ID Food bisa menjadi pusat pembenihan terbesar di Indonesia.
“Sebagai perusahaan milik negara, PT Sang Hyang Seri harus menghasilkan produk agroindustri yang bermutu serta memberikan manfaat optimal bagi stakeholder, khususnya para petani di Indonesia. Hal itu tentunya untuk mendukung program swasembada pangan nasional ke depan,” tegasnya.
Lebih jauh, Sudaryono berharap seluruh perusahaan BUMN pangan termasuk SHS terus berinovasi dan memberikan manfaat optimal bagi para petani Indonesia. Apalagi, kata dia, kualitas benih terikat pada visi peningkatan produksi pangan di masa mendatang.
“Sebab, kualitas benih dan penyerapan hasil produksi adalah dua aspek yang tidak terpisahkan untuk meningkatkan produktifitas petani Indonesia,” kata Sudaryono.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.