Logo
>

10 Tahun Era Jokowi, Kinerja IHSG Anjlok

Ditulis oleh KabarBursa.com
10 Tahun Era Jokowi, Kinerja IHSG Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sejak Joko Widodo (Jokowi) mulai menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014, pasar modal Indonesia telah mengalami berbagai perubahan yang signifikan.

    Selama periode kepemimpinannya, Jokowi menghadapi sejumlah tantangan baik dari aspek global maupun domestik yang memengaruhi kinerja pasar saham. Salah satu indikator utama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menunjukkan pertumbuhan sebesar 51,31 persen sejak Jokowi mengambil alih kursi kepresidenan. Meskipun angka ini terlihat positif, pertumbuhannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan era pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mencatat lonjakan luar biasa sebesar 489,29 persen.

    Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana menjelaskan bahwa pertumbuhan IHSG di bawah pemerintahan Jokowi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global, dampak pandemi COVID-19, dan perubahan kebijakan ekonomi yang lebih terfokus pada pembangunan infrastruktur jangka panjang.

    Sementara itu, selama era SBY, pertumbuhan IHSG didorong oleh booming komoditas, di mana sektor energi dan agribisnis mendominasi kinerja pasar saham. Namun, di bawah pemerintahan Jokowi, sektor-sektor ini tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.

    Menurut Hendra, sektor yang menunjukkan kinerja paling baik selama pemerintahan Jokowi adalah perbankan. Hal ini disebabkan oleh fokus pemerintah pada inklusi keuangan dan transformasi digital.

    Bank-bank besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif, didorong oleh stabilitas pertumbuhan ekonomi domestik meskipun terdapat tekanan dari kondisi global yang tidak menentu.

    "Di sisi lain, sektor properti dan infrastruktur terlihat stagnan. Investasi besar yang dilakukan pemerintah belum memberikan dampak langsung yang signifikan terhadap pasar modal," kata Hendra, Sabtu, 19 Oktober 2024.

    Begitu pula, emiten di sektor energi mengalami tekanan karena adanya transisi menuju energi terbarukan, yang berpotensi memengaruhi kinerja mereka.

    Sedangkan, sektor teknologi di Indonesia belum sepenuhnya berkembang, sehingga tidak memberikan kontribusi yang diharapkan bagi pasar modal.

    Abdul Azis Setyo Wibowo, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa kinerja bursa saham Indonesia masih tetap positif. Ia menyebutkan bahwa selama satu dekade terakhir, pasar saham juga terpengaruh oleh sentimen global, termasuk perang dagang, dampak pandemi COVID-19, serta konflik di Timur Tengah dan perang antara Rusia dengan Ukraina, yang semuanya menyebabkan lonjakan inflasi global.

    "Kekhawatiran global ini memberikan tekanan, namun kinerja IHSG yang mencatatkan pertumbuhan sekitar 50 persen menunjukkan bahwa indeks kita masih terjaga," ujar Azis.

    Azis juga menyoroti sektor energi yang tetap menjadi salah satu pilar utama dalam kinerja pasar modal, sedangkan sektor konsumsi merasakan dampak negatif dari perlambatan konsumsi masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bagi investor yang berharap adanya pertumbuhan yang lebih konsisten di sektor-sektor tersebut.

    Secara keseluruhan, dinamika pasar modal Indonesia selama masa kepemimpinan Jokowi mencerminkan kompleksitas yang dihadapi oleh perekonomian global dan domestik. Meskipun ada sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan yang positif, banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai potensi penuh pasar modal.

    Fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur dan inklusi keuangan dapat memberikan manfaat jangka panjang, tetapi dampak langsung terhadap pasar modal masih perlu dievaluasi lebih lanjut.

    Dengan situasi yang terus berkembang, investor perlu mencermati pergerakan di berbagai sektor dan memperhatikan faktor-faktor global yang dapat memengaruhi pasar.

    Ke depannya, upaya untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor-sektor lain, terutama teknologi dan properti, akan menjadi kunci dalam mendorong pasar modal Indonesia agar tetap kompetitif di tingkat global.

    Prospek IHSG Pasca Pelantikan Prabowo-Gibran

    Pada hari Minggu, 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Pelantikan ini diprediksi akan membawa dampak positif bagi pasar saham, khususnya IHSG.

    Analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, menyatakan bahwa pergerakan IHSG pasca pelantikan Prabowo dan Gibran sangat dinanti-nantikan oleh para investor.

    “Saat ini, IHSG menunjukkan tren yang positif. Peluang untuk mengalami apresiasi masih terbuka lebar, terutama terkait dengan dinamika yang akan terjadi setelah pelantikan ini,” kata Nafan Aji dalam siaran persnya yang dikutip, Minggu, 20 Oktober 2024.

    Nafan optimis bahwa kepemimpinan Prabowo-Gibran dapat mendorong sejumlah kebijakan yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

    Ia menyoroti pentingnya gebrakan politik dan ekonomi yang akan datang, serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

    “Kami berharap langkah-langkah konkret yang diambil dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” ucapnya.

    Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga BI rate pada Rapat Dewan Gubernur bulan September. Kebijakan ini sejalan dengan prediksi inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang menguat. Inflasi pada tahun 2024 diperkirakan tetap dalam kisaran target, yaitu 2,5 ± 1 persen.

    Cadangan devisa Indonesia juga dalam kondisi yang baik, mencapai USD149,9 miliar pada September 2024. Peningkatan ini didorong oleh penerimaan ekspor, pajak, jasa, serta pinjaman luar negeri pemerintah. Semua faktor ini menunjukkan potensi yang kuat bagi ekonomi Indonesia untuk berkembang di bawah kepemimpinan baru.

    Secara keseluruhan, pelantikan ini diharapkan menjadi titik awal bagi perubahan positif yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, serta memberikan keyakinan kepada investor untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi