KABARBURSA.COM - Sebanyak 1.446.089 Keluarga Risiko Stunting (KRS) di 7 provinsi di Indonesia mendapat bantuan pangan penanganan stunting pada tahun 2024.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menekan angka stunting dan mengurangi tingkat rawan pangan dan gizi di Indonesia. "Dengan dimulainya penyaluran bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tahun 2024, kita berharap akan membawa manfaat besar bagi semua pihak, khususnya masyarakat yang menjadi target penurunan stunting," kata Nyoto dalam keterangan resminya Jumat 15 Maret 2024.
Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengungkapkan bahwa penyaluran perdana dimulai di Jawa Barat kepada 1.435 KRS. Kota Bekasi, Kota Cimahi, dan Kota Depok menjadi wilayah pertama yang menerima bantuan. "Jawa Barat dipilih sebagai lokasi kick off karena memiliki jumlah penerima terbanyak dengan 403.285 KRS," tambah Frans.
Penyaluran akan dilanjutkan secara bertahap di 6 provinsi lainnya seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Frans menegaskan bahwa penyaluran dilakukan di 7 provinsi dengan total penerima mencapai 1.446.089 KRS. "Tahun ini, ID FOOD kembali melibatkan perusahaan member of ID FOOD sebagai penyedia produk telur dan daging ayam," ujarnya.
BLI, yang menjadi mitra pemerintah, memainkan peran penting dalam pendistribusian bantuan pangan. Dengan mengoptimalkan armada truknya, BLI berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting sesuai dengan Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. "Bantuan ini memiliki dua aspek penting dalam membangun ekosistem pangan nasional," ujar Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional.
Frans menambahkan bahwa program ini juga mendukung keberlanjutan peternak kecil mandiri. Lebih dari 100 mitra peternak lokal telah terlibat dalam menyediakan daging dan telur ayam berkualitas untuk program ini. "Dengan melibatkan peternak lokal, program ini tidak hanya memberikan manfaat gizi kepada penerima, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha lokal," pungkasnya.