Logo
>

2030 RI Targetkan dapat Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Ditulis oleh Hutama Prayoga
2030 RI Targetkan dapat Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia memiliki target ambisius untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dengan beralih ke energi hijau.

    Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Haris, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen kuat dalam upaya ini.

    Haris menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan lebih dari satu megaton emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, atau setara dengan 358 juta ton dari sektor energi.

    "Indonesia sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari satu megaton atau kalau di sektor energinya 358 juta ton yang harus diturunkan pada tahun 2030," ujarnya dalam seminar "Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2050" di Jakarta, Senin, 10 Juli 2024.

    Menurut Haris, saat ini Indonesia masih memproduksi emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar, dan pemerintah telah berkomitmen untuk beralih ke energi hijau untuk mengatasi masalah ini.

    "Dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, kita masih sangat tergantung pada energi fosil sekitar 87 persen, dan fosil kita yaitu batubara, minyak, dan gas jumlahnya juga tidak banyak," ungkaonya.

    Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk melanjutkan transisi energi secara bertahap dengan fokus pada pengembangan energi hijau.

    Instruksi ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada Upacara Peringatan Hari Pancasila di Lapangan Blok Rokan, Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.

    “Transisi energi harus dilanjutkan secara bertahap. Kita harus mempercepat transisi energi menuju energi hijau. Pertamina dan PLN harus terus mengembangkan energi hijau yang meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, mensejahterakan masyarakat, dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,” kats Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan oleh YouTube Sekretariat Presiden.

    Jokowi yakin bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi hijau karena kaya akan sumber daya alam yang menjanjikan. Menurutnya, sumber daya alam Indonesia memiliki daya saing tinggi dalam industri hijau.

    "Kita punya hampir semua jenis energi hijau mulai dari energi panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, hingga energi ombak. Selain itu, kita juga punya hasil kebun yang bisa diolah menjadi biodiesel, bioetanol, dan bioavtur," jelasnya.

    Jokowi menegaskan bahwa pengembangan energi hijau harus memberikan dampak positif bagi negara dan kesejahteraan rakyat. Ia percaya bahwa kekuatan energi hijau ini akan menarik industri hijau, mengundang pembiayaan ekonomi hijau, dan menghasilkan pangan hijau (green food).

    “Kekuatan energi hijau ini akan membuka peluang-peluang bagi green jobs yang menyejahterakan dan berkelanjutan," tambah Jokowi.

    Instruksi ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk memajukan transisi energi dan mendukung pengembangan industri hijau yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

    PT PLN (Persero) telah mengambil langkah signifikan dalam mendukung penggunaan energi bersih dengan menyuplai kebutuhan energi untuk pabrik pemurnian (smelter) milik sejumlah perusahaan di Sulawesi Tenggara.

    General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin, menyatakan kebanggaannya bahwa PLN dipercaya untuk menyediakan layanan kelistrikan yang andal, tepat waktu, dan berbasis energi bersih.

    Salah satu kolaborasi utama adalah dengan PT Ceria Metalindo Prima, di mana PLN akan menyuplai kebutuhan energi hijau sebesar 7.384 GWh melalui Renewable Energy Certificate (REC) hingga tahun 2030.

    Ini menunjukkan komitmen PLN dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara dan upaya hilirisasi mineral.

    Direktur PT Ceria Metalindo Prima, Derian Sakmiwata, memberikan apresiasi kepada PLN atas dukungannya terhadap pelaku usaha smelter dengan pasokan listrik yang andal serta layanan REC, yang membantu perusahaan dalam memproduksi produk hijau sebagai bagian dari komitmen terhadap program pemerintah.

    Direktur Utama PT Stargate Mineral Asia, Muliady Sutio, juga menyampaikan terima kasih atas komitmen dan layanan PLN, yang selalu hadir sebagai solusi di berbagai lokasi usaha mereka. Muliady berharap kerjasama ini dapat semakin menumbuhkan perekonomian yang nyata bagi Indonesia. (yog/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.