Logo
>

BEI Kantongi Sembilan Calon IPO hingga Akhir 2025

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan pipeline menjadi gambaran minat perusahaan dalam memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
BEI Kantongi Sembilan Calon IPO hingga Akhir 2025
Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Foto: dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengantongi deretan calon emiten dan penerbit efek hingga menjelang tutup tahun 2025. Data BEI menunjukkan pipeline pasar modal tetap terjaga, mulai dari pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO), penerbitan obligasi dan sukuk, hingga aksi korporasi berupa rights issue.

    Pipeline di pasar modal merupakan daftar perusahaan atau penerbit yang tengah berada dalam proses menuju aksi korporasi di BEI. Perusahaan dalam pipeline belum resmi mencatatkan saham atau menerbitkan efek, namun telah atau sedang menjalani tahapan penilaian, pemenuhan regulasi, serta proses administrasi sesuai ketentuan otoritas pasar modal.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan pipeline menjadi gambaran minat perusahaan dalam memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.

    "Dari sisi pipeline saham, hingga 24 Desember 2025 tercatat sebanyak 26 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp18,11 triliun," ujar Nyoman dalam pernyataan tertulis dikutip Kamis, 25 Desember 2025. Selain itu, masih terdapat sembilan perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham.

    Mengacu pada klasifikasi aset berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan dalam pipeline saham tersebut terdiri dari dua perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar, satu perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, serta enam perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar.

    Dari sisi sektoral, pipeline saham didominasi oleh sektor financials dengan porsi sekitar 33,3 persen. Sektor industrials menyusul dengan porsi 22,2 persen. Sementara sektor basic materials, energy, technology, serta transportation and logistic masing-masing memiliki porsi sekitar 11,1 persen.

    Hingga periode tersebut, belum terdapat perusahaan dari sektor consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, healthcare, infrastructures, serta properties and real estate dalam pipeline saham.

    Pada sisi obligasi dan sukuk atau Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), BEI mencatat hingga 24 Desember 2025 telah diterbitkan 181 emisi dari 78 penerbit dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp215,6 triliun. Di luar itu, masih terdapat 20 emisi dari 13 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline.

    Pipeline obligasi menunjukkan dominasi sektor energy dengan porsi sekitar 28,6 persen. Sektor financials dan infrastructures masing-masing menyumbang sekitar 19,0 persen. Sektor industrials dan basic materials masing-masing berada di kisaran 14,3 persen dan 9,5 persen.

    Sementara sektor consumer non-cyclicals dan properties and real estate masing-masing mencatat porsi sekitar 4,8 persen. Hingga akhir Desember 2025, belum terdapat penerbit dari sektor technology maupun transportation and logistic dalam pipeline obligasi.

    Sementara itu, dari sisi aksi korporasi rights issue, BEI mencatat hingga 24 Desember 2025 terdapat 14 perusahaan tercatat yang telah merealisasikan rights issue dengan total nilai mencapai Rp34,47 triliun. Di luar itu, masih terdapat 1 perusahaan yang berada dalam pipeline rights issue.

    Perusahaan dalam pipeline rights issue tersebut berasal dari sektor properties and real estate, dengan porsi mencapai 100 persen. Hingga akhir 2025, belum terdapat pipeline rights issue dari sektor lain seperti basic materials, energy, financials, industrials, maupun technology.

    Nyoman menilai pipeline yang masih tersedia menunjukkan pasar modal tetap menjadi alternatif pendanaan jangka panjang bagi dunia usaha.Pipeline ini menunjukkan pasar modal tetap dimanfaatkan emiten untuk ekspansi dan penguatan struktur permodalan.

    Melalui masih adanya pipeline IPO, obligasi, dan rights issue, BEI melihat ruang pertumbuhan aktivitas pasar modal masih terbuka, seiring kebutuhan pendanaan korporasi dan minat investor terhadap berbagai instrumen investasi.(*)
     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".